Sambil Gemetaran, Bang Yos Mutilasi Korban Pakai Pisau Tukang Sate Tetangganya
Merdeka.com - Aparat Polres Sukoharjo, Jawa Tengah berhasil menangkap pelaku mutilasi dengan korban Rohmadi (51) alias Madun Bin Ratiman, warga Keprabon Wetan RT 002 RW 003, Kelurahan Keprabon, Banjarsari Solo. Pelaku bernama Suyono alias Bang Yos Bin Sunarto, warga Laweyan Solo.
Kapolda Jawa Tengah Kombes Ahmad Luthfi sempat wawancara tersangka seusai konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, Selasa (30/5). Tersangka mengaku meminjan pisau atau golok kepada tukang sate untuk membunuh dan memotong motong tubuh korban.
"Saya pinjam pisau ke tukang sate tetangga saya untuk memotong tubuh korban," ujar Suyono.
-
Siapa pelaku pembunuhan mutilasi di Sleman? Pelaku adalah W, warga Magelang, dan RD, warga Jakarta. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan korban sudah saling mengenal. Hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku.
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
-
Siapa korban mutilasi? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Siapa yang melakukan mutilasi? Tarsum (50) suami yang bunuh dan mutilasi istrinya, Yanti (41) sempat bergelagat aneh sebelum peristiwa berdarah itu.
-
Siapa yang menusuk korban? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Berikut wawancara lengkap Kapolda Jateng Ahmad Luthfi dengan Bang Yos:
Kapolda: Kok kamu potong-potong itu untuk apa?
Tersangka: Saya nggak punya pemikiran memotong, waktu itu setelah saya bunuh saya pukul di bagian belakang kepala sampai 3 kali, dia sudah meninggal. Dan saya waktu keluar sulit.
Kapolda: Karena sulit terus kamu potong-potong? Perasaanmu gimana saat motong?
Tersangka: Perasaan saya takut dan gemetar saat motong.
Kapolda: Mbok ekek-ekek ngono (kamu cincang gitu)?
Tersangka: Iya saya takut saat itu.
Kapolda: Takutnya gimana?
Tersangka: Ya gemetar saya terus melakukan kayak gini
Kapolda: Kok terus kamu potong ?
Tersangka: Ya saya takut ketahuan
Kapolda: Biar enggak ketahuan?
Tersangka: Iya, terus saya potong-potong
Kapolda: Terus kamu buang? Buang di satu tempat atau berapa tempat?
Tersangka: Ada 3 tempat
Kapolda: Biar apa?
Tersangka: Menghilangkan jejak
Kapolda: Tapi kamu berani motong itu?
Tersangka: Sebenarnya saya tidak berani, saya sebenarnya, cuma ingin membunuh tok. Tidak ingin memotong.
Karena saya nggak bisa membawa mayat itu ke kantongnya cuma 1 meter lebarnya warna hitam. Nggak mungkin kantong 1 meter membawa mayat itu.
Terus saya waktu habis kejadian jam 1.10 menit saya pukul dia dan meninggal. Saya diamkan selama 1 jam saya bingung waktu itu. Saya gelisah jalan ke sana ke sini di dalam rumah itu.
Kapolda: Ada yang menyaksikan waktu itu?
Tersangka: Tidak ada, cuma saya sendiri.
Kapolda: Waktu kamu motong berapa jam bisa motong banyak?
Tersangka: Waktu itu saya kekuar cari plastik kantong lagi. Setelah saya dapat dari tong sampah saya ambil, sampahnya saya buang terus saya bawa pulang. Itu saya masih berpikir lagi gimana cara membawa ini.
Terus saya punya pikiran tetangga saya ada penjual sate kambing dan saya meminjam pisau itu sepanjang 30 cm. Tak buat motong itu.
Kapolda: Jadi kamu motong itu buat jejaknya ilang?
Tersangka: Enggak, supaya saya bisa membawa.
Kapolda: Terus kok kamu buang di beberapa tempat biar apa? Kan endase bedo (kepalanya beda), tangane bedo?
Tersangka: Ya biar ndak ketahuan gitu.
Kapolda : Kowe kapok ora (Kamu kapok enggak)?
Tersangka: Saya kapok dan menyesal seumur hidup. Saya menyesal dan minta maaf kepada bapak bapak kepada Kapolri dan sebagainya. Saya tidak bisa menyebut satu persatu, saya minta maaf sebesar besarnya. Dan saya minta maaf dengan keluarga korban yang telah saya bunuh. Saya menyesal sekali.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkap kronologi terungkapnya kasus pembunuhan dan mutilasi di Garut, Minggu (30/1). Aksi pelaku E (22) ternyata disaksikan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaPolisi memutilasi korban ke dalam beberapa bagian.
Baca SelengkapnyaSaat itu korban yang sedang sarapan pagi di rumah kontrakan bersama Sumarni (34) didatangi pelaku.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini baru terjadi Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 07.30 WIB di Dusun Sindangjaya, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis.
Baca SelengkapnyaKepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Ari Rinaldo mengatakan, aksi E dilakukan terhadap korban di sebuah rumah kosong.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menunggu hasil tes DNA korban untuk memastikan jika korban adalah Redho.
Baca SelengkapnyaKarnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaWarga Dusun Kelor, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Sleman, dikejutkan dengan penemuan potongan tubuh manusia pada Rabu malam (12/7).
Baca SelengkapnyaDari hasil interogasi, pelaku melakukan penusukan sebanyak dua kali di bagian bahu kanan dan perut bagian bawah kanan.
Baca SelengkapnyaAksi mutilasi seorang suami terhadap istrinya menggegerkan Dusun Sindangjaya, Ciamis. Pelaku bahkan sempat menawarkan potongan tubuh korban ke tetangganya.
Baca SelengkapnyaRedho dibunuh di kamar kos milik pelaku berinisial W yang ada di Triharjo, Kabupaten Sleman. Motifnya masih terus didalami.
Baca SelengkapnyaTarsum kini dirujuk ke RS Jiwa Cisarua, Bandung setelah sebelumnya dirawat di RSUD Ciamis.
Baca Selengkapnya