Santriwati di Serang Digerayangi saat Tidur, Polisi Kesulitan Ungkap Pelaku
Merdeka.com - Polisi yang menyelidiki kasus pelecehan seksual yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Mubarok, Kota Serang, Banten, terpaksa harus bekerja lebih keras. Pasalnya CCTV yang berada di lokasi kejadian ternyata tidak berhasil merekam aksi pelaku.
Kondisi yang gelap saat itu menyebabkan CCTV tidak berhasil menunjukkan wajah pria misterius yang menggerayangi santriwati di Ponpes tersebut. Karenanya polisi terpaksa mencari bukti lain dan menggali keterangan dari berbagai narasumber.
"Kondisinya gelap. Karena dari saksi yang sudah diperiksa malam itu gelap yah, dan korban juga tidak melihat pelaku," kata Kapolres Serang Kota AKBP Firman Affandi, Jumat (12/04).
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Di mana kasus pencabulan pengasuh Ponpes terjadi? Kasus pencabulan kembali terjadi di lingkungan pondok pesantren. Kali ini seorang pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar diduga mencabuli enam orang santriwati.
-
Kenapa pondok pesantren selalu menutupi kasus kekerasan? Menurut Adi Maulana, Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin merupakan yang terbaik di Provinsi Jambi, apalagi Kabupaten Tebo, baik dari sisi pendidikan, pengembangan multimedia, dan lainnya. 'Kalau untuk segi pembelajaran nilainya plus kemudian santri di pondok Raudhatul Mujawwidin itu paling banyak santri se-Jambi. Pada waktu saya masuk pondok santri hanya 800, sekarang sudah lebih dari dua ribu santri,' ujarnya. Namun, pondok pesantren ini juga ada minusnya. Adi Maulana menceritakan, salah satu kejelekannya adalah selalu menutupi masalah kecil ataupun masalah besar. Sepengetahuan dia, kasus santri meninggal baru pertama kali ini terjadi. Namun tindak kekerasan, seperti bullying sudah lama berlangsung. 'Zaman saya juga sudah ada, tapi tidak sampai meninggal seperti ini,' paparnya.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Dimana polisi melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan. Sementara dua temannya diminta menunggu di luar.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
Meski begitu, polisi yakin kasus ini akan diungkap sesegera mungkin. Polisi juga memastikan akan menindak tegas pria misterius yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap santriwati Ponpes Al-Mubarok.
"Siapa pun pelakunya akan kita periksa, motifnya apa dan mungkin orang situ juga. Kita tidak bisa berandai-andai," dia menerangkan.
Hingga kini, Polres Serang Kota masih terus memeriksa sejumlah saksi yang mungkin mengetahui terduga pelaku pelecehan seksual tersebut. Meski kenyataannya hingga kini, polisi masih kewalahan karena minimnya petunjuk.
"Dari (Ponpes) Al-Mubarok mendukung penyelidikan dari Polres. Kita (terus) mencari saksi dan barang bukti lain," jelasnya.
Sebelumnya, seorang santriwati Pondok Pesantren Al-Mubarok berusia 15 tahun mengalami pelecehan seksual, Kamis (4/4). Kemaluannya dipegang orang tak dikenal, tangan pelaku masuk melalui jendela.
Malam itu korban seperti biasa usai mengaji segera istirahat di kamarnya. Lantaran slot kunci jendela rusak, dia tak menguncinya.
Saat tertidur pulas, dia merasa kemaluannya dipegang-pegang. Terkaget, dia berteriak dan meminta tolong santriwati sekamarnya. Namun dia tak sempat memperhatikan wajah orang yang melecehkannya itu.
"Anak saya langsung membangunkan temannya, dan bilang kalau ada seseorang yang memasukkan tangannya dari jendela," kata G, orang tua korban kepada Liputan6.com.
Korban telah melakukan visum di RSUD Serang, dan orang tua juga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Serang Kota.
Pihak pesantren yang beralamat lengkap di Jalan KH Abdul Latif, Nomor 7 Cimuncang, Sumur Pecung, Kota Serang, Banten, itu mengaku terbuka dan siap membantu proses hukum dugaan pelecehan seksual terhadap santriwatinya.
"Kami mendukung (langkah hukum) pihak wali santri, supaya tidak terjadi salah paham," kata KH Mahmudi, pimpinan Ponpes Al-Mubarok.
Ponpes pun menyiapkan kuasa hukum untuk mendampingi wali santri. Selain itu, pihak Ponpes telah mengumpulkan pengajar, penjaga dan pegawainya untuk dimintai keterangan soal isu pelecehan seksual ini.
"Kami sudah kumpulkan dan kami minta keterangan dari pihak kami. Sampai saat ini belum menemui titik terang," katanya.
Saat dikonfirmasi, polisi setempat mengaku telah menerima laporan dugaan pelecehan seksual itu. "Benar kami sudah terima laporan tersebut, dan saat ini telah ditangani oleh penyidik," kata AKP Ivan Adhitira, Kasatreskrim Polres Serang Kota.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nazal mengatakan, para pelapor dalam kasus itu merupakan keluarga dari para korban.
Baca SelengkapnyaPelecehan seksual itu diduga terjadi di Masjid Desa Gunungsari, Kecamatan Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur pada Selasa (20/8) lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi mengaku masih terus berupaya mengidentifikasi dan mencari predator seksual yang mengincar anak-anak dibawah umur
Baca SelengkapnyaPolisi menghentikan penyelidikan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan mahasiswi kampus ternama yang sedang menjalani program PKL di salah satu hotel.
Baca SelengkapnyaAtas laporan massa tersebut, sebanyk 20 personel dikerahkan polisi. Yakni, untuk mengamankan massa yang 'mengepung' pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaViral aksi bejat seorang wanita melakukan pelecehan seksual terhadap seorang balita.
Baca SelengkapnyaKeduanya tak sangka ada orang datang karena sebelumnya musala sepi dan kondisi sedang hujan.
Baca SelengkapnyaPerkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca SelengkapnyaVideo yang merekam kejadian tak senonoh itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDiduga, para santriwati itu dicabuli oleh oknum guru ngaji di salah satu pesantren.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaDokter Kepolisian (Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pun telah melakukan autopsi terhadap jasad RF.
Baca Selengkapnya