Sawah kebanjiran, petani Banyumas & Cilacap terancam gagal panen
Merdeka.com - Peristiwa banjir yang terjadi pada Jumat (18/11) di wilayah Banyumas dan Cilacap Jawa Tengah menyebabkan sekitar seribu hektar tanaman padi terancam rusak. Bahkan, ratusan hektare di antaranya dipastikan alami puso atau gagal panen.
Kepala Desa Gebangsari Kecamatan Tambak, Rohmat mengemukakan dari data yang dimilikinya dipastikan sekitar 150 hektare lahan padi di desanya terendam banjir.
"Ya kalau seperti ini dipastikan merusak tanaman padi. Padahal, tanaman padinya baru berusia dua minggu," katanya, Senin (21/11).
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Di mana tanaman padi di Banyumas yang terancam kekeringan? “Kami optimistis sebagian besar tanaman padi di Banyumas dapat diselamatkan. Meskipun saat ini msih ada yang panen, bahkan ada pula yang baru tanam khususnya di sekitar kaki Gunung Slamet karena memang di sana air selalu tersedia,“ ujar Jaka dikutip dari ANTARA pada Minggu (13/8).
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Apa kerugian banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Sementara itu, petani di Desa Plangkapan Kecamatan Tambak, Kamran (54) mengatakan banjir menggenangi hampir di seluruh luasan sawah yang ada di desanya. Ketinggian air yang mencapai sekitar satu meter membuatnya tidak bisa mengolah lahan yang ditanami padi.
"Sawahnya seperti danau," keluhnya.
Dia mengemukakan, saat ini banjir merendam tanaman padi yang berusia antara 15 hari hingga 95 hari. Ketinggian air di sawah pun bervariasi mulai satu meter hingga dua meter dan menyebabkan tanaman padi tenggelam.
"Kalau sudah seperti ini, tanamannya pasti busuk dan harus ditanam ulang. Kalau nunggu tanam ulang bisa sampai 15 hari sampai surut," jelasnya.
Dari perhitungannya, diperkirakan kerugian akibat tanaman padi yang rusak karena banjir bisa mencapai Rp 2 juta untuk usia 15-20 hari, sedangkan untuk tanaman padi yang berusia sekitar 95 hari bisa mencapai Rp 4 juta per hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dinhutbun) Banyumas Tjutjun Sunarti Rochidie mengatakan, akibat banjir yang terjadi pada Jumat lalu sekitar 305 hektare lahan sawah di lima desa yang berada di Kecamatan Tambak terendam banjir. Diperkirakan, luasan lahan tersebut masih data sementara karena belum semua pemilik lahan sawah melaporkan ke pihaknya.
"Ada dua kecamatan yang lahannya tergenang banjir, Tambak dan Sumpiuh. Luas lahan yang tergenang di Tambak mencapai 306 hektere. Jika sampai tiga hari banjir masih menggenang, dipastikan tanaman padi akan membusuk atau puso, karena genangannya tinggi," jelasnya.
Sementara itu, lahan sawah di wilayah Kecamatan Kroya Cilacap Jawa Tengah juga terendam banjir. Luasan lahan yang terendam banjir mencapai 625 hektare. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap wilayah Kroya, Edy Purwanto, lahan yang terendam berada di beberapa desa.
"Desa tersebut meliputi Desa Mujur seluas 80 hektare, Desa Kedawung 20 hektare dan Desa Sikampuh 325 hektare," katanya.
Disampaikan Edy, lahan sawah yang terendam banjir berada di wilayah cekungan. Meski begitu, tidak semua lahan sawah yang tergenang banjir di wilayahnya ada tanaman padi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaFenomena El Nino mulai membawa kekeringan di Kabupaten Bekasi. Sebanyak 3.618,5 hektare tanaman padi di wilayah itu terancam gagal tanam.
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan sehingga mengakibatkan jalan nasional jalur Demak-Semarang lumpuh total.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaFenomena El Nino membuat musim kemarau di Indonesia berlangsung lebih panjang dari biasanya.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaMengeringnya areal persawahan ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang memicu musim kemarau panjang dan terlambatnya awal musim hujan.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca Selengkapnya