Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Imlek, tradisi agama atau budaya?

Sejarah Imlek, tradisi agama atau budaya? Perayaan Imlek 2566. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Sebagian kalangan umat Islam dan Kristen melarang untuk mengikuti perayaan Imlek. Namun juga tak sedikit umat Islam dan Kristen keturunan Tionghoa tetap merayakan pergantian tahun China ini. Apakah Imlek itu memang ada kaitannya dengan ritual keagamaan tertentu, atau hanya kebudayaan dari bangsa China?

Jika membaca sejarah, perayaan Imlek memang tidak lepas dari peran para tokoh agama dari China. Setidaknya ada empat tokoh yang berperan penting dalam penggunaan kalender Imlek, yaitu Huang Di, Xia Yu (pendiri Dinasti Xia), Kong Zi dan Han Wu Di. Ketiga tokoh pertama merupakan nabi-nabi agama Konghucu. Sedangkan Han Wu Di adalah kaisar pertama yang menetapkan Konghucu sebagai agama Negara.

Jadi jelas bahwa kalender Imlek memang memiliki kaitan yang erat dengan Ru Jiao atau agama Konghucu.

Pengamat budaya Tionghoa Budiyono Tetrayoga menjelaskan bahwa pada masa silam tiap dinastiTiongkok memiliki kalender berbeda-beda. Penanggalan kerap dihitung ulang dari tahun 1 tiap kali sebuah dinasti berganti. Sewaktu dinasti Xia, dinasti yang pertama kali berdiri, masyarakatnya menggunakan kalender Xiali yang menggabungkan system lunar dan solar sekaligus.

Kemudian pada dinasti Zhou, Khong Hu Cu pernah mengusulkan agar kembali menggunakan kalender Xiali. Dengan begitu tidak perlu lagi membuat kalender penanggalan baru.

Sayangnya usulan Khong Hu Cu ditolak oleh pihak kerajaan. Namun lama setelah Kong Hu Cu meninggal usulan tersebut dijalankan. Tepatnya pada masa dinasti Han, raja yang berkuasa saat itu memutuskan agar tidak menghitung ulang tahun yang sudah berjalan.

Maka penanggalan lunar pun digunakan, dihitung sejak tahun kelahiran Khon Hu Cu, yaitu 551 sebelum masehi. Karena itulah, kalender lunar atau Imlek ini berpatokan pada hari kelahiran Khong Hu Cu. Jika perayaan Imlek pada tahun 2015, maka ditambah dengan 551, menjadi tahun baru Imlek ke 2566.

Banyak orang Budha dan Konghucu berdatangan ke wihara dan klenteng pada saat hari raya Imlek. Mereka mendatangi tempat peribadatan untuk sembahyang dan berdoa kepada dewa dan para leluhur mereka. Hal ini makin menguatkan persepsi kalau Imlek adalah termasuk perayaan ritual agama Konghucu atau Budha. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lunar New Year adalah Perayaan dalam Kalender Lunar, Bukan Cuma Dirayakan Orang Tiongkok
Lunar New Year adalah Perayaan dalam Kalender Lunar, Bukan Cuma Dirayakan Orang Tiongkok

Tahun Baru Imlek sering disebut sebagai Tahun Baru Tionghoa, sementara Lunar New Year memiliki banyak varian lainnya.

Baca Selengkapnya
Imlek adalah Hari Raya Orang Tionghoa, Ketahui Makna dan Tujuannya
Imlek adalah Hari Raya Orang Tionghoa, Ketahui Makna dan Tujuannya

Tahun Baru Imlek adalah perayaan tahun baru tradisional yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Mengapa Kalender Masehi, Hijriyah, Jawa, dan China Memiliki Tahun dan Sistem Perhitungan Tanggal yang Berbeda
Mengapa Kalender Masehi, Hijriyah, Jawa, dan China Memiliki Tahun dan Sistem Perhitungan Tanggal yang Berbeda

Beberapa kalender memiliki cara perhitungan hari dan penanggalan yang berbeda dan perlu kita ketahui.

Baca Selengkapnya
Masih Berkaitan dengan Imlek, Apa Sebenarnya Makna Perayaan Cap Go Meh?
Masih Berkaitan dengan Imlek, Apa Sebenarnya Makna Perayaan Cap Go Meh?

Secara harfiah, Cap Go Meh artinya Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam.

Baca Selengkapnya
Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia, dari Pelarangan hingga Penetapan Hari Libur Nasional
Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia, dari Pelarangan hingga Penetapan Hari Libur Nasional

Perayaan Hari Raya Imlek bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia akan segera tiba, berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya
Jelang Imlek, Makna dan Keunikan Kuliner Akulturasi Tionghoa-Indonesia
Jelang Imlek, Makna dan Keunikan Kuliner Akulturasi Tionghoa-Indonesia

Kuliner Imlek, baik yang hasil akulturasi maupun yang autentik, selalu membawa makna simbolis dan filosofis, seperti kue keranjang, kue lapis legit dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Parhalaan, Sistem Penanggalan Milik Suku Batak yang Jarang Diketahui
Parhalaan, Sistem Penanggalan Milik Suku Batak yang Jarang Diketahui

Suku Batak tidak hanya memilik kalender kuno yang digunakan oleh leluhur.

Baca Selengkapnya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya

Tradisi Unan-unan dirayakan oleh semua orang Tengger baik yang beragama Hindu, Islam, hingga Kristen.

Baca Selengkapnya
Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas
Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Perbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Keuneunong, Sistem Penanggalan Kuno Suku Kluet Aceh saat Musim Tanam
Mengenal Keuneunong, Sistem Penanggalan Kuno Suku Kluet Aceh saat Musim Tanam

Keuneunong ini diadaptasi dari zaman Sultan Iskandar Muda di mana saat itu Kerajaan Aceh memiliki sistem penanggalan sendiri yang berbeda dengan kalender Masehi

Baca Selengkapnya
Mengulik Seollal, Tradisi Imlek Khas Korea Selatan
Mengulik Seollal, Tradisi Imlek Khas Korea Selatan

Perayaan Imlek di Korea Selatan, yang dikenal sebagai Seollal, merupakan momen penting yang dirayakan dengan meriah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Islam Aboge, Gabungkan Ajaran Islam dan Budaya Jawa untuk Tentukan Hari-hari Penting
Mengenal Islam Aboge, Gabungkan Ajaran Islam dan Budaya Jawa untuk Tentukan Hari-hari Penting

Islam Aboge merupakan wajah islam lokal yang memiliki beragam keunikan

Baca Selengkapnya