Serda Herdi Diduga Meninggal Tak Wajar, Keluarga Tulis Surat Terbuka ke Jokowi
Merdeka.com - Prajurit Yonarhanud 16/Makassar Serda M Herdi Fitriansyah (20) diduga meninggal tak wajar akibat penganiayaan. Keluarga menyampaikan surat terbuka meminta TNI transparan mengusut kematian prajurit dari Kutai Kartanegara itu.
Kakek dari Serda Herdi, M Sahran membacakan surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hingga Ketua DPR RI Puan Maharani.
Menurut Sahrani, sejak 14 April 2023, keluarga tidak mendapatkan kejelasan terkait penyebab kematian Serda Herdi di Yonarhanud 16/Makassar.
-
Siapa yang meninggal saat kunjungan Jokowi? Gara-gara ingin melihat kepala negara dari dekat, Kamaluddin (53) terjatuh dan meninggal dunia.
-
Kenapa anggota TNI AD ditemukan tewas? Saat ditemukan pada tubuh korban terdapat luka di bagian lengan kanan dan kepala bagian belakang.
-
Kapan anggota TNI AD ditemukan tewas? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Di mana anggota TNI AD ditemukan tewas? Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Siapa yang memimpin sertijab Kombes Hengki Haryadi? Keempat pamen itu melaksanakan serah terima jabatan yang dipimpin oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto yang berlangsung di Lapangan Presisi Polda Metro, Jumat (29/12).
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
"Ketika jenazah meninggal disebut karena bunuh diri, gantung diri pada 14 April 2023, kemudian tiba di Kalimantan Timur pada 15 April 2023, ada banyak kejadian dirasakan keluarga sangat janggal," kata Sahrani dalam konferensi pers di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Senin (1/5) sore.
Ketika penjemputan jenazah pada Sabtu (15/4), oknum kesatuan Yonarhanud, meminta ambulans kepada keluarga yang tinggal di Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan.
"Setahu kami, menurut kami, ketika ada anggota TNI meninggal dunua, ada pengawalan dari TNI dan disediakan ambulans dari kesatuan TNI," ujar Sahrani.
"Namun kami keluarkan jenazah dari petinya, banyak luka lebam, kami rasakan dugaan penganiayaan. Sampai detik ini, tidak ada selembar surat pun terkait fakta sebab meninggalnya almarhum Serda Herdi. Perkembangan terkait hasil autopsi, kami pihak keluarga juga tidak mendapat informasi," tambah Sahrani.
Masih dalam surat itu, menurutnya, sampai detik ini juga, keluarga belum menerima barang-barang dan alat pribadi milik almarhum Serda Herdi.
"Sampai detik ini kami kebingungan dan tidak tahu mengadu ke mana terkait perkembangan informasi penanganan almarhum. Kami tidak bisa mengakses, dan dapatkan informasi sebab meninggalnya almarhum," sebut Sahrani.
"Kami mohon perlindungan dan bantuan Bapak Presiden Joko Widodo, Panglima TNI, Kapolri, Kasad, Kapolri, Ketua DPR RI. Di mana dari 14 April sampai sekarang kami tidak mendapatkan kejelasan sebab meninggalnya almarhum Serda Herdi," ujar Sahrani kembali menegaskan.
Sahrani juga meminta agar keluarga almarhum bisa mendapatkan keadilan seadil-adilnya kepada Presiden Jokowi.
"Kami keluarga besar, memohon dengan sangat Bapak Presiden, pimpinan aparat penegak hukum, menolong kami agar keluarga kami mendapatkan keadilan seadil-adilnya. Saya mohon Bapak Presiden, kami orang tidak mampu. Kami mohon dibantu, tegakkan hukum seadil-adilnya," kata Sahrani di akhir surat terbuka itu.
Ayah kandung almarhum Serda Herdi, Hatta Ardiansyah (59) menerangkan, sebelum meninggal pada Jumat (14/4), lewat komunikasi WhatsApp, almarhum sempat mengungkapkan keinginannya.
"Saya sedih sekali, sakit sekali hati saya. Ternyata banyak luka-luka lebam di badan anak saya. Kalau boleh memilih, saya lebih baik dikirim tugas di Papua saja. Itu kata anak saya waktu awal puasa kemarin," kata Hatta saat konferensi pers.
Muhibin Ali (47), paman dari almarhum Serda Herdi menggarisbawahi, tidak ada izin waktu dan tempat autopsi tertulis keluarga kepada Yonarhanud Makassar, yang diketahui dilangsungkan di RS Bhayangkara Makassar. Muhibin juga memperlihatkan foto-foto memar pada bagian tubuh jenazah Serda Herdi, sebelum dimakamkan.
"Pemberitahuan autopsi hanya melalui komunikasi di WhatsApp Messenger. Keluarga hanya menyetujui soal autopsi. Tapi tidak ada persetujuan soal waktu dan tempat autopsi. Tidak ada izin tertulis," tegas Muhibin.
Juli Arianto, kuasa hukum keluarga almarhum Serda Herdi mengatakan dia telah bersurat pada 28 April 2023 ke Kodam XIV Hasanuddin yang membawahi tugas Yonarhanud Makassar untuk menjelaskan gamblang sebab kematian Serda Herdi
"Karena semakin diam, semakin banyak pertanyaan keluarga korban. Kami juga sudah surati Denpom Makassar, supaya keluarga mengetahui apakah korban ini dibunuh, atau gantung diri," kata Juli.
Dari autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara di Makassar, lanjut Juli Arianto, keluarga juga meminta agar hasilnya segera diketahui keluarga. Tujuannya agar tidak muncul dugaan-dugaan liar sebab kematian korban.
"Kami yakin RS Bhayangkara transparan. Kalau hasilnya dinyatakan tidak ada pembunuhan, langkah selanjutnya keluarga meminta dilakukan autopsi ulang," ujar Juli.
Sebelumnya, Serda M Herdi Fitriansyah, meninggal dunia Jumat (14/4). Sehari kemudian jenazahnya diautopsi dan dipulangkan ke Desa Perjiwa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Serxa Herdi dimakamkan secara militer dari Kodim 0906/Kutai Kartanegara pada Minggu (16/4).
Sebelum dimakamkan, oleh personel Yonarhanud sempat bilang ke keluarga bahwa Serda Herdi meninggal karena bunuh diri. Meski demikian keluarga tidak percaya begitu saja, dan menemukan luka memar pada bagian-bagian tubuhnya sehingga mencuatkan dugaan Serda Herdi meninggal usai dianiaya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nama Harun Al Rasyid belakangan kembali mencuat saat debat perdana Capres yang digelar KPU RI, Selasa (12/12) malam.
Baca SelengkapnyaHarun Al Rasyid merupakan seorang pemuda berusia 15 tahun pendukung Prabowo Subianto yang tewas dalam kerusuhan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, 22 Mei 2019.
Baca SelengkapnyaNama Harun kembali mencuat setalah calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengundang dan akan membantu menjawab keadilan orangtua Harun, Didin.
Baca SelengkapnyaTim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit Batalyon Reider 200 Kodam II Sriwijaya, Prada JF (23), tewas usai mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaHeryandi divonis hukuman penjara selama empat tahun enam bulan dalam perkara suap Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Lampung (PMB Unila) Tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKerabat korban, Aswan menjelaskan, ada sejumlah luka di tubuh Sahrullah.
Baca SelengkapnyaBrigpol Setyo Herlambang dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Semarang atas permintaan keluarga.
Baca SelengkapnyaBenarkah penyataan Anies terkait Harun Al Rasyid, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara, Setyo tewas lantaran tertembak pistolnya sendiri.
Baca SelengkapnyaJohan mengungkapkan banyak kejanggalan dan dugaan kebohongan yang dilakukan penyidik Sat Lantas Polresta Tangerang, saat menangani penyidikan.
Baca Selengkapnya