Sindikat penipuan WN China & Taiwan raup Rp 20 triliun per tahun
Merdeka.com - Kendati hanya menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk menipu korbannya di negara lain. Namun omzet para sindikat penipuan WN China dan WN Taiwan yang berhasil ditangkap ini mampu meraup Rp 20 triliun selama setahun.
Dikatakan Ketua Tim Penindakan Satgasus Mabes Polri Wilayah Bali, Kombes Pol Turnagogo Sihombing mengatakan, setiap pelaku digaji sekira Rp 20 juta per bulan. Kata dia, penipuan tersebut merupakan jaringan internasional.
"Mereka menggunakan komputer, telepon dan banyak hal teknologi informasi untuk melancarkan kejahatan mereka. Keuntungan mereka dalam satu tahun bisa mencapai Rp 20 triliun," terangnya di Denpasar, Minggu (30/7).
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
Lanjutnya, ada 27 WNA dan 4 orang WNI yang diamankan oleh pihak kepolisian. Selain itu, barang bukti yang diamanakan ada 35 telepon rumah, ada puluhan handpone, laptop 15 buah, modem sekitar 10 buah.
Saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak imigrasi untuk mendeportasi para WNA tersebut. Namun sebelum itu mereka akan dibawa ke Jakarta.
"Dari puluhan orang WNA itu hanya ada enam orang yang paspornya saat ini sudah dipegang oleh pihak imigrasi," pungkasnya.
Diketahui, Petugas meringkus 29 warga China yang terdiri dari 12 perempuan dan 17 pria sindikat kejahatan siber di Jalan Sekolah Duta Pondok Indah Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Polisi gabungan juga menggerebek rumah sindikat kejahatan siber di Perumahan Puri Bendesa benoa Kuta Selatan Kabupaten Badung, Bali.
Di Bali, polisi menangkap 31 orang terdiri dari 17 warga China, 10 Warga Taiwan (sembilan wanita dan 18 pria), serta empat WNI (seorang wanita dan tiga pria).
Penangkapan juga dilakukan di Surabaya yang meliputi tiga lokasi kejahatan yakni Jalan Mutiara Graha Family Blok N-1 Bukit Darmo Golf Surabaya, Jalan Graha Family Timur 1 Blok E-68 Bukit Darmo Golf dan Jalan Graha Family Timur 1 Blok E-58 Bukit Darmo Golf.
Jumlah total warga asing yang diamankan di Surabaya mencapai 93 orang, terdiri dari 81 warga China dan 12 warga Taiwan.
Didik menjelaskan, para pelaku kejahatan siber asal China itu mengontrak rumah yang dijadikan markas untuk menjalankan aksinya berdasarkan informasi dari WNI.
"Apakah orang (WNI) yang menyediakan tempat itu terlibat tindak pidana ini? Apa hukum yang dilanggar tentunya hasil pemeriksaan akan menentukan," ujar Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu.
Didik juga memastikan pelaku kejahatan siber yang diamankan di Jakarta merupakan satu jaringan dengan pelaku yang digerebek di Surabaya Jawa Timur dan Bali.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Himawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaAkun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.
Baca Selengkapnyakasus bermula dari 189 laporan polisi tersebar di sejumlah Polda.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaBuronan interpol asal China tersebut diduga menipu ribuan korbannya melalui skema ponzi.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Baca SelengkapnyaAset yang disita diduga hasil tindak pidana penipuan sindikat yang beroperasi dari Dubai.
Baca SelengkapnyaOtaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca SelengkapnyaPenyidikan pun masih terus berlanjut, sampai mengarahkan penyidik ke Dubai.
Baca SelengkapnyaPeranan tersangka dalam sindikat kriminal internasional ini selain mencari korban, juga penerjemah bahasa Mandarin, mengurus dokumen, rekening dan lain-lain,
Baca SelengkapnyaSemua uang tersebut diserap bandar judi luar negeri untuk kepentingan bisnisnya, termasuk pencucian uang.
Baca Selengkapnya