Syekh Siti Jenar diburu karena gerakan menentang kerajaan
Merdeka.com - Dakwah dan penyebaran agama Islam yang dilakukan Syekh Siti Jenar yang menganut aliran Islam tarikat a'maliyah dan dilakukan terbuka dan terang-terang di muka umum menjadikan dirinya diburu Walisongo dan kerajaan pada masanya. Sebab, aliran Islam thorikot a'maliyah yang dianutnya itu di mata para wali dilarang keras untuk disebarkan secara terbuka di tempat umum dan terang-terangan.
Pasalnya, para Walisongo merasa jika dilakukan terang-terangan dan dilakukan oleh seseorang yang baru masuk Islam bisa menimbulkan salah tafsir dan menjadikan seseorang mengakui dirinya sebagai Tuhan. Sebagaimana konsep keyakinan dan aliran Siti Jenar yang sering disebut sebagai 'Manunggaling Kawulo Gusti'.
Tidak hanya para walisongo, di lingkungan kerajaan Mataram dan Demak pun juga menentang ajaran Syekh Siti Jenar itu. Dalam ajaran Siti Jenar, tidak membedakan antara kyai dan santri padahal dalam pemerintahan kerajaan seorang rakyat harus mengabdi sebagai kawulo kepada raja yang dianggap sebagai keturunan dewa. Kontroversi ajaran Syekh Siti Jenar inilah yang membuat sosok tokoh penyebaran Islam itu sangat diburu, dicari dan ingin dimusnahkan oleh kerajaan dan para Walisongo.
-
Mengapa ajaran Syekh Siti Jenar menjadi kontroversial? Perbedaan penafsiran Al-Qur’an di mana di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan ini kemudian menimbulkan polemik.
-
Apa yang Siti Manggopoh lawan? Sistem ini berlaku terhadap mata pencaharian sekaligus berbagai harta pusaka tradisional milik orang Minang.Sistem pajak oleh pemerintah Belanda ini dirasa sangat menentang adat Minangkabau. Penerapan Belasting memicu kesengsaraan di antara rakyat Minang.
-
Siapa yang terlibat dalam Peristiwa Situjuah? Peristiwa penyerangan oleh pasukan penjajah Belanda terhadap para pejuang kemerdekaan Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menewaskan beberapa orang pimpinan pejuang dan puluhan orang anggota pasukan lainnya, di antaranya Chatib Sulaiman, Arisun Sutan Alamsyah, dan Kapten Thantowi.
-
Siapa yang memimpin perlawanan di Banten? Perang Banten pada 1628-1629, yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin yang ketika itu menjadi pemimpin kerajaan.
-
Bagaimana Syekh Siti Jenar menyebarkan ajarannya? Setelah itu ia tinggal di Jepara dan mendirikan pondok pesantren.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
Pernyataan itu disampaikan oleh peneliti sekaligus penulis K.Ng. Agus Sunyoto wartawan senior dan juga seorang penulis buku 'Suluk Maulana Sungsang: Konflik dan Penyimpangan Ajaran Syekh Siti Jenar'(LKiS 2005)" saat acara seminar Borobudur Writers & Culture Festival 2012 yang bertema; Kontroversi Syekh Siti Jenar dalam Sastra dan Agama di Hotel Manohara, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng Selasa(30/10).
Selama melakukan proses penulisan, Agus Sunyoto mengaku melakukan penelitian di lapangan terkait figur sosok tokoh Islam yang dikenal dengan nama Syekh Lemah Abang itu. Dirinya mengaku menemukan beberapa fakta dan fenomena ajaran Siti Jenar yang sangat mengagetkan dan tidak disangka.
"Penelitian yang saya lakukan temukan kontroversi tidak terduga. Ternyata Siti Jenar adalah tokoh pengamal tasawuf tidak tinggalkan thorikot akmaliah dan satoriyah. Thorikat Akmaliyah adalah torikoh sifatnya rahasia tidak boleh diikuti sembarang orang dan diamalkan dan disebarkan di tempat terbuka. Ada kontroversi di situ ada dua tingkatan pengajaran,"ungkapnya.
Tingkatan pertama; ajaran Sunan Kalijogo tidak dinistakan juga diajarkan di situ. Baru setelah taraf selanjutnya ajarannya Syekh Siti Jenar bisa dilalui. Terjadi satu sama lain tidak ada hubungan dan tidak ada figur mursyid. Yang ada adalah guru, Tuhan. Sebab menurut Syekh Siti Jenar mursyid diidentikan alrosyid yang tidak boleh diwujudkan dalam bentuk manusia. Maka mursyid ada di dalam diri manusia sendiri. Orang yang mengajarkan statusnya guru.
Ibaratnya Dewa Ruci, sang pengajar thorikot akamaliyah itu. Sementara Begawan Durno yang menuntun dan mursyid ketemu sendiri yaitu Dewa Ruci. Sebetulnya ajaran Syekh Siti Jenar tidak berbeda dengan wali lain. Mempersaksikan Tuhan ada di dalam diri manusia unsur illahi. Sunan giri juga meyakini prinsip keyakinan itu.
Pada murid tertentu, Siti Jenar melarang mereka untuk iktikaf di kuburan, di gunung. Untuk apa mencari tempat lain karena Tuhan sendiri sudah ada di dalam diri manusia. Ada ajaran Syasahidan sesuatu yang Illahi dalam diri manusia. Itu bukan karangan Syekh Siti Jenar tapi di dalam Alquran ada. Yang artinya intinya diharamkan manusia sujud ke setan, pohon batu dan unsur anasir alam lain karena di dalam diri manusia ada unsur illahi. Di mana itu? Disebutkan hadits; 'Aku ini tidak bisa di langit bumi tapi aku bisa di dalam kolbu hamba mukmin.
"Eksplorasi saja nanti akan ketemu'. Muncul dalam bentuk ruh Al Haq (Maha Benar). Al Haq-nya sendiri sehingga muncul ana al haq yang disalah tafsirkan dengan ngaku dirinya sebagai Tuhan. Maka dari luar timbullah kontroversi. Itu diamalkan oleh Syekh Siti Jenar secara terbuka. Muncul konflik. Konflik lalu dia jadi buronan semua memburu dia. Dia bawa satu ajaran tentang kesederajatan manusia semua untuk illahi," jelasnya.
Di sisi lain, kondisi saat itu adalah pemerintahannya berbentuk kerajaan. Saat itu kerajaan di Jawa yaitu kerajaan Demak dan Cirebon. Dalam konsep Jawa, raja titisan Wisnu, titisan Tuhan. Raja dalam unsur sosial disebut golongan gusti dan di luar keraton kawulo. Siti Jenar menolak itu dan katakan tidak.
Menurut Siti Jenar, menghadap raja nyembah itu tidak boleh. Raja jelmaan dewa menyebut dirinya intahulun, kulun atau ingsun. Rakyatnya kawula. Syeh Lemah Abang menyampaikan jangan pake kawulo atau kulo tapi ingsun. Itu perubahan sosial yang dilakukan Siti Jenar saat itu.
Sehingga di mata Siti Jenar, pengikutnya bukan kawulo tapi orang sederajat yang kerjasama atau dalam bahasa arab atau islamnya musyarokah. Orangnya masyarakatnya sederajat dengan ulama. Sederajat dengan kyai. Kalau Siti Jenar gunakan gerakan di Cirebon tidak akan menjadi masalah.
"Tetapi Siti Jenar membuka wilayah di berbagai wilayah Desa Lemah Abang, Karawang, Banyuwangi dan sekitarnya sehingga membikin raja dan sultan marah. Siti Jenar dianggap telah mengubah tatanan aliran keraton atau kerajaan," ungkapnya.
Suatu ketika Siti Jenar di wilayah Demak menemukan fakta karena rakyat dihisap pajak. Rakyat miskin tidak punya kekayaan dan tidak bisa membayar pajak, maka mereka harus menjaga rumah pejabat. Atau memotongi atau mbabati rumput alun-alun. Siti Jenar sangat melawan itu.
Bentuk-bentuk perlawanan itulah yang menjadikan Syekh Siti Jenar sebagai sosok yang sangat kontroversi dan dicari oleh baik para Walisongo maupun para punggawa sampai pejabat kerajaan Demak. Sebab Siti Jenar dianggap melakukan upaya pembangkangan dan perlawanan kepada raja dan ulama di jajaran Walisongo saat jaman Kerajaan Demak itu.
Maka ada mitos yang perlu dibuktikan kebenarannya bahwa Siti Jenar diadili lalu dibunuh supaya tidak mengajarkan ajaran yang dalam perspektif Walisongo dan Kerajaan Demak sebagai upaya pembangkangan Syek Siti Jenar kepada mereka. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ajarannya dianggap kontroversial, bahkan masih jadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSyekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Baca SelengkapnyaPara jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Baca SelengkapnyaPada saat berkuasa di Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaSosoknya sudah menyebarkan ajaran Islam di Kediri jauh sebelum era Wali Songo.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaKi Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Baca SelengkapnyaIa merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.
Baca SelengkapnyaPemberontakan DI/TII terjadi pada tahun 1948 hingga 1949.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca Selengkapnya