Tampilkan Reog Ponorogo, anak TKI raih emas di Sabah Malaysia
Merdeka.com - Anak-anak tenaga kerja Indonesia yang menampilkan kesenian Reog Ponorogo pada Festival Budaya Internasional Sabah atau Sabah International Folklore Festival (SIFF) 2014 yang digelar di Kota Kinabalu, Malaysia berhasil meraih medali emas. Dwi Kristiyanto, pembina seni tari di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu yang dihubungi dari Samarinda, Senin, mengatakan, pihaknya sengaja memilih tari Reog Ponorogo untuk ditampilkan di ajang festival budaya tingkat internasional itu.
Sabah International Folklore Festival 2014 merupakan sebuah ajang yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Sabah Malaysia yang bertujuan untuk mempertemukan berbagai macam bangsa untuk saling menampilkan kesenian rakyat dari daerah masing-masing.
Dia mengatakan, keikutsertaan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu pada ajang SIFF 2014 merupakan kali kedua, setelah tahun sebelumnya ikut serta dalam ajang bertaraf internasional dan berhasil mendapatkan anugerah Menteri Pelancongan Sabah pada 2013.
-
Mengapa Tari Petake Gerinjing penting bagi budaya Indonesia? Kemudian, tarian ini bukanlah hanya sekedar seni tradisional saja, tetapi juga menjadi sarana menyampaikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan pesan moral.
-
Siapa yang melestarikan Reog Ponorogo? 'Kita yang melestarikan permainan ini rata-rata anak keturunan Jawa. Jadi mungkin anggapan orang-orang Indonesia, Malaysia ini semuanya orang Melayu. Tapi bukan, di sini juga ada orang Jawa. Dan yang memainkan permainan ini hanya orang keturunan Jawa,'
-
Dimana Reog Ponorogo dipertunjukkan? Kami banyak dapat undangan untuk acara-acara perkawinan, sunatan, potong rambut, kenduri, dan sebagainya,' kata Pak Din
-
Dimana Tari Topeng Kaliwungu dipelajari? Di Desa Kaliwungu sendiri, Mbah Nemo mengajarkan tari topeng ini kepada dua muridnya yaitu Pak So dan Pak Sura’i.
-
Mengapa Tari Kretek dibuat? Saat itu Gubernur Jateng Sutarjo Rustam meminta Kasi Kebudayaan Dwijisumono, agar dibuatkan tari khas Kudus.
-
Kenapa Tari Likok Pulo diciptakan? Mengutip acehbesarkab.go.id, Tarian Likok Pulo bertujuan untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat di Pulo Aceh.
"Kami berniat mengulang sukses bahkan mengupgrade dengan prestasi yang lebih tinggi pada tahun 2014 ini," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (16/6).
Festival budaya 2014 ini, lanjutnya, sedikit berbeda dengan ajang tahun sebelumnya yang hanya mengharuskan setiap tim menampilkan dua buah karya tari. SIFF tahun ini mewajibkan para peserta lomba untuk dapat menampilkan empat tarian dengan ketentuan yang berbeda, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, tari kreasi, dan tari tradisi.
Sekolah Indonesia Kota Kinabalu sengaja memilih tari Reog Ponorogo untuk ditampilkan di ajang kali ini. Reog Ponorogo yang asal-usulnya sempat menjadi perbincangan hangat antarnegara Indonesia-Malaysia beberapa tahun yang lalu ini ditampilkan di hadapan warga Internasional di Sabah-Malaysia oleh siswa SIKK.
"Hal ini dimaksudkan agar memperkuat bukti bahwa asal-usul Reog yang memang dari Indonesia," katanya.
Berdasarkan laporan tertulis dari Rahmadi Diliawan yang merupakan salah seorang pengajar, kemenangan SIKK pada ajang SIFF 2014 ini merupakan kerja keras dari anak-anak para TKI untuk memberikan yang terbaik bagi bangsanya.
Para siswa SIKK yang berasal dari berbagai suku, seperti Tana Toraja, Bugis, Makassar dan Timor mempelajari sebuah tari yang berasal dari tanah Jawa ketika menjalani pemusatan latihan selama lima bulan (Januari-Mei 2014).
Tim SIKK yang terdiri dari tujuh perempuan (Erna, Nancy, Asmira, Citra, Rika, Sri Anggreni, dan Misael) dan delapan laki-laki (Harianto, Heriyanto, Risman, Yulius, Supardi, Haemudin, Aswan, dan Adam) ini mampu tampil secara maksimal dan mengundang decak kagum seluruh penonton yang hadir memenuhi Auditorium Menara Tun Fuad Yayasan Sabah, tempat diselenggarakannya SIFF 2014.
Dari tiga medali emas yang diperebutkan, SIKK berhasil meraih satu medali emas. Heriyanto, salah seorang penari SIKK dinobatkan sebagai penari laki-laki terbaik SIFF 2014.
Dadang Hermawan selaku Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu mengatakan, tahun 2014 ini merupakan tahun yang luar biasa bagi anak-anak Indonesia di tanah Sabah, setelah pada April lalu mereka berhasil menjadi juara umum APKRES Sekolah Indonesia Luar Negeri di Palembang, pada Juni ini mereka meraih medali Emas pada ajang SIFF 2014.
Dia mengatakan, mereka telah membuktikan bahwa latar belakang sebagai anak buruh di Malaysia tidak menghalangi mereka untuk mengukir prestasi bahkan hingga tingkat Internasional.
"Anak-anak Indonesia di Sabah telah tampil luar biasa, kemenangan ini membuktikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berprestasi tidak peduli apapun latar belakangnya. Prestasi Juara Umum APKRES SILN dan medali emas SIFF ini kami persembahkan untuk memotivasi seluruh anak Indonesia di tanah Sabah agar terus bersemangat mengukir prestasi," ujarnya.
Sebanyak 12 Tim yang mengikuti Sabah International Folklore Festival 2014 tingkat SMP-SMA adalah Sekolah Seni Malaysia Kuching, Sarawak, Sekolah Seni Malaysia Johor (Johor), SMK Medamit Limbang (Sarawak) dan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Tawau.
Selain itu SM Chung Hwa Tenom (Sabah), SMK Narinang Kota Belud (Sabah), SMK Ranau (Sabah), SMK Mat Salleh Ranau (Sabah), SM ST Peter Telipok (Sabah), SMK Labuan Wilayah Persekutuan Labuan-414. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah bentuk kesenian tradisional rakyat Melayu ini menciptakan ruang bagi berkumpulnya masyarakat dari berbagai kelas.
Baca SelengkapnyaSelangkah lagi Reog Ponorogo jadi warisan budaya tak benda UNESCO
Baca SelengkapnyaPara pemuda-pemudi Kalimantan Timur tampil memukau membawakan Tari Natana Borneo.
Baca SelengkapnyaFestival ini merupakan wadah bagi para pelajar HSE dalam menampilkan kreativitas musikal, instrumen, makanan dan tarian khas negaranya masing-masing.
Baca SelengkapnyaPj Bupati Penajam Paser Utara (PPU) resmi membuka Festival Tanjong Penajo di Rumah Adat Rekan Tatau, Selasa (29/10/2024) malam.
Baca SelengkapnyaTarian ini bukan hanya menjadi hiburan semata, melainkan juga ditampilkan dalam acara-acara resmi dan festival budaya Melayu di Bitan dan Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaMenak Koncer merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Semarang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaGrebeg Suro Ponorogo 2023 digelar untuk menyambut bulan Muharam dalam kalender Islam atau awal bulan pertama tahun baru Jawa.
Baca SelengkapnyaMuhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaKesenian budaya Reog Ponorogo diwariskan secara turun-temurun di kampung ini.
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaTarian ini menggambarkan sosok perempuan yang agung dan mampu menjaga diri
Baca Selengkapnya