Terungkap Keseharian Tata Daycare di Depok: Cuek kepada Orang Tua Anak
Orang tua anak merasa sikap Tata tidak mencerminkan dirinya yang dikenal sebagai influencer parenting.
Pelan-pelan terungkap keseharian Meita Irianty alias Tata. Sebagai pemilik sekaligus pengasuh di daycare, Tata dikenal cuek terhadap orang tua yang anaknya dititipkan di daycare tersebut.
Hal itu terungkap dari keterangan orang tua anak asuh yang dititipkan ke daycare Wensen School Indonesia (WSI). Kepada tim advokasi, orang tua menuturkan bagaimana sikap Tata sehari-hari.
“Kemarin saya mendampingi ayah dari korban dan menurut keterangan beliau setiap kali antar anaknya ke sekolah tersebut Bu Tata selalu acuh, tidak pernah menyapa orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya disana,” kata tim advokasi korban, Fathia Fairuza di Polres Metro Depok, Jumat (2/8).
Orang tua merasa sikap Tata tidak mencerminkan dirinya yang dikenal sebagai influencer parenting. Tata kerap membuat konten seputar parenting dan diunggah ke sosial media. Namun sehari-harinya, Tata adalah pribadi yang cuek.
“Kalau ketemu dianggap angin lewat, memag acuh orangnya,” ujarnya.
Tindak penganiayaan yang dilakukan Tata sungguh di luar nalar. Dia tega menginjak dan memukul bayi yang masih berusia 8 bulan. Akibat perbuatannya, korban mengalami dislokasi di bagian kaki.
“Dilihat dari CCTV diinjak dipukul, kalau pada salah satu korban AMW sampai kakinya bengkok karena bayi itu masih umur 8 bulan bahkan jalan aja belum bisa, baru merangkak. Cuma waktu merangkak sudah kelihatan kaki berbeda dari kondisi biasa,” ungkapnya.
Sebelum rekaman CCTV penyiksaan beredar, orang tua AMW sudah curiga karena perubahan pada struktur kaki AMW.
Namun saat itu orang tua tidak memilki bukti kuat dan hanya sebatas curiga saja. Namun setelah saksi memberikan bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan kekejaman Tata baru orang tua meyakini perubahan struktur kaki anaknya disebabkan perbuatan sadis Tata.
“Iya (curiga) sampai akhirnya saksi berani nunjukin CCTV bukti pada orang tua. Karena saksi membela orang tua dan tidak mendukung perbuatan kekerasan tersebut,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya sedang mendalami apakah ada korban lain yang dianiaya Tata. Tim advokasi sedang mendalami keterangan dari saksi yang mengetahui perbuatan Tata. Karena kemungkinan ada tindakan lain yang dilakukan namun tidak terekam CCTV.
“Bisa jadi karena CCTV hanya terpasang di satu area saja di sekolah yang mungkin kita ngga tahu ada kejadian lain di tempat lain yang tidak terekam di CCTV. Kita akan sama-sama bertanya pada saksi,” katanya.
Sejumlah saksi saat ini masih diminta keterangan. Dari keteranga tersebut nanti akan terungkap jelas mengenai penganiayaan yang dilakukan Tata. Para saksi akan mendapatkan perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
“Kami melanjutkan proses hukum terkait kasus penganiayaan bayi di Daycare. Sejumlah saksi diperiksa, mereka yang bekerja di daycare. Selaku advokasi kami melindungi saksi. Kami juga telah pergi dan meminta atensi khusus ke LPSK,” katanya.
Keluarga korban menuntut agar pelaku mendapat hukuman setimpal. Selain itu juga dilakukan pendampingan terhadap korban karena masih sangat kecil.
“Pendampingan pada bayi karena bayi itu ada salah satu korban yang kondisinya lumayan parah fisiknya dan pastinya menuntut supaya dihukum setimpal,” pungkasnya.