Tewasnya 21 warga DIY karena miras oplosan masuk kejadian luar biasa
Merdeka.com - Kasus tewasnya puluhan orang akibat miras oplosan di Yogyakarta beberapa hari terakhir menjadi tamparan keras. Kondisi itu dianggap menjadi kejadian luar biasa bagi wilayah dikenal kental adat dan budayanya itu.
"Ini kejadian luar biasa. Kalau kemarin saya baca di media judulnya 'Tamparan Bagi Yogyakarta'," kata Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto di DPRD DIY, Rabu (10/2).
Eko juga meminta agar kasus ini tidak membuat stigma buruk di masyarakat Yogyakarta, khususnya bagi suku tertentu. Sebab, faktanya produsen miras oplosan dan jumlah korban terbanyak justru merupakan warga Yogyakarta sendiri.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Bagaimana cara warga membantu polisi memberantas narkoba di Cianjur? Warga di berbagai wilayah rawan dapat membantu petugas dengan melaporkan kegiatan yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal-nya, agar peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Cianjur dapat diberantas,“ kata dia.
-
Apa imbauan DPR kepada masyarakat? 'Untuk seluruh sivitas akademika dan seluruh masyarakat, jangan takut untuk melapor dan memviralkan kalau mengalami intimidasi dari oknum aparat.
-
Apa tujuan dari Oplas? Prosedur ini memiliki berbagai tujuan, seperti rekonstruktif untuk memulihkan fungsi tubuh yang terganggu karena cacat bawaan, cedera, atau penyakit tertentu, dan juga tujuan kosmetik untuk memperbaiki atau meningkatkan penampilan secara estetika.
-
Kenapa warga Madura nyikep? Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, tradisi nyikep bertujuan untuk memberikan pengamanan terhadap diri sendiri, maupun keluarganya dan warga desanya. Pengamanan ini dilakukan dengan menyiapkan alat berupa senjata tajam.
-
Siapa target dari diseminasi? Diseminasi merujuk pada proses menyebarkan informasi atau pengetahuan kepada orang banyak atau sekelompok orang tertentu.
Akibat kejadian ini, kata Eko, muncul stigma bahwa yang suka miras dan mabuk-mabukan adalah mahasiswa dari Papua di Yogyakarta. Tapi faktanya, justru sebaliknya, lebih banyak warga Yogyakarta yang menjadi korban miras oplosan.
"Produsennya saja orang Yogya, korban paling banyak ada 11 orang itu warga Yogyakarta. Mahasiswa pendatang juga banyak, tapi bukan dari Papua atau daerah timur saja. Ada dari Sumatra dan Sulawesi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP DIY, GBPH Yudhaningrat menambahkan pihaknya sudah setiap hari melakukan razia miras. Namun, keterbatasan personel tidak bisa membuat kerja menjadi maksimal.
"Kita berharap masyarakat juga ikut aktif, karena tidak bisa semua bisa kami jangkau. Kami sekarang memaksimalkan sosialisasi ke masyarakat tentang anti miras ini," terang Yudhaningrat.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penusukan dan penganiayaan santri di Prawirotaman.
Baca SelengkapnyaMinuman keras (miras) oplosan kembali memakan korban.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku miras oplosan terancam hukuman seumur hidup.
Baca SelengkapnyaMinuman keras oplosan di Subang membuat 13 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaBanyaknya kios-kios yang menjual obat tipe G dan sangat terang-terangan transaksinya mengakibatkan banyak berjatuhan korban.
Baca SelengkapnyaDua di antara tiga yang ditangkap merupakan pasangan suami istri yang ditangkap di daerah Doyo Sentani, Kabupaten Jayapura.
Baca SelengkapnyaPara korban itu didiagnosa overdosis atau mengonsumsi alkohol lebih dari kadar.
Baca SelengkapnyaDua dari tiga orang korban meninggal tersebut diketahui merupakan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK).
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap dua orang dalam kasus kematian belasan warga akibat miras oplosan.
Baca SelengkapnyaMiras yang diracik dan dijual tersangka menewaskan seorang nelayan di Pantai Samas.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya memberantas peredaran miras hingga rokok ilegal.
Baca SelengkapnyaPetugas pemadam kebakaran Kabupaten OKU, Dio Suharyadi (35) gugur saat bertugas. Sementara rekannya, ER (25) masih dalam perawatan.
Baca Selengkapnya