Tol Cipularang KM 88 sampai KM 97 Rawan Kecelakaan, Begini Penjelasan Polri
Sering kali, kasus kecelakaan di Tol Cipularang dikaitkan dengan hal-hal mistis. Namun, kenyataannya kecelakaan tersebut lebih disebabkan kelalaian manusia.
Kecelakaan di Tol Cipularang sering terjadi. Banyak jalan menurun dan berkelok yang mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Pada Senin sore (11/11/2024), kembali terjadi kecelakaan di tol yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Kali ini, insiden melibatkan 17 kendaraan yang sedang melaju dari Bandung menuju Jakarta.
Lokasi kecelakaan berada di sekitar KM 92 jalur B, tepatnya di wilayah Kecamatan Sukatani,
-
Apa penyebab kecelakaan di Tol Jagorawi? Kecelakaan berawal dari dump truk yang menghantam kendaraan Honda City dikemudikan oleh TW.
-
Kenapa kecelakaan di KM 58 terjadi? 'Ini dugaan awal penyebab kecelakaan diakibatkan oleh pengemudi kendaraan GranMax Nopol B-1635-BKT atas nama saudara Ukar dimana kami sudah sampaikan investigasi penyelidikan, record perjalanan dari pengemudi sungguh sangat melelahkan,' kata Trunoyudo di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/4).
-
Mengapa Tol Cipularang dibangun? Tol Cipularang adalah tol yang menghubungkan Jakarta dan Bandung agar perjalanan lebih efisien. Tol ini merupakan salah satu tol terpadat apalagi menjelang akhir pekan karena banyak warga Jakarta yang berwisata ke Bandung. Berkat adanya Tol Cipularang pula tingkat wisatawan Bandung meningkat, disebabkan jarak tempuh yang menjadi lebih dekat dan cepat.
-
Dimana kecelakaan terjadi? Kecelakaan terjadi saat Oriza pergi ke Puncak untuk menghadiri acara kampus bersama teman-temannya.
-
Di mana kecelakaan terjadi? Kecelakaan beruntun terjadi di Gerbang Tol (GT) Halim Utama pada Rabu (27/3).
-
Bagaimana kecelakaan KM 58 terjadi? Mobil Gran Max yang berada di jalur contraflow hendak menepi di bahu jalan, dan masuk ke jalur berlawanan, mengarah ke Jakarta.
Kabupaten Purwakarta. Selama ini, kasus kecelakaan di Tol Cipularang menjadi perhatian serius dari berbagai pihak. Hal ini menunjukkan bahwa jalur bebas hambatan ini masih dianggap menakutkan bagi para pengguna jalan, terutama mengingat seringnya insiden yang terjadi di jalur tersebut.
Seringkali, banyak pihak mengaitkan kecelakaan yang terjadi dengan hal-hal mistis. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa faktor kelalaian manusia (human error) menjadi penyebab utama.
Penjelasan ini cukup logis, mengingat pengendara di jalur tol sering kali berkeinginan untuk memacu kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi. Di sisi lain, kendaraan mereka tidak selalu mampu mengantisipasi laju kendaraannya. Kengerian yang ada di jalur Tol Cipularang tidak hanya menjadi perhatian masyarakat, tetapi juga menjadi perhatian serius bagi petugas kepolisian di wilayah tersebut. Dari hasil pemetaan, teridentifikasi beberapa titik yang rawan kecelakaan di jalur bebas hambatan ini.
KBO Satlantas Polres Purwakarta, IPTU Jamal Nasir, mengakui hal tersebut. Dari hasil pemetaan yang dilakukan jajarannya, disimpulkan bahwa di Tol Cipularang terdapat area yang dianggap rawan kecelakaan (black spot).
"Untuk di Cipularang, ada sekitar 10 kilometer yang dianggap rawan kecelakaan, yaitu dari KM 97 sampai KM 88, baik dari arah Bandung ke Jakarta maupun sebaliknya," ungkap Jamal saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (12/11/2024).
Menurut Jamal, hasil pemetaan ini didasarkan pada frekuensi kecelakaan yang sering terjadi di titik-titik tersebut, termasuk kecelakaan beruntun yang terjadi kemarin, yang lokasinya berada di zona rawan kecelakaan.
"Kondisi di jalur rawan ini memang cukup berbahaya. Salah satunya adalah turunan curam dan tanjakan terjal," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, pihak kepolisian juga mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk lebih berhati-hati saat berkendara di jalur tersebut. Selain memastikan kondisi fisik yang prima, kendaraan yang digunakan juga harus dalam kondisi baik.
"Taati peraturan rambu lalu lintas yang ada. Hati-hati saat berkendara, terutama jika cuaca sedang hujan. Periksa kendaraan sebelum berangkat untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Pada hari ini, Selasa (12/11/2024), pihak kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait dengan insiden kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang KM 92. Oleh karena itu, pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian telah diberlakukan.
"Jadi sudah diberlakukan kembali pengalihan arus dari Bandung ke Jakarta melalui GT Cikamuning. Jadi keluar exit tol Cikamuning lewat arteri Purwakarta masuk kembali pintu tol Sadang," ungkap Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast saat dihubungi.
Proses olah TKP ini menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA), yang merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Polri dalam menyelidiki kasus kecelakaan. Diperkirakan, proses olah TKP ini akan berlangsung hingga maksimal satu jam.
"Saat pelaksanaan olah TKP, jalur tersebut akan ditutup total kurang lebih 30 menit sampai maksimal 1 jam. Yang kita berlakukan olah TKP menggunakan TAA di jalur B yang kita utamakan. Jadi yang jalur Bandung ke Jakarta," jelas Jules. Dengan demikian, para pengguna jalan diharapkan untuk mematuhi arahan yang diberikan agar proses olah TKP dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengganggu keselamatan lalu lintas di area tersebut. Pengalihan arus ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang mungkin terjadi akibat insiden tersebut.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Aan Suhanan, mengonfirmasi bahwa terdapat 17 kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 jalur B (arah Bandung ke Jakarta) pada Senin sore (11/11/2024).
"Dalam kecelakaan ini, ada korban meninggal dunia 1 orang," kata Aan saat mengunjungi para korban yang dirawat di RS Abdul Radjak Purwakarta pada malam harinya.
Menurut Aan, sebanyak 17 kendaraan telah dievakuasi setelah insiden tersebut. Sementara itu, jumlah korban luka mencapai 27 orang, dengan tiga di antaranya mengalami luka berat yang memerlukan perawatan medis lebih lanjut.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti dari kecelakaan beruntun ini. Mereka sedang menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan truk kehilangan kendali hingga menyebabkan tabrakan beruntun.
"Untuk penyebabnya masih diselidiki. Apakah faktor human error, faktor kendaraan atau kondisi jalan dan cuaca. Lengkapnya, besok kami akan menggelar olah TKP," tambahnya. Ia juga menjelaskan bahwa pengemudi truk masih dalam perawatan. "Kita sudah ke TKP, didapat fakta truk ini melaju di jalan menurun dengan posisi perseneling 4 atau posisi gigi tinggi. Untuk kendaraan truk, masih dalam proses evakuasi, mudah-mudahan cepat beres agar jalur tersebut bisa kembali dilalui," ujarnya.
Sementara itu, untuk sopir truk, Aan menyatakan bahwa hingga saat ini mereka belum dapat diperiksa karena masih mengalami trauma. Pasca-kecelakaan, jajaran Polres Purwakarta juga telah menurunkan tim untuk memberikan trauma healing kepada para korban. Upaya ini diharapkan dapat membantu para korban untuk pulih dari pengalaman traumatis akibat kecelakaan tersebut.