Unsyiah Ciptakan Hand Sanitizer Berbahan Baku Alami untuk Warga Aceh
Merdeka.com - Hand sanitizer dan masker menjadi barang langka di pasaran sejak wabah virus Corona terjadi di Indonesia. Kalau pun tersedia, harganya melambung tinggi dan sangat sulit didapatkan.
Mengatasi kelangkaan hand sanitizer yang sangat dibutuhkan sekarang, Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melakukan inovasi dengan memproduksi hand sanitizer bernama U-Hansa.
Inovasi ini tentu sedikit membantu ketersediaan hand sanitizer, setidaknya di kawasan Kota Banda Aceh. Apa lagi U-Hansa itu sudah diuji laboratorium di Fakultas Kedokteran Unsyiah dan layak dipergunakan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Dimana saja bisa mendapatkan bahan untuk membuat masker jeruk nipis? Siapkan satu wadah bersihMasukkan setengah sendok makan gula pasirTambahkan air perasan dari setengah potong jeruk nipisAduk semua bahan hingga tercampur rata dan masker siap digunakan
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
Kepala ARC Unsyiah Dr. Syaifullah, ST, M.Eng mengatakan, inovasi ini adalah untuk mengatasi kelangkaan hand sanitizer di pasaran terkait wabah virus Corona. Sebenarnya sejak 2018 ARC Unsyiah sudah melakukan riset terkait produk hand sanitizer berbasis minyak atsiri nilam. Awalnya produk hand sanitizer U-Hansa diproduksi untuk keperluan internal Unsyiah.
"Tapi karena permintaan yang begitu tinggi dari masyarakat, dan kelangkaan produk di pasaran, maka akhirnya diproduksi lebih banyak agar dapat membantu kebutuhan masyarakat terhadap hand sanitizer," kata Syaifullah, Selasa (17/3).
Syaifullah juga menjelaskan, U-Hansa diproduksi dengan merujuk pada formulasi yang dikeluarkan oleh WHO yaitu hand sanitizer berbasis etanol, peroksida, gliserin dan air. Lalu ARC Unsyiah melakukan sentuhan inovasi yaitu dengan menambahkan lagi esensial oil minyak nilam.
"Minyak nilam yang ditambahkan ini, merupakan hasil fraksinasi vakum yang kaya akan komponen komponen organik alami untuk anti kuman anti-virus pelembap kulit dan lain-lain," terangnya.
Produk hand sanitizer U-Hansa diproduksi oleh tim peneliti dan produksi dari ARC dengan koordinasi langsung pada dirinya. Adapun peneliti Unsyiah lainnya yang terlibat adalah Prof. Rina, Dr. Khairan, Nadia, MSc, Zaira Munanda, MT, Sabrina Khairunnisa, ST Khalid, ST, Mulia, ST, Friesca, M.Sc dan lainnya. Tim ini berkoordinasi dengan Wakil Rektor 1 Unsyiah Prof. Dr. Marwan dan Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Hizir.
Secara kualitas, produk hand sanitizer U-Hansa telah diuji pada Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unsyiah dan menunjukkan aktivitas daya hambat bakteri/ kuman yang sangat baik. Selain itu, U-Hansa juga memberikan rasa lembap pada kulit dan memiliki aroma yang disukai dan relatif tahan lama yaitu kombinasi lemon dan Nilam.
Produk U-Hansa terdiri dari 3 kemasan, yaitu Spray 60 mL (travel friendly). Pet spray 100 mL (bentuk spray besar, diperuntukkan untuk menyemprot kasur, kursi, baju dan lainnya. Lalu Pump 500 mL yang mudah diletakkan di kantor, ruangan, rumah dan lainnya.
"ARC Unsyiah berkeinginan untuk memproduksi hand sanitizer lebih banyak dalam kemasan kecil dan bisa dibagikan gratis kepada masyarakat, semoga kita bisa mendapatkan pendanaan untuk ini," ucapnya.
Sampai saat ini sudah 1.500 botol U-Hansa yang dipesan oleh masyarakat dan sudah didistribusikan. ARC akan membuka pemesanan kembali pada hari Jumat (20/03) untuk didistribusikan pada Senin (23/03).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaPemilik usaha, Hanayah mengatakan jika penjualan olahan ubi jalar miliknya memang pasang surut. Puncaknya saat wabah Covid-19
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaDi salah satu restoran Inggris, harga satu porsi tempe bisa mencapai USD20 atau sekitar Rp307.000.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah memperketat pengawasan dan pengendalian barang asal impor.
Baca SelengkapnyaAda arus barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah dan produk lokal tak bisa bersaing secara harga.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga telah memberikan instruksi untuk mencari solusi guna menekan harga obat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduk-produk ramah lingkungan harganya lebih mahal ketimbang produk pabrikan.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnya