Update Penembakan Pengacara di Bone, Polisi Ungkap Peluru dari Senapan Angin
Berdasarkan hasil uji Labfor, Rudy tewas ditembak menggunakan senapan angin kaliber 8 milimeter (mm).
Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan mengungkap jenis senjata menewaskan pengacara bernama Rudy S Gani (49) saat makam malam bersama keluarganya di Dusun Limpoe, Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Selasa (31/12) malam. Berdasarkan hasil uji Labfor, Rudy tewas ditembak menggunakan senapan angin kaliber 8 milimeter (mm).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulsel Komisaris Besar Didik Supranoto mengatakan, jenazah Rudy S Gani sudah menjalani autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada Rabu (1/1) kemarin. Hasilnya, ditemukan luka tembak di bagian bawah pipi bawah mata kanan.
"Sekarang updatenya, hasil pemeriksaan dari RS Bhayangkara disampaikan bahwa ada luka di bawah mata kanan. Kemudian benda yang mengenai bawah mata kanan itu menyerupai sebuah peluru," ujar Didik kepada wartawan di Mapolda Sulsel, Kamis (2/1).
Peluru Diperiksa di Labfor
Setelah diketahui hasil autopsi RS Bhayangkara, barang bukti dibawa ke Labfor Polda Sulsel untuk penyelidikan. Hasil pengecekan Labfor, bahwa Rudy tewas ditembak mengenakan senapan angin kaliber 8 mm.
"Hasilnya dinyatakan bahwa benda tersebut adalah peluru dari senapan angin. Jadi saya tegaskan senapan angin, bukan senpi. Ini kalibernya 8 mm," kata Didik.
Polisi Bentuk Timsus Buru Sosok Penembak
Meski sudah mengetahui jenis senjata yang digunakan pelaku, kepolisian masih belum mengungkap sosok penembak. Mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah ini mengatakan Polda Sulsel sudah membentuk tim untuk mengungkap kasus ini.
"Mudah-mudahan dari kepolisian yang sekarang sudah membentuk tim segera bisa menemukan barang buktinya dulu. Setelah itu kita lakukan uji balistik mencocokkan antara proyektil yang kita temukan dengan senjata yang nanti akan kita peroleh tim penyidik," tutur Didik.
Didik menegaskan Polres Bone bersama tim Polda Sulsel masih melakukan penyidikan untuk mengungkap motif dan pelaku penembakan. Pemeriksaan terhadap saksi-saksi juga masih berlangsung.
"Pemeriksaan saksi-saksi ini nanti akan kita gunakan untuk mengungkap kasus ini. Apakah pembunuhan berencana atau biasa," ucap Didik.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Yudhiawan Wibisono menyebut tim Laboratorium Forensik (Labfor) masih melakukan penyelidikan terkait jenis senjata dan peluru yang menewaskan seorang pengacara bernama Rudy S Gani (49) di rumah istrinya di Dusun Limpoe, Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Selasa (31/12) malam. Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan telah melakukan autopsi terhadap jenazah Rudy.
Yudhiawan mengatakan saat ini Kepolisian Resor Bone masih melakukan penyelidikan dengan cara scientific Identification. Diharapkan dengan penyelidikan tersebut bisa mengungkap motif dan pelaku penembakan terhadap korban.
"Scientific Identification tentang korban, matinya kenapa, tembakannya, pelurunya, dan sebagainya. Ini masih dalam proses penyidikan," kata Yudhiawan kepada wartawan usai menghadari Rakor Kebencanaan bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (2/1).
Meski demikian, Yudhiawan mengaku masih belum menerima secara resmi laporan hasil penyidikan dilakukan oleh Polres Bone dan Labfor Polda Sulsel. Ia menegaskan memberikan waktu kepada penyidik Polres Bone untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap kasus ini.
"Saya belum terima secara resmi, karena teman-teman penyidik di sana (Polres Bone) masih mengumpulkan bukti-bukkti terkait. Nanti hasilnya pun akan kita sampaikan," kata dia.
Mantan Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar ini mengaku sudah memerintahkan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) dan Labfor Polda Sulsel untuk turun membantu penyidikan dilakukan Polres Bone.
"Lagi (berlangsung penyidikan). Polres Bone (menyelidiki), cuma di backup oleh polda, termasuk dari labfor juga," kata dia.
Yudhiawan menambahkan saat ini tim Labfor juga masih menyelidiki jenis senjata dan peluru yang menewaskan Rudy. Apalai, Biddokes Polda Sulsel sudah melakukan autopsi terhadap jenazah Rudy.
"Ada (barang bukti). Bentuknya nanti labfor yang berikan. Apakah itu peluru tajam kaliber sekian mili, kita tidak tahu. Terus apakah itu peluru dari timah biasa, terus mengakibatkan kematian (masih diselidiki). Yang jelas akan kita sampaikan ke media," kata Yudhiawan.
Kesaksian Istri Korban
Sebelumnya diberitakan, istri korban Maryam (45) menjeaskan kronologi suaminya ditembak OTK saat berkumpul dengan keluarga untuk merayakan malam pergantian tahun. Maryam menyebut saat mereka berkumpul untuk makan malam, namun tiba-tiba terdengar suara letusan keras.
"Kondisi di depan rumah gelap, tiba-tiba terdengar suara ledakan keras dan bapak langsung tergeletak," ujar Maryam kepada wartawan di Gedung Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (1/1) dini hari.
Maryam mengaku sempat melihat ada mobil terparkir di depan rumahnya. Hanya saja, kondisi jalanan yang gelap membuat keluarga tidak melihat secara jelas pelaku penembakan terhadap suaminya.
"Saya melihat ada luka memar di samping hidung bagian kanan. Baru saya tahu saat di puskesmas, polisi memberitahukan bahwa itu adalah luka tembakan," kata Maryam.
Maryam mengaku kejadian penembakan terhadap suaminya diperkirakan terjadi pada pukul 20.30 Wita. Maryam menjelaskan suaminya yang berprofesi sebagai pengacara.
"Suami saya orang sabar. Dia memang banyak kasus hukum ditangani seperti pidana, perdata, dan terakhir sengketa lahan," kata dia.
Sebelum suaminya tewas ditembak, Maryam mengungkapkan kegiatan korban yakni sempat ke Mapolres Bone untuk mengani kasus sengketa lahan. Setelahnya, Rudi mengikuti sidang secara online.
"Setelah dari Polres, suami saya sempat sidang online," ujar Maryam.
Maryam berharap pelaku penembakan terhadap suaminya bisa segera ditangkap. Jenazah Rudi dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk menjalani autopsi.
"Kami sekeluarga berharap pelaku penembakan segera tertangkap dan kasus ini segera terungkap," ucapnya.
Terpisah, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Bone Inspektur Satu Rayendra mengatakan Rudi meninggal dunia di Puskesmas Lappariaja usai ditembak OTK. Rayendra mengungkapkan Rudi tewas usai terkena tembakan di bagian pipi.
"Istri mendengar suara letusan dari luar rumah. Usai terdengar letusan itu, korban tergeletak berlumuran darah di muka," tuturnya.
Rayendra mengaku Polres Bone masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku.
"Kami masih lidik untutk mengungkap pelaku," ucap Rayendra.