Virus Flu Babi Afrika Ditemukan di Kabupaten Bangka
Merdeka.com - Balai Veteriner Lampung Provinsi Lampung menemukan virus flu babi Afrika atau virus African swine fever (ASF) di Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setelah dilakukan uji laboratorium.
"Hasil laboratorium dipastikan terdapat penyebaran virus flu babi Afrika atau virus African swine fever (ASF) yang menyerang ratusan babi milik peternak babi di Kabupaten Bangka," kata Koordinator Informasi Veteriner Balai Veteriner Lampung, Tri Guntoro di Sungailiat, Kamis (18/3). Dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, pihaknya menemukan kasus ASF pada babi yang diawali dengan kurang atau bahkan tidak ada nafsu makan sampai ditemukan pendarahan di sebagian kulit babi. Setelah dilakukan autopsi hampir semua organ babi mengalami pendarahan.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Bagaimana peneliti mengidentifikasi virus di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Dimana penelitian tentang virus di peternakan bulu dilakukan? Tim menyoroti virus corona tertentu yang ditemukan pada dua cerpelai yang mati di satu peternakan.
-
Virus apa yang ditemukan di peternakan bulu China? Tim menemukan 36 spesies virus baru dalam ilmu pengetahuan dan 39 spesies yang berisiko berpindah antar spesies, termasuk 11 spesies yang sebelumnya telah menginfeksi manusia.'Sangat menarik bahwa kita melihat keragaman zoonosis yang diketahui dan potensial ditemukan dan ditularkan di antara begitu banyak jenis hewan dan di wilayah geografis yang luas,' kata salah satu anggota tim peneliti, John Pettersson, seorang profesor di Universitas Uppsala, dalam sebuah pernyataan.
-
Dimana bakteri ini ditemukan? Salah satu ilmuwan NASA, Kasthuri Venkateswaran yang bertanggung jawab dalam menjaga pesawat ruang angkasa bebas kontaminasi menuju Mars. Ia menemukan bakteri yang luar biasa kuat, diberi nama bacillus pumilus.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Virus jenis ini cukup berbahaya bagi babi yang belum ada antibodi karena angka kematiannya mencapai 80 sampai 100 persen," jelasnya.
Menurutnya, virus ASF cukup baru di Indonesia atau ditemukan tahun 2019 di Medan Sumatera Utara, virus ASF diduga berasal dari China ke Mongol kemudian menyebar ke Asia Tenggara.
Tri Guntoro mengatakan, ASF merupakan jenis arbovirus dengan sekitar 20 genotip yang sampai sekarang masih dikembangkan oleh para ahli untuk menemukan vaksinnya.
"Virus deman babi Afrika cukup stabil dengan kondisi lingkungan, virus yang ada di daging babi dapat bertahan selama 105 hari, daging babi yang digarami virus bisa bertahan sampai 182 hari. Bahkan virus yang ada di daging babi beku mampu bertahan 1.000 hari," jelasnya.
Daging babi yang dimasak selama minimum 30 menit dengan suhu 70 derajat membuat virus ASF akan mati. Penularan virus dapat melalui kontak antarbabi atau dapat melalui media lain.
"Petugas hewan atau pedagang pengepul juga dapat menjadi media penularan ASF, seperti saat menggunakan peralatan yang sama pada babi yang terkena ASF ke babi yang lain," ujarnya.
Pakaian yang dipakai oleh pengepul yang satu ke yang lainnya menurut dia, dapat menjadi media penularan virus. Babi yang terkena virus ASF dapat mengeluarkan virusnya dan menularkan ke babi yang melalui urine atau kotorannya.
Mencegah penyebaran virus ASF dia menyarankan agar kadang babi harus benar-benar bersih, dilakukan penyemprotan cairan desinfektan dan segera memisahkan babi yang terjangkit virus demam Afrika.
Dia meyakinkan meskipun virus ASF cukup berbahaya bagi babi dan belum ditemukan vaksinnya, namun tidak berbahaya bagi manusia.
"Untuk mengetahui kandang babi aman dari virus ASF, perlu dengan cara memasukkan babi yang rentan terkena virus di kadang tersebut, jika selama 14 hari babi itu tetap sehat berarti kadang tersebut sudah aman dari virus ASF," kata Tri Guntoro.
Sementara Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bangka Belitung, drh Correy Wahyudi mengatakan, virus ASF saat ini baru ditemukan hanya di daerahnya yang tersebar di sejumlah desa.
"Sampai saat ini virus ASF hanya ditemukan di wilayah Kabupaten Bangka, strilisasi lingkungan kandang babi harus benar-benar diperhatikan dengan cara penyemprotan disinfektan, karena ditemukan kadang yang sudah kosong namun masih terdapat virusnya," jelasnya.
Dia mengatakan, pencegahan virus dapat dilakukan dengan pembatasan akses orang lain masuk di lingkungan kandang bagi yang masih terdapat babi peliharaannya.
"Virus demam babi Afrika yang ditemukan pada daging bagi di Kota Pangkalpinang diketahui sumbernya dari Sungailiat, Bangka," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca Selengkapnyasituasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaPengembangan vaksin dan serum ini sebagai bentuk pencegahan penularan African Swine Fever antar babi.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaNipah sebetulnya bukan virus baru. Sejak tahun 1998, virus zoonosis itu sudah menggerogoti Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina.
Baca SelengkapnyaKepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini terutama menyerang anak-anak di bawah 14 tahun dengan pasien berusia 5 tahun paling banyak.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaWabah antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi sorotan. Sekurangnya tiga orang meninggal dan 93 lainnya positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca Selengkapnya