Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Virus Flu Babi Afrika Ditemukan di Kabupaten Bangka

Virus Flu Babi Afrika Ditemukan di Kabupaten Bangka Ilustrasi Flu Babi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Balai Veteriner Lampung Provinsi Lampung menemukan virus flu babi Afrika atau virus African swine fever (ASF) di Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setelah dilakukan uji laboratorium.

"Hasil laboratorium dipastikan terdapat penyebaran virus flu babi Afrika atau virus African swine fever (ASF) yang menyerang ratusan babi milik peternak babi di Kabupaten Bangka," kata Koordinator Informasi Veteriner Balai Veteriner Lampung, Tri Guntoro di Sungailiat, Kamis (18/3). Dikutip dari Antara.

Dia mengatakan, pihaknya menemukan kasus ASF pada babi yang diawali dengan kurang atau bahkan tidak ada nafsu makan sampai ditemukan pendarahan di sebagian kulit babi. Setelah dilakukan autopsi hampir semua organ babi mengalami pendarahan.

Orang lain juga bertanya?

"Virus jenis ini cukup berbahaya bagi babi yang belum ada antibodi karena angka kematiannya mencapai 80 sampai 100 persen," jelasnya.

Menurutnya, virus ASF cukup baru di Indonesia atau ditemukan tahun 2019 di Medan Sumatera Utara, virus ASF diduga berasal dari China ke Mongol kemudian menyebar ke Asia Tenggara.

Tri Guntoro mengatakan, ASF merupakan jenis arbovirus dengan sekitar 20 genotip yang sampai sekarang masih dikembangkan oleh para ahli untuk menemukan vaksinnya.

"Virus deman babi Afrika cukup stabil dengan kondisi lingkungan, virus yang ada di daging babi dapat bertahan selama 105 hari, daging babi yang digarami virus bisa bertahan sampai 182 hari. Bahkan virus yang ada di daging babi beku mampu bertahan 1.000 hari," jelasnya.

Daging babi yang dimasak selama minimum 30 menit dengan suhu 70 derajat membuat virus ASF akan mati. Penularan virus dapat melalui kontak antarbabi atau dapat melalui media lain.

"Petugas hewan atau pedagang pengepul juga dapat menjadi media penularan ASF, seperti saat menggunakan peralatan yang sama pada babi yang terkena ASF ke babi yang lain," ujarnya.

Pakaian yang dipakai oleh pengepul yang satu ke yang lainnya menurut dia, dapat menjadi media penularan virus. Babi yang terkena virus ASF dapat mengeluarkan virusnya dan menularkan ke babi yang melalui urine atau kotorannya.

Mencegah penyebaran virus ASF dia menyarankan agar kadang babi harus benar-benar bersih, dilakukan penyemprotan cairan desinfektan dan segera memisahkan babi yang terjangkit virus demam Afrika.

Dia meyakinkan meskipun virus ASF cukup berbahaya bagi babi dan belum ditemukan vaksinnya, namun tidak berbahaya bagi manusia.

"Untuk mengetahui kandang babi aman dari virus ASF, perlu dengan cara memasukkan babi yang rentan terkena virus di kadang tersebut, jika selama 14 hari babi itu tetap sehat berarti kadang tersebut sudah aman dari virus ASF," kata Tri Guntoro.

Sementara Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bangka Belitung, drh Correy Wahyudi mengatakan, virus ASF saat ini baru ditemukan hanya di daerahnya yang tersebar di sejumlah desa.

"Sampai saat ini virus ASF hanya ditemukan di wilayah Kabupaten Bangka, strilisasi lingkungan kandang babi harus benar-benar diperhatikan dengan cara penyemprotan disinfektan, karena ditemukan kadang yang sudah kosong namun masih terdapat virusnya," jelasnya.

Dia mengatakan, pencegahan virus dapat dilakukan dengan pembatasan akses orang lain masuk di lingkungan kandang bagi yang masih terdapat babi peliharaannya.

"Virus demam babi Afrika yang ditemukan pada daging bagi di Kota Pangkalpinang diketahui sumbernya dari Sungailiat, Bangka," katanya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Virus Flu Babi Afrika Sudah Masuk Indonesia
Waspada, Virus Flu Babi Afrika Sudah Masuk Indonesia

Masuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.

Baca Selengkapnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya

Hasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.

Baca Selengkapnya
Heboh Virus Nipah, Begini Proses Penularan dan Cara Mengobatinya
Heboh Virus Nipah, Begini Proses Penularan dan Cara Mengobatinya

Nipah sebetulnya bukan virus baru. Sejak tahun 1998, virus zoonosis itu sudah menggerogoti Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina.

Baca Selengkapnya
138 Ekor Sapi di Lumajang Terjangkit Penyakit Lato-Lato, Ciri-cirinya Ada Benjolan dan Lemas
138 Ekor Sapi di Lumajang Terjangkit Penyakit Lato-Lato, Ciri-cirinya Ada Benjolan dan Lemas

Kepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.

Baca Selengkapnya
Pemprov Jateng Temukan Hewan Kurban Terserang Diare, Cacar hingga Stres, Ini Penyebabnya
Pemprov Jateng Temukan Hewan Kurban Terserang Diare, Cacar hingga Stres, Ini Penyebabnya

Pemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.

Baca Selengkapnya
Profesor UMM Bagikan Cara Penanganan Bangkai Hewan Kasus Antraks
Profesor UMM Bagikan Cara Penanganan Bangkai Hewan Kasus Antraks

Wabah antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi sorotan. Sekurangnya tiga orang meninggal dan 93 lainnya positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi.

Baca Selengkapnya
Heboh Virus Nipah di India, Sudahkah Masuk Indonesia?
Heboh Virus Nipah di India, Sudahkah Masuk Indonesia?

Virus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.

Baca Selengkapnya
Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul
Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul

Upaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.

Baca Selengkapnya
Heboh Virus Nipah, Kemenkes Petakan Wilayah Banyak Kelelawar
Heboh Virus Nipah, Kemenkes Petakan Wilayah Banyak Kelelawar

Kemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.

Baca Selengkapnya