Wajah Melas-Tangan Diborgol, Ini Penampakan Paspampres Culik dan Bunuh Imam Masykur saat Diperiksa PM
TNI berjanji mengusut kasus tersebut secara transparan.
Motif pelaku hingga saat ini masih didalami penyidik.
Wajah Melas-Tangan Diborgol, Ini Penampakan Paspampres Culik dan Bunuh Imam Masykur saat Diperiksa PM
Praka Riswandi Manik beserta dua pelaku penganiayaan lain telah ditetapkan tersangka. Prajurit TNI AD Batalyon Paspampres itu menculik dan menganiaya Imam Masykur hingga tewas.
Kini, Praka Riswandi beserta Praka J dan HS mendekam di rutan militer Pomdam Jaya di Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan.
"Saya sampaikan selain 3 oknum tersebut, ada juga tersangka dari sipil,"
ujar Kadispenad, Brigjen TNI Hamim Tohari dalam jumpa pers di Pomdam Jaya Jayakarta, Jakarta, Selasa (29/8).
Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh merdeka.com, terlihat Praka Riswandi Manik, Praka J dan Praka HS tengah menjalani pemeriksaan secara intensif. Ketiganya mengenakan seragam tahanan Pomdam Jaya berwarna kuning dan sudah berkepala plontos.
Saat diperiksa, tangan para pelaku diborgol ke kursi pemeriksaan. Terlihat ekspresi memelas dari raut wajah Praka Riswandi Manik.
Sementara itu, Brigjen Hamim Tohari memastikan TNI mengusut kasus tersebut secara transparan.
"Institusi TNI menjamin tidak ada impunitas apabila ada prajurit yang melakukan pelanggaran pidana, bahkan mungkin bisa dijatuhi hukuman lebih berat, karena ada penerapan pasal-pasal pidana militer yang sesuai dengan hasil penyidikan yang terus dilakukan Pomdam Jaya," tegasnya.
Sebelumnya, aksi kejam tersangka Praka RM bersama dua rekan Anggota TNI menculik dan menganiaya pemuda asal Aceh Imam Masykur (25), ternyata diakhiri dengan jasad korban yang dibuang ke wilayah Purwakarta, Jawa Barat.
"Dia (korban) dibuang di waduk di jembatan waduk Purwakarta," kata Komandan Pomdam (Danpomdam) Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar saat dihubungi, Selasa (29/8).
Setelah dibuang usai dianiaya sejak Sabtu (12/8) lalu, barulah selang beberapa hari jasad Imam ditemukan warga mengambang di sungai kawasan Karawang, Jawa Barat.
"Kemudian hanyut, tanggal 15 Agustus ketemu di sungai di daerah Karawang. Nah pria tidak dikenal ini diamankan kepolisian dibawa ke RSUD," ujarnya.
Setelah ditemukan jasad Imam, barulah terungkap jika tersangka penganiayaan dilakukan oleh tiga anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang ditangkap, Rabu (23/8) lalu.
"Kalau kita sistemnya tidak ditangkap. kita kan datang ke satuannya lalu diambil, ya diamankan lah di tanggal 23 itu. Jangan bilang ditangkap," kata Irsyad saat dikonfirmasi Senin (28/9).
Praka HS
Praka J
Praka Riswandi dibekuk setelah TNI berkoordinasi dengan pihak Kepolisian melacak nomor ponsel Imam bersama Polda Metro Jaya yang ternyata telah dijual oleh Praka RM usai penculikan.
"Singkat ceritanya begini. Ada handphone korban, yang diambil salah satu pelaku RM kemudian dijual. kemudian kita kerjasama bersama kepolisian, polda metro jaya ngetrek handphone nomor itu, kemudian dapat (Praka RM)," katanya.
"Kemudian yaudah ketemu dilacak, dilacak, dilacak, dapat lah itu (Praka RM, dilanjutkan dua tersangka yang diamankan)," tambah Komandan Pomdam (Danpomdam) Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar.