Warung Tertinggi di Atas Gunung Sampah Bantargebang, Dagangan Dipenuhi Lalat
Warung yang mengikuti kemana pemulung bekerja. Warung ini bisa menghasilkan cuan hingga Ro900 ribu sehari.
Mengikuti kemana pemulung bekerja. Warung ini bisa menghasilkan cuan hingga Ro900 ribu sehari.
Warung Tertinggi di Atas Gunung Sampah Bantargebang, Dagangan Dipenuhi Lalat
Demi mencari rezeki, sejuta cara dilakukan. Bahkan membuka warung di atas gunungan sampah pun dilakukan.
Yulianti membuka warung di atas Gunung Sampah Bantargebang untuk mendapatkan cuan. Di mana pelanggannya adalah para pemulung sampah di sana.
Setiap hari, dia harus membuka warungnya setiap hari pada pukul 06.00 WIB. Kemudian dia tutup pada pukul 17.00 WIB.
Untuk memenuhi kebutuhan pemulung di sana, Yulianti menyediakan kopi, gorengan, es, mie hingga makan siang.
Namun jangan bayangkan kondisi warung di sana seperti tempat berjualan pada umumnya.
Barang dagangan yang ada di atas meja dikerubuti oleh lalat. Mulai dari gorengan yang baru saja jadi, hingga sisa minuman milik para pemulung.
Bahkan, lalat juga hingga di setiap benda yang ada di sana.
Yulianti menceritakan, banyak dari para pemulung berutang setiap hari. Kadang mereka membayar usai menimbang sampah yang telah dikumpulkan.
Setiap hari, warungnya tidak hanya diperuntukan bagi mereka yang jajan. Kadang ada pemulung yang kelelahan dan menumpang beristirahat di sana.
Yulianti menceritakan, dalam sehari paling minimal bisa mengantongi Rp400 ribu. Sementara saat ramai, dia mengaku bisa membawa Rp900 ribu dalam sehari.
Dia menerangkan, warungnya tidak menetap. Kadang kala harus berpindah untuk menyesuaikan dengan lokasi kerja para pemulung.
Pengalaman menjelajahi warung di atas gunung sampah Bantargebang ini dibagikan oleh akun Youtube Jericho Zeki.
Sampah selalu menjadi masalah utama di Jakarta. Kini Ahok ribut dengan DPRD Bekasi lagi soal Bantar Gebang. Sudah puluhan tahun Bantar Gebang jadi tempat pembuangan akhir sampah warga Jakarta.
Bagaimana asal mula Bantar Gebang hingga jadi tempat pembuangan sampah?
Seperti pengakuan Kuncir, pria asal Banten ini hijrah dari profesi sebelumnya sebagai petani menjadi pemulung sampah demi hidup yang lebih baik.
Yang mengejutkan, dia bahkan kerap menemukan uang hingga bongkahan kecil emas diantara tumpukan-tumpukan sampah.