Wayang mistis bertahan turun-temurun selama 300 tahun
Merdeka.com - Gamelan mulai ditabuh, pertanda pagelaran Wayang Gandrung dimulai. Dengan gendhing jejer (adegan yang mengawali pertunjukan wayang), Sang dalang menundukkan kepala membaca mantra kemudian mulai melantunkan sulukan, sulukan yang dilantunkan bernada sangat miring bahkan sliring (sliring dalam pemahaman nada tembang di Jawa berarti tidak sesuai dengan nada gamelan) seperti pada lantunan kidung Bali.
Dalang Mbah Kandar memainkan gunungan dengan menggerakkan ke kiri dan ke kanan kemudian ke tengah, gunungan ditancapkan persis di tengah gawangan.
Kemudian dikeluarkan sosok wayang bercat hitam, profil tubuh dan wajahnya mirip tokoh Semar, gerakan yang dilakukan dalam memainkan tokoh ini berakar pada pola gerakan ulat-ulat dan tancepan dalam sabet wayang kulit. Tokoh ini hanya dimainkan sebentar kemudian dimasukkan kembali ke dalam sarung. Cerita akan berubah-ubah sesuai wangsit.
-
Apa itu Wayang Ringkang? Wayang Ringkang merupakan seni wayang golek gaya baru yang modern.
-
Dimana Gunung Wayang berada? Di ruas Jalan Pakenjeng – Bungbunglang, Kabupaten Garut, terdapat sebuah bukit bernama Gunung Wayang.
-
Apa itu Wayang Sodo? Wayang Sodo dibuat menggunakan bahan yang cukup sederhana, yaitu lidi.'Awalnya bukan dari lidi mas. Saya membuatnya dari rumput. Dulu anak-anak di sekitar sini sering saya buatkan wayang,' kata Mbah Marsono dikutip dari website nasirullahsitam.com pada 2019 lalu.
-
Kenapa warga Pucung menggelar wayang di tradisi Majemukan? Tradisi Majemukan sendiri biasanya digelar setiap habis panen padi.
-
Apa Wayang Krucil itu? Wayang krucil atau wayang klithik adalah pertunjukan boneka datar dua dimensi yang terbuat dari kayu yang diukir dan diberi warna. Mengutip cakdurasim.com, wayang ini memiliki ketebalan antara 2-3 cm. Bagian lengannya terbuat dari kulit agar dapat digerakkan.
-
Kenapa Gunung Wayang dianggap sakral? Lokasi ini dianggap sakral oleh warga setempat karena cerita turun temurunnya. Konon di malam-malam tertentu kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring pertunjukkan wayang golek.
Pagelaran seni Wayang Gandrung, sebenarnya mengajarkan manusia untuk memiliki rasa seni estetika dan etika serta mengandung ajaran moral. Dalam Wayang Gandrung tentunya banyak mengandung ajaran moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan normal biasa.
Ajaran moral Wayang Gandrung bisa dikupas secara sederhana dari kata gandrung itu sendiri.Gandrung dalam bahasa Jawa berarti senang, cinta atau suka. Orang yang mengalami gandrung bisa saja seperti orang yang lupa akan hal lain kecuali satu hal yakni yang dicintainya. Hal yang dicintai itu bisa seseorang, sesuatu ataupun perilaku kehidupan yang baik di dunia ini.
Menurut Lamidi, ahli waris Wayang Gandrung, dalam perkembangannya untuk memberikan ajaran kepada anak cucunya, maka Ki Demang Raden Proyosono pertama memberikan sebutan "Gandrung" berarti suka atau cinta untuk berbuat kebaikan dan suka menolong sesama umat manusia atau sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Ungkapan senada juga disampaikan Mbah Kandar, menurutnya sesuai pemberian nama oleh Ki Demang Raden Proyosono, kata gandrung di sini berarti suka akan menolong orang lain yang mengalami musibah atau segala permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga Wayang Mbah Gandrung ini ada sebagai sarana untuk mengatasi segala kesulitan hidup.
Keberadaan Wayang Mbah Gandrung menjadi simbol atau ikon "Wayang Pangayoman", karena wayang tersebut memiliki kekuatan magis yang dapat memberikan pemecahan dalam kehidupan warga Desa Pagung dan sekitarnya. Sehingga Wayang Gandrung bisa bertahan secara turun temurun hingga lebih dari 300 tahun sampai saat ini.
Ajaran moral Mbah Gandrung ini sebagai bentuk penjabaran dalam kehidupan masyarakat dari ajaran agama yang dianut oleh penduduk Pagung dan sekitarnya, yakni agama Islam.
Wayang mistis, cerita bukan dari dalang, tetapi dari wangsit
Kisah wayang mistis, jika berulah saat menonton bisa kualat (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar masyarakat di dusun tersebut berprofesi sebagai pengrajin wayang kulit. Keahlian mereka sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca SelengkapnyaBatu ini dipercaya mampu menyerap energi negatif dari manusia.
Baca SelengkapnyaSantet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan.
Baca SelengkapnyaSetiap hari, ada orang datang untuk mengambil air di batu lesung ini.
Baca SelengkapnyaKonon di malam Selasa dan malam Jumat kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring wayang golek.
Baca SelengkapnyaKeris Bali bukan senjata biasa, ia sangat dekat dengan kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Pulau Dewata
Baca SelengkapnyaMuseum ini sangat cocok dikunjungi anak-anak agar tertanam cinta budaya lokal sejak dini.
Baca SelengkapnyaMitos-mitos ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar gunung berapi paling aktif di Indonesia ini.
Baca SelengkapnyaWayang beber mungkin tidak sepopuler wayang kulit, tetapi sebenarnya ia merupakan pendahulu dari seni pertunjukan wayang kulit yang kita kenal sekarang.
Baca SelengkapnyaPengobatan tradisional Bali menggunakan tanaman obat dari naskah kuno Usadha tetap mujarab hingga kini, menjaga warisan kesehatan lokal yang berharga.
Baca SelengkapnyaTarian tradisional Ketuk Tilu yang berasal dari Jawa Barat ini ternyata memiliki makna sangat mendalam.
Baca SelengkapnyaPendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.
Baca Selengkapnya