Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

45 Tokoh deklarasikan Gerakan Menegakkan Kedaulatan Negara

45 Tokoh deklarasikan Gerakan Menegakkan Kedaulatan Negara

Merdeka.com - Gerakan Menegakkan Kedaulatan Negara (GMKN) resmi dideklarasikan di Kantor Pusat PP Muhammadiyah. 45 Tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang bergabung dalam gerakan moral ini.

"Indonesia saat ini sudah jauh dari cita-cita kemerdekaan. Karena itu, kemakmuran dan kesejahteraan belum bisa diraih," kata Pengamat Ekonomi Hendri Saparini saat membacakan deklarasi GMKN di Jakarta, Senin (7/1).

Dia mengatakan hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan kekayaan alam lebih banyak dimanfaatkan oleh kepentingan dan kekuatan asing.

Orang lain juga bertanya?

"Karena itulah kami menyatakan berdirinya GMKN sebagai gerakan moral untuk menegakkan harkat, martabat dan kedaulatan bangsa dan negara," katanya.

Hendri menyebutkan tiga tonggak penting yang melatarbelakangi deklarasi gerakan tersebut, yakni Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Deklarasi Djoeanda 13 Desember 1957. "Deklarasi ini menegaskan pentingnya kedaulatan teritorial karena mencakup kedaulatan ekonomi, hukum dan politik," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sekaligus penggagas berdirinya GMKN mengatakan gerakan tersebut murni gerakan moral bukan politik. "Gerakan ini bersifat moral, tidak ada unsur kepentingan politik," katanya.

Dia mengajak masyarakat melalui GMKN untuk bersama-sama membangun semangat untuk menegakkan kedaulatan, harkat dan martabat bangsa atau yang disebut dengan 'dignity sovereignty'. Din mengaku prihatin akan adanya penyimpangan yang berdampak pada runtuhnya kedaulatan negara.

"Kami melihat banyaknya penyimpangan dalam bidang politik, ekonomi maupun budaya," katanya seperti dikutip Antara.

Dia berjanji elemen bangsa yang tergabung dalam gerakan tersebut akan berusaha aktif dan konstruktif menegakkan kedaulatan negara.

Hadir dalam deklarasi tersebut beberapa tokoh dari lintas generasi, agama, suku, profesi, afiliasi politik serta pemuda, di antaranya Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto, Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Fuad Bawazir, Ihsanudin Noorsy, Yudi Latif, Marwan Batubara dan AM Fatwa.

Selain itu, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi, ekonom Rizal Ramli, pengamat politik Ray Rangkuti, pengamat perminyakan Kurtubi serta mahasiswa dan tokoh kepemudaan juga hadir dalam deklarasi terebut. (mdk/bal)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cak Imin: Tak Terlalu Penting Buat PKB Ada di Kabinet atau Tidak
Cak Imin: Tak Terlalu Penting Buat PKB Ada di Kabinet atau Tidak

PKB mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran sudah cukup.

Baca Selengkapnya
Pemuda Muhammadiyah Bela Zulhas: Tak Ada Motif Mempengaruhi dan Menghasut
Pemuda Muhammadiyah Bela Zulhas: Tak Ada Motif Mempengaruhi dan Menghasut

Dzulfikar Ahmad mengingatkan soal pendewasaan dalam proses beragama dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Gus Yahya Soal Sikap PBNU di Pemilu 2024: Kiai Kok Diarahkan, Kiai Itu Bagian Mengarahkan
Gus Yahya Soal Sikap PBNU di Pemilu 2024: Kiai Kok Diarahkan, Kiai Itu Bagian Mengarahkan

PBNU sebagai organisasi umam keagamaan terbesar tidak pernah melakukan klaim atas keberpihakan.

Baca Selengkapnya
Muhammadiyah Tegaskan Netral, Bantah Klaim Ikut Kawal Suara AMIN di Pilpres 2024
Muhammadiyah Tegaskan Netral, Bantah Klaim Ikut Kawal Suara AMIN di Pilpres 2024

Muhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Gus Yahya Tegaskan PBNU Tidak Bisa Lagi Menyuapi PKB: Silakan Jalan!
Gus Yahya Tegaskan PBNU Tidak Bisa Lagi Menyuapi PKB: Silakan Jalan!

Gus Yahya menegaskan seluruh pengurus organisasinya tak boleh mengatasnamakan PBNU jika memberi dukungan politik.

Baca Selengkapnya
TAP MPR Dicabut, Soeharto dan Gus Dur Dianggap Layak Dapat Gelar Pahlawan
TAP MPR Dicabut, Soeharto dan Gus Dur Dianggap Layak Dapat Gelar Pahlawan

Soeharto, lanjut Moestar, telah sangat berjasa dalam pembangunan bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ketum Tegaskan Muhammadiyah Netral Terkait Hak Angket Kecurangan Pemilu
Ketum Tegaskan Muhammadiyah Netral Terkait Hak Angket Kecurangan Pemilu

Menurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.

Baca Selengkapnya
Khofifah Tegaskan Muslimat NU Tak Berafliasi dengan Parpol di Pemilu 2024
Khofifah Tegaskan Muslimat NU Tak Berafliasi dengan Parpol di Pemilu 2024

Khofifah menyebut Muslimat NU hanya membangun politik kebangsaan yang hanya berorientasi pada penegakan konsensus bangsa.

Baca Selengkapnya
Ketum PBNU Akui Banyak Didekati Parpol dan Capres: Saya Kira Sekarang Sudah Kapok
Ketum PBNU Akui Banyak Didekati Parpol dan Capres: Saya Kira Sekarang Sudah Kapok

Norma NU sebagai organisasi dan lembaga pun tegas tidak mengizinkan sikap memberikan dukungan

Baca Selengkapnya
Khofifah Tegaskan Harlah Muslimat NU Ke-78 Tidak Terkait Politik
Khofifah Tegaskan Harlah Muslimat NU Ke-78 Tidak Terkait Politik

Harlah Muslimat NU membawa suasana Pemilu 2024 tidak selalu menegangkan.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut: Bung Karno Tidak Boleh Diklaim Satu Partai Saja
Menag Yaqut: Bung Karno Tidak Boleh Diklaim Satu Partai Saja

Selama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
Respons Cak Imin, Menkumham Supratman Jamin Pemerintah Tidak Cawe-cawe Urusan Partai Politik
Respons Cak Imin, Menkumham Supratman Jamin Pemerintah Tidak Cawe-cawe Urusan Partai Politik

Menkum HAM Supratman menjamin pemerintah bersifat objektif terkait urusan parpol.

Baca Selengkapnya