Analogkan Sepak Bola, TPN Ganjar Ragu Persiapkan Kesebelasan Khawatir Wasit Tak Lihat Pertandingan
Mega menyebut, terjadi kegelapan dalam demokrasi dampak dari permasalahan di MK yang menyebabkan Anwar Usman diberhentikan sebagai ketua MK.
Dia pun mempertanyakan apakah pertandingan yang akan berlangsung akan fair atau tidak.
Analogkan Sepak Bola, TPN Ganjar Ragu Persiapkan Kesebelasan Khawatir Wasit Tak Lihat Pertandingan
Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Md, Andi Widjajanto mengaku pihaknya ragu membentuk tim untuk di Pilpres 2024.
Hal itu, menanggapi pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno yang mengaku prihatin dengan polemik di Mahkamah Konstitusi (MK).
Mega menyebut, terjadi kegelapan dalam demokrasi dampak dari permasalahan di MK yang menyebabkan Anwar Usman diberhentikan sebagai ketua MK.
merdeka.com
"Kalau saya mau sederhanakan hari ini sampai nanti Pilpres 14 Februari 2024 kita seharusnya sedang bersemangat bersiap-siap untuk melakukan pertandingan sepak bola untuk mencari kesebelasan yang terbaik," kata Andi, saat konferensi pers di Media Center TPN, Jalan Cemara, Jakarta, Minggu (12/11).
"Tetapi hari ini kami ragu-ragu untuk mempersiapkan kesebelasan yang akan bermain karena dari awal kami menyadari wasitnya tidak akan memimpin pertandingan itu dengan melihat dinamika di lapangan, tetapi wasitnya akan terus-menerus menoleh ke VIP box untuk menunggu arahan apa yang harus dilakukan selama pertandingan," sambungnya.
Dia pun mempertanyakan apakah pertandingan yang akan berlangsung pada 14 Febuari 2024 nanti akan menjadi pertandingan yang sangat fair atau tidak.
"Tentunya kita menginginkan agar pemilu 2024 ini seperti yang analogi saya tentang pertandingan sepak bola akan berlangsung dengan fair dengan kompetisi yang sehat," ungkap dia.
merdeka.com
Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terhadap hakim MK menjadi titik terang agar rekayasa hukum dan manipulasi hukum yang terjadi saat ini dapat terhentikan.
"Kami berharap di TPN seperti tadi yang diarahkan Bu Mega agar keputusan MKMK tentang pelanggaran etika berat yang dilakukan oleh Hakim di MK menjadi titik awal bagi kita untuk menghentikan rekayasa hukum untuk menghentikan manipulasi hukum," tegas dia.
merdeka.com
"Dan untuk memastikan nepotisme kolusi dan korupsi yang dulu kita bongkar dengan gerakan reformasi tidak kemudian muncul lagi justru di satu lembaga negara yang kita jadikan kita harapkan jadi sebagai penjaga ruh konstitusi kita," imbuh Andi.
merdeka.com