Perjalanan panjang kisruh Golkar berujung dukungan ke Jokowi-JK
Merdeka.com - Kisruh Partai Golkar selama setahun belakangan terus jadi perbincangan hangat di dunia politik tanah air. Perpecahan mereka dimulai pada masa Pilpres 2014. Beda pandangan dalam memberi dukungan memaksa para kader menjadi dua kubu.
Kala itu, Golkar tengah dipimpin Aburizal Bakrie alias Ical menegaskan, dukungan kepada Koalisi Merah Putih (KMP). Mereka pun bergabung dengan Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Saat Pilpres 2014, KMP telah mengusung nama Prabowo Subianto selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sebagai calon presiden (capres) dan Hatta Rajasa sebagai cawapres sebelum Golkar bergabung. Akhirnya Golkar pun bergabung setelah Ical dan Prabowo lakukan pertemuan spesial.
-
Apa yang Golkar dukung? Terakhir, pertemuan juga kembali menggarisbawahi dukungan terhadap kerangka kerja ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai landasan sekaligus panduan bagi ASEAN dalam menavigasikan konstelasi politik kawasan yang dinamis.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Bagaimana Golkar menunjukan dukungannya ke Prabowo? Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungan.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Mengapa Partai Golkar eksis hingga sekarang? Partai Golongan Karya (Golkar) salah satu partai tertua yang tetap eksis hingga kini, keberhasilannya tidak lepas dari soliditas kader hingga simpatisan untuk terus tampil dalam setiap Pemilu sejak 1971.
Posisi Golkar saat pilpres lalu memang dilematis. Sejumlah petinggi Golkar meminta agar partai paling lawas di Indonesia mengusung Jokowi-JK. Ical juga sempat mesra dengan Jokowi. Namun pada akhirnya, Ical memutuskan untuk memilih Prabowo-Hatta.
Keputusan ini menuai polemik panjang di internal Golkar. Bahkan senior Golkar, Luhut Panjaitan memutuskan mundur dari Golkar. Tidak hanya itu, banyak suara-suara miring yang mulai melawan kepemimpinan Ical.
"Karenanya saya, Luhut B. Panjaitan, atas restu Ketum Golkar, sejak Jokowi diberi mandat oleh PDIP sebagai Capres, telah mengambil posisi sebagai pendukung Jokowi," kata Luhut pada Mei 2014 lalu.
Pernyataan Luhut juga diikuti beberapa politisi Golkar lainnya, seperti Nusron Wahid, Poempida Hidayatulloh, Indra J Piliang dan lainnya. Mayoritas para penentang Ical merupakan para politisi muda Golkar.
Perpecahan Golkar tidak berhenti saat Pilpres 2014. Kisruh tambah panas saat Golkar menggelar Munas tak lama setelah Pilpres dimenangkan oleh Jokowi-JK. Apalagi, Ical kembali maju menjadi calon ketua umum. Hal ini mendapatkan penolakan keras, khususnya Agung Laksono yang sejak awal ngotot Golkar harus berada dalam pemerintahan.
Munas digelar di Bali. Ical pun didaulat kembali jadi ketua umum Golkar. Agung Laksono Cs tak terima kemudian menggelar munas tandingan di Jakarta tak lama setelah Ical terpilih jadi ketua umum.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Priyo Budi Santoso dan Agung Laksono masuk bursa sebagai calon ketua umum versi Munas Ancol. Setelah digelar beberapa hari, akhirnya Agung Laksono terpilih menduduki puncak pimpinan Golkar guna menyaingi Ical.
Kemenangan Agung membuatnya merasa mempunyai kuasa. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar masih mempertimbangkan apakah Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaAirlangga memastikan berkomitmen mendukung Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGolkar telah melakukan penjajakan koalisi dengan Partai Gerindra sudah lebih lama daripada penjajakan dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep belum mengambil keputusan terkait rencana maju di dalam Pilkada.
Baca Selengkapnyamerupakan tokoh senior dan mantan Ketua Umum Partai Golkar yang sosoknya harus dihormati.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan Partai Golkar memberikan sinyal kuat mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDukungan ini pernah diberikan pada sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ridwan Kamil memang unggul telak dibanding kandidat calon lain di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto menepis jika agenda Dewan Pakar itu untuk melengserkannya sebagai pemimpin Golkar.
Baca SelengkapnyaRK menyatakan, dirinya akan ikut dengan keputusan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaUntuk sosok yang akan diusung di Pilkada Jawa Barat juga akan diumumkan bersama pasangannya.
Baca SelengkapnyaZulhas menilai perbedaan dukungan partai-partai KIM di Pilkada 2024 merupakan hal wajar. Sebab, ada ratusan daerah yang menyelenggarakan Pilkada.
Baca Selengkapnya