Ahli Gizi Sarankan untuk Awali Buka Puasa dengan Takjil
Dalam berbuka puasa, salah satu cara untuk membatalkannya adalah dengan mengonsumsi takjil. Hal ini ternyata juga disarankan oleh ahli gizi.
Dalam berbuka puasa, salah satu cara untuk membatalkannya adalah dengan mengonsumsi takjil. Hal ini ternyata juga disarankan oleh ahli gizi.
-
Apa saja yang dianjurkan di awal berbuka puasa? Mulailah berbuka dengan makanan yang mudah dicerna seperti kurma dan air. Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma maka bisa dengan air. Kurma memberikan energi instan karena kandungan gula alaminya, sedangkan air membantu menghidrasi tubuh setelah seharian berpuasa.
-
Kenapa orang suka buka puasa dengan takjil? Menyambut waktu berbuka puasa dengan hidangan takjil yang lezat dan menyegarkan adalah salah satu kebahagiaan tersendiri bagi umat Muslim di bulan Ramadhan.
-
Makanan apa yang baik untuk buka puasa? Perlu diingat bahwa tidak sembarang makanan atau minuman dapat langsung dikonsumsi setelah berjam-jam perut kosong. Dilansir dari Livestrong, berikut beberapa hal yang baik untuk dimakan dan diminum tubuh Anda, beserta beberapa yang harus dihindari.
-
Kenapa resep takjil baik untuk buka puasa? Berikut kumpulan resep menu takjil buka puasa yang segar dan cocok untuk pelepas dahaga.
-
Apa makanan yang baik untuk buka puasa? Makanan yang baik dikonsumsi saat buka puasa adalah makanan yang dapat memberikan energi cepat, mudah dicerna, dan kaya akan nutrisi penting.
-
Bagaimana cara buka puasa yang sehat? Dengan mengikuti tips makan tersebut, Anda dapat berbuka puasa dengan cara yang sehat dan nyaman, serta mendapatkan manfaat maksimal dari ibadah puasa.
Ahli Gizi Sarankan untuk Awali Buka Puasa dengan Takjil
Dalam menjalankan ibadah puasa, ahli gizi dr. Luciana Sutanto MS, Sp.GK, menganjurkan untuk mengawali berbuka puasa dengan makanan porsi kecil yang memiliki rasa manis atau takjil.
Menurutnya, ini penting untuk mengaktifkan saluran pencernaan serta mengembalikan kadar gula darah setelah berpuasa selama 12 jam.
"Makan porsi kecil dan manis saat berbuka puasa untuk mengaktifkan saluran cerna dan mengembalikan kadar gula darah yang turun setelah 12 jam berpuasa," ungkap Luciana dilansir dari Antara.
Setelah mengonsumsi takjil, seseorang bisa melanjutkan dengan makanan utama lengkap gizi setelah menunaikan ibadah sholat maghrib. Luciana menyarankan agar makan malam selingan dilakukan setelah sholat tarawih, dan kembali mengonsumsi menu utama lengkap gizi saat sahur.
Untuk individu yang memiliki riwayat penyakit seperti refluks gastroesofagus atau GERD, disarankan untuk menghindari makanan pedas dan asam berlebihan saat berbuka puasa maupun sahur.
"Hindari makanan yang dapat memperparah kondisi GERD saat sahur dan berbuka puasa seperti makanan yang terlalu pedas dan terlalu asam," tambah Luciana.
Bagi penderita diabetes, Luciana menegaskan pentingnya melakukan konsultasi dengan ahli medis sebelum memutuskan untuk berpuasa.
"Untuk kondisi diabetes, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apakah kondisi diabetesnya masih memungkinkan untuk berpuasa," kata Luciana.
Dalam sebuah diskusi daring, dr. Martha Rosana, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, juga menekankan risiko komplikasi yang dapat dialami oleh penderita diabetes jika asupan makanan dan cairannya berubah. Penderita diabetes bisa menghadapi risiko komplikasi seperti hipoglikemia (gula darah rendah), hiperglikemia (gula darah tinggi), dehidrasi, dan ketoasis diabetikum (komplikasi akut).
Konsultasi dengan dokter sebelum berpuasa menjadi langkah penting agar penderita diabetes mendapatkan informasi yang tepat mengenai evaluasi penggunaan obat-obatan, pemantauan kondisi kesehatan, serta penilaian risiko komplikasi.
Dengan mengikuti saran dari ahli gizi dan berkonsultasi dengan dokter, diharapkan para muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih aman dan sehat, serta dapat memperoleh manfaat spiritual yang diinginkan dari ibadah tersebut.