Bahaya Pemberian Ramuan seperti Kecipir dan Kencur pada Bayi di Bawah 6 Bulan
Merdeka.com - Pada usia bayi yang masih belia terutama enam bulan awal kehidupannya, pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang eksklusif merupakan hal yang penting. Pada usia ini, bayi pada dasarnya hanya dapat mencerna ASI saja dan belum bisa mencerna makanan dan minuman lain.
Ketidaktahuan orangtua atau orang di sekitar malah bisa berbuah tragedi atau bahkan maut pada bayi. Hal ini lah yang dialami oleh seorang ibu yang membagikan ceritanya melalui sebuah grup Facebook terkait tragedi yang dialami oleh buah hatinya.
Pada saat sang buah hati yang masih berusia 54 hari sedang sakit, orang-orang di sekitarnya malah memberi ramuan tradisional berupa perasan daun kecipir dan kencur pada bayi. Alhasil, sang buah hati harus mengalami sesak napas dan infeksi paru-paru sebelum akhirnya meninggal dunia.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
"Izin cerita leIni anak aku usia nya 54hari harus meninggal gara2 di kasih minum ramuan tradisional. Aku se bagai ibu nya udh ngelarang ga usah ngasih tapi keluarga aku ttp ngasih, alhasil anak aku sampe sesak nafas dan kena infeksi paru2. Aku mau bawa ke dokter tapi semua keluarga ga ngijinin katanya lebih baik pakek obat tradisional tapi aku kekeh bawa ke RS pas di RS di marah gara2 udh telat di bawa nya, dokter udh ngelakuin segala cara tapi udh terlambat le😭Pelajaran buat semau, kalau anak sakit mending langsung di bawa ke RS daripada harus pake obat tradisional!", tulis sang Ibu yang memiliki akun bernama Yaya.
Kontan, postingan tersebut langsung memancing reaksi banyak orang, terutama karena selain pemberian minuman yang tak ideal, pihak keluarga juga melarang orangtua membawa bayi ke rumah sakit. Kepercayaan terhadap obat tradisional ini telah membawa maut pada sang bayi.
Bahaya Pemberian Makan dan Minum Selain ASI
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa ASI merupakan nutrisi pilihan pertama dan utama bagi bayi berusia 0-6 bulan. Sementara itu, The American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa bayi hanya bisa mengonsumsi susu formula atau ASI hingga setidaknya berusia enam bulan.
Lebih lanjut, pemberian makanan atau minuman selain ASI ini justru bisa menjadi racun bagi bayi. Sebagai contoh, bahkan meminum air putih saja bisa sangat berbahaya bagi bayi.
Ginjal milik bayi masih belum dapat mengolah masuknya air dalam jumlah banyak ke tubuh. Dr. Jennifer Anders, dokter anak di Johns Hopkins Children's Center, mengingatkan orang tua bahwa ginjal yang belum tumbuh ini bisa berdampak pada tubuh bayi melepaskan sodium beserta air berlebih yang masuk. Hal ini bisa berujung pada kondisi keracunan air yang bisa membahayakan nyawa bayi jika tidak ditangani dengan tepat.
Sementara itu, konsumsi ramuan tradisional atau jamu juga bisa berbahaya. Konsumsi jamu ini bisa menyebabkan bayi mengalami kejang, infeksi, keracunan, serta kerusakan fungsi hati yang bahkan bisa berujung pada kematian.
Kencur Hanya Boleh Dikonsumsi pada Bayi di Atas 6 Bulan
Perbedaan tubuh orang dewasa dan bayi ini menyebabkan bahkan tumbuh-tumbuhan yang ada bisa mengandung logam atau bakteri. Konsumsi ini bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang bisa sangat membahayakan nyawa bayi sehingga sebisa mungkin pemberian minuman jenis seperti ini harus dihindari.
Terkait tanaman kencur, pada intinya kencur memiliki kandungan mineral seperti kalium, fosfor, magnesium, zat besi, mangan, serta zinc. Sejumlah kandungan tersebut bisa bermanfaat hanya jika kondisi tubuh sudah siap mencernanya.
Pada bayi di bawah usia enam bulan kandungan beragam mineral dari kencur ini justru bisa berubah menjadi racun yang membahayakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak mengenai berbagai permasalahan yang dialami bayi serta dalam memberi pengobatan yang tepat agar kondisi bayi tidak semakin memburuk.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak kecil terlebih bayi disarankan untuk tidak dikerok dengan benda yang kasar karena akan membuat si kecil kesakitan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaMengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi dari tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS (5) tidak meninggal akibat kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaPemberian pisang perlu dihindari dan diwaspadai pada bayi berusia di bawah enam bulan.
Baca SelengkapnyaLantaran sang bayi kembung, suster ini beri kerok bayi. Kondisi sang bayi pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, N juga dijerat dengan pasal berlapis yakni berkaitan dengan UU PKDRT dan UU Kesehatan.
Baca SelengkapnyaBawang merah salah satu bahan dapur yang umum digunakan dalam masakan, ternyata memiliki beragam manfaat kesehatan termasuk bagi bayi.
Baca SelengkapnyaSang ibu menuntut pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya