Kenali Perbedaan antara Psikopat dan Sosiopat yang Bisa Diidap Seseorang
Psikopat dan sosiopat merupakan gangguan pribadi yang bisa dialami seseorang dan perlu diperhatikan perbedaannya.
Kenali Perbedaan antara Psikopat dan Sosiopat yang Bisa Diidap Seseorang
Seringkali kita mendengar istilah "psikopat" atau "sosiopat" digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mungkin memiliki perilaku antisosial. Tetapi apa sebenarnya perbedaan antara keduanya?
Walau sering digunakan, namun seperti dilansir dari Web MD, pada dasarnya kedua hal ini tidak digunakan oleh dokter sebagai suatu diagnosis kesehatan. Secara medis, istilah yang digunakan untuk menjelaskan masalah ini adalah gangguan kepribadian antisosial.Pakar kejiwaan percaya bahwa psikopat dan sosiopat memiliki hal dan sifat yang serupa. Keduanya sama-sama bisa membuat seseorang kesulitan membedakan antara yang baik dan buruk. Mereka juga kesulitan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain.
Walau memiliki sejumlah kesamaan, namun tetap terdapat perbedaan dari kedua hal ini. Salah satu hal utama yang membedakan keduanya adalah terkait ada tidaknya kesadaran ketika melakukan suatu perbuatan.
Perbedaan Sosiopat dan Psikopat
Salah satu hal penting yang membedakan antara psikopat dan sosiopat adalah terkait adalah kesadaran yang dimiliki. L. Michael Tompkins, EdD psikolog dari Sacramento County Mental Health Treatment Center mengungkap bahwa hal ini merupakan rasa yang muncul dan mengingatkan dari dalam diri ketika seseorang melakukan hal yang salah.
-
Bagaimana cara mengenali psikopat? Mendiagnosis psikopati memerlukan pendekatan yang komprehensif dan profesional, seperti penggunaan Hare Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R).
-
Apa ciri khas psikopat? Psikopat merupakan gangguan kepribadian yang ditandai oleh pola perilaku yang menyimpang, termasuk kurangnya empati, sifat manipulatif, serta kecenderungan untuk melanggar norma sosial dan hukum.
-
Siapa saja yang bisa jadi psikopat? Psikopat bisa jadi adalah seseorang yang kita kenal, seperti anggota keluarga, pasangan, rekan kerja, atau teman.
-
Siapa yang berpotensi memiliki psikopat? Anak yang sering mendapatkan kekerasan atau penganiayaan secara fisik rentan memiliki karakter psikopat. Lingkaran keluarga yang tidak utuh karena telah menelantarkannya juga meningkatkan risiko psikopat.
-
Apa ciri khas otak psikopat? Sebuah penelitian gabungan yang dilakukan Universitas New Mexico dan MIND Research Network mengungkap hasilnya. Mereka melakukan penelitian itu di sebuah penjara. Di sana, mereka menggunakan MRI untuk memindai otak para tahanan.
-
Siapa yang bisa terkena psikosis? Meskipun gejala pada orang dewasa dan anak-anak mungkin berbeda, mendeskripsikan perilaku yang mengkhawatirkan kepada profesional kesehatan sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan intervensi yang tepat waktu.
Sedangkan pada sosiopat, kesadaran ini masih ada di dalam diri mereka walau sangat lemah. Ketika melakukan hal buruk, dia tahu bahwa hal yang dilakukannya itu salah namun hal tersebut tak menghentikan perbuatannya.
Baik psikopat maupun sosiopat sama-sama tidak memiliki empati. Namun, Aaron Kipnis, PhD mengungkap bahwa psikopat memiliki rasa empati yang lebih rendah dibanding orang lain. Seseorang dengan kondisi ini cenderung melihat orang lain hanya sebagai obyek untuk mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri.
Psikopat dan Sosiopat Tak Selalu Berhubungan dengan Kejahatan
Selama ini, karena sejumlah cerita baik di TV atau buku, psikopat atau sosiopat selalu dihubungkan dengan orang jahat berdarah dingin ketika melakukannya. Walau seseorang dengan kepribadian antisosial bisa berbuat kasar, namun pada kenyatannya sebagian besar tidak.
Mereka hanya melakukan manipulasi serta berperilaku buruk untuk mendapatkan hal yang diinginkan.
"Pada kasus terburuk, mereka bisa jadi pembunuh perhitungan dan berdarah dingin," terang Kipnis.
Namun pada beberapa orang, kondisi ini tidak berujung pada kejahatan. Kipnis menjelaskan bahwa hal ini bisa membantu seseorang meraih posisi dan jabatan tinggi walau harus menyakiti orang lain untuk memperolehnya.
Psikopat Cenderung Dingin, Sosiopat Cederung Pemarah
Seorang psikopat bakal sangat sulit untuk diidentifikasi. Mereka cenderung cerdas, mempesona, dan pintar menirukan emosi. Bisa saja mereka tampak peduli dan tertarik pada orang lain walau kenyataannya tidak.
"Mereka aktor yang hebat dengan tujuan memanipulasi orang demi keuntungan sendiri," terang Tompkins.Sementara itu, sosiopat tidak bisa berpura-pura dengan emosi mereka. Dalam kondisi ini, seseorang bakal menunjukkan ketika mereka tidak tertarik dengan orang lain. Mereka bahkan akan menyalahkan orang lain dan beralasan terkait kepribadian mereka ini.
Beberapa pakar menyebut sosiopat berkepala panas dan pemarah karena bertindak tanpa memikirkan perasaan orang lain. Sedangkan psikopat cenderung dingin dan penuh perhitungan dengan hasil yang mereka inginkan.
Perbedaan di Dalam Otak
Sebuah penelitian mengungkap bahwa otak seorang psikopat berbeda dari orang lain. Terdapat perbedaan fisik di dalam otak yang membuatnya sulit untuk memahami perasaan dan masalah orang lain.
Perbedaan ini bahkan bisa mengubah fungsi tubuh secara dasar. Contohnya, ketika seseorang melihat darah atau kekerasan, detak jantung dan napas bakal semakin cepat serta telapak tangan berkeringat. Namun seorang psikopat tidak mengalaminya dan malah menjadi lebih tenang.Kipnis mengatakan bahwa hal ini bisa membuat seorang psikopat tidak merasa ketakutan dan melakukan perilaku yang membahayakan.
"Mereka tak takut dengan konsekuensi dari perbuatan mereka," terangnya.
Kedua gangguan kepribadian antisosial, baik psikopat maupun sosiopat, tidak selalu dapat didiagnosis dengan mudah. Diagnosis yang tepat memerlukan evaluasi oleh seorang profesional kesehatan mental yang berpengalaman. Terlepas dari diagnosis, perawatan mungkin melibatkan terapi kognitif perilaku, terapi bicara, atau terapi obat-obatan.