Ketahui Apa Itu Fase Phallic pada Anak dan Pentingnya Tahapan Ini
Fase phallic umumnya dialami oleh anak-anak berusia tiga hingga enam tahun.
Perkembangan manusia merupakan tema yang menarik dan penuh tantangan untuk diteliti. Salah satu teori yang terkenal dalam psikologi adalah teori perkembangan psikoseksual yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tahap phallic dalam teori tersebut, yang biasanya dialami oleh anak-anak berusia tiga hingga enam tahun.
Pada tahap phallic, anak-anak mulai menjelajahi identitas gender mereka. Freud berpendapat bahwa pada fase ini, anak mulai menyadari perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh, anak laki-laki mulai merasakan apa yang disebut sebagai kompleks Oedipus, di mana mereka tertarik kepada ibu dan melihat ayah sebagai saingan.
-
Bagaimana anak mengatur suhu tubuh? Anak-anak memiliki lebih banyak kelenjar keringat dibandingkan orang dewasa karena ukuran tubuh yang lebih kecil. Mereka juga belum terbiasa mengatur suhu tubuh dengan baik, sehingga bisa berkeringat tanpa sebab, termasuk saat tidur.
-
Apa itu parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
-
Kapan karakter anak terbentuk? Ciri-ciri karakter ini mulai muncul pada masa sekolah dasar.
-
Bagaimana jaga kesehatan anak saat cuaca panas? Jika cuaca sangat panas atau dingin, usahakan agar anak tidak terlalu lama berada di luar ruangan. Jika memungkinkan, cari tempat yang teduh atau ruangan yang nyaman untuk melindungi anak dari suhu ekstrem.
-
Kenapa penting memahami tumbuh kembang anak? Memahami tahap tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun membantu orangtua memberikan dukungan yang tepat.
-
Bagaimana karakter anak terbentuk? Kelima ciri ini mulai membentuk kepribadian anak pada masa pra-remaja, dan kombinasi dari ciri-ciri ini yang akhirnya membentuk kepribadian anak.
Di sisi lain, anak perempuan mengalami kompleks Electra, yang melibatkan ketertarikan terhadap ayah dan rasa cemburu terhadap ibu. Freud menyatakan bahwa kompleks ini merupakan bagian dari proses anak dalam memahami peran gender dan pada akhirnya menerima otoritas orang tua.
Ketertarikan ini lambat laun akan bertransformasi menjadi rasa hormat dan penerimaan terhadap peran sosial yang ada, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Dilansir dari Liputan6.com yang merangkum dari berbagai sumber pada Senin (14/10/2024), Freud menekankan bahwa cara orang tua mengelola fase ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak.
Sumber lain yang mendukung teori ini, seperti yang dijelaskan oleh Harvey dalam artikel di LinkedIn, menekankan pentingnya penanganan yang tepat oleh orang tua agar anak tidak mengalami hambatan psikologis di masa mendatang. Jika anak tidak dapat melewati tahap ini dengan baik, mereka mungkin akan menghadapi kesulitan dalam hubungan interpersonal saat dewasa.
Pengaruh Lingkungan terhadap Fase Phallic
Selain faktor internal seperti identitas gender, lingkungan juga berperan penting dalam perkembangan anak pada fase ini. Freud berpendapat bahwa interaksi antara anak dan orang tua sangat memengaruhi perkembangan psikoseksual mereka. Contohnya, jika orang tua bersikap terlalu protektif atau kurang memberikan perhatian, anak dapat mengalami kesulitan dalam melewati fase phallic dengan baik.
Selain itu, interaksi sosial dengan teman sebaya juga memberikan dampak yang signifikan. Menurut Simply Psychology, anak-anak di usia ini mulai membandingkan diri mereka dengan teman-teman, baik dalam aspek fisik maupun perilaku. Anak yang merasa inferior dibandingkan teman-temannya mungkin mengalami ketidaknyamanan dalam identitas mereka, yang pada gilirannya dapat memengaruhi perkembangan psikoseksual mereka. Oleh karena itu, selain peran orang tua, komunitas dan lingkungan sekitar harus menciptakan suasana yang positif agar anak dapat mengeksplorasi identitas gender mereka tanpa merasa tertekan atau dihakimi.
Dampak Jangka Panjang dari Fase Phallic
Pengaruh fase phallic tidak hanya dirasakan pada masa kanak-kanak. Menurut studi di study.com, tahap ini memberikan dampak jangka panjang terhadap perkembangan kepribadian individu. Freud berpendapat bahwa jika anak berhasil melewati fase ini, mereka akan memiliki kepercayaan diri yang baik dalam interaksi sosial, baik di masa remaja maupun dewasa. Sebaliknya, kegagalan dalam fase ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan yang intim dan sehat ketika sudah dewasa.
Hal ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara memberikan bimbingan dan memberikan kebebasan kepada anak. Orang tua dan pendidik perlu menyadari bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda dan memerlukan dukungan emosional yang konsisten untuk melewati tahap-tahap psikoseksual dengan baik.
Memahami fase phallic dalam perkembangan anak dapat memberikan wawasan lebih mengenai peran kita sebagai orang dewasa dalam mendukung pertumbuhan psikologis anak. Dengan pendekatan yang tepat dan lingkungan yang mendukung, anak-anak dapat melewati fase ini dengan baik dan tumbuh menjadi individu yang percaya diri serta memiliki hubungan interpersonal yang sehat di masa depan.