Ketahui Jumlah Kalori yang Dibakar dari Berbagai Posisi Bercinta, Mana yang Paling Banyak?
Berbagai posisi bercinta memiliki manfaat pembakaran kalori yang berbeda. Mana posisi yang paling membakar banyak kalori?
Bercinta bukan hanya tentang keintiman dan kesenangan, tetapi juga bisa menjadi aktivitas fisik yang melibatkan seluruh tubuh. Tanpa disadari, bercinta dapat menjadi bentuk olahraga yang efektif dalam membakar kalori, bahkan melebihi beberapa latihan di gym. Setiap posisi bercinta melibatkan kelompok otot yang berbeda dan intensitas yang bervariasi, yang pada akhirnya memengaruhi jumlah kalori yang terbakar.
Namun, penting untuk diingat bahwa tujuan utama dari bercinta adalah mempererat hubungan emosional dan fisik dengan pasangan. Jangan jadikan pembakaran kalori sebagai satu-satunya tujuan dalam berhubungan intim. Meski demikian, tidak ada salahnya mengetahui jumlah kalori yang terbakar dalam berbagai posisi bercinta, sebagai informasi menarik yang bisa dipertimbangkan. Dilansir dari Times of India, berikut berbagai kalori yang dibakar dari banyak posisi bercinta:
-
Posisi seks apa yang paling banyak bakar kalori? Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita membakar kalori terbanyak saat melakukan posisi seks The Squat, yang dapat membakar 188 kalori jika dilakukan selama 30 menit.
-
Olahraga apa yang efektif bakar kalori? Aktivitas bersepeda, baik di luar ruangan maupun menggunakan sepeda statis, terbukti efektif untuk membakar kalori serta meningkatkan stamina dan kebugaran fisik.
-
Bagaimana cara menghitung kalori? Untuk menghitung kebutuhan kalori yang lebih spesifik, Anda bisa menggunakan Rumus Harris-Benedict yang dihitung berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Berikut adalah rumusnya: Untuk laki-laki:(88,4+13,4×berat dalam kilogram)+(4,8×tinggi dalam sentimeter)−(5,68×usia dalam tahun)Untuk wanita:(447,6+9,25×berat dalam kilogram)+(3,10×tinggi dalam sentimeter)−(4,33×usia dalam tahun) Hasil perhitungan BMR ini kemudian dikalikan dengan angka aktivitas harian rata-rata orang tersebut untuk mendapatkan jumlah kalori yang disarankan.Angka untuk mengkalikan hasil BMR bisa berkisar antara 1,2–1,9 tergantung dari seberapa tinggi aktivitas harian seseorang. Semakin jarang orang tersebut melakukan aktivitas fisik, semakin rendah pula angka aktivitas hariannya.
-
Siapa yang bakar kalori lebih banyak di posisi The Kneeling Wheelbarrow? The Kneeling Wheelbarrow yang dapat membakar sekitar 149 kalori untuk wanita, sementara pria dapat membakar hingga 167 kalori, seperti yang dilansir oleh *Marie Claire*.
-
Mengapa posisi Butter Churner bakar kalori banyak? Contoh Butter Churner dapat membakar banyak kalori, tetapi diperlukan fleksibilitas serta kekuatan dari kedua pasangan.
-
Buah apa yang mengandung kalori tinggi? Meskipun alpukat dikenal sebagai sumber lemak sehat yang bermanfaat bagi kesehatan, jumlah kalori yang terkandung di dalamnya cukup tinggi.
1. Posisi Missionaris
Posisi missionaris adalah salah satu posisi bercinta yang paling umum dan sering dilakukan. Menurut para ahli kesehatan, pria yang berada di posisi atas dalam posisi ini dapat membakar sekitar 150 kalori selama 30 menit bercinta. Namun, angka ini dapat berbeda jika wanita yang berada di atas. Posisi ini melibatkan banyak otot inti pria, yang bekerja untuk menjaga stabilitas dan gerakan selama aktivitas seksual berlangsung.
2. Posisi Spooning
Spooning adalah posisi bercinta yang cenderung lebih santai, di mana kedua pasangan berbaring di sisi mereka dengan saling berpelukan. Meskipun intensitasnya lebih rendah, posisi ini tetap dapat membakar lebih dari 100 kalori. Dalam posisi ini, pasangan dapat melakukan gerakan pinggul yang membantu dalam proses pembakaran kalori, meskipun jumlahnya tidak sebesar posisi lainnya.
3. Posisi Doggy Style
Doggy style adalah salah satu posisi yang paling populer dan dikenal karena melibatkan banyak otot, terutama pada wanita. Dalam posisi ini, glutes atau otot bokong wanita bekerja dengan intensitas yang cukup tinggi. Tergantung pada intensitas aktivitas seksual, wanita dapat membakar sekitar 100 hingga 130 kalori dalam posisi ini. Semakin kuat intensitasnya, semakin banyak kalori yang akan terbakar.
4. Posisi Kaki di Atas (Legs Up)
Posisi kaki di atas adalah posisi di mana wanita mengangkat kedua kakinya, sehingga otot-otot utama di kaki, seperti quadriceps, hamstring, dan betis, bekerja keras. Gerakan ini tidak hanya meningkatkan intensitas bercinta tetapi juga membantu dalam pembakaran kalori yang signifikan. Posisi ini dapat membakar sekitar 120 kalori, menjadikannya salah satu posisi yang efektif dalam hal pembakaran kalori.
5. Posisi Lotus
Posisi lotus adalah posisi bercinta di mana pasangan duduk berhadapan, dengan salah satu pasangan melilitkan kakinya di sekitar pasangannya. Posisi ini lebih fokus pada kedekatan emosional dan kontak fisik, tetapi tetap dapat membakar kalori. Dalam posisi ini, sekitar 80 kalori dapat terbakar selama 30 menit aktivitas seksual. Meski tidak sebanyak posisi lainnya, lotus tetap menjadi pilihan yang baik untuk menciptakan keintiman yang lebih dalam.
6. Posisi Berdiri dan Lainnya
Selain posisi-posisi yang telah disebutkan, ada beberapa posisi bercinta lainnya yang juga dapat membantu membakar kalori, seperti posisi berdiri, wheelbarrow, posisi jongkok, 69, cowgirl, dan reverse cowgirl. Setiap posisi ini memiliki tingkat kesulitan dan intensitas yang berbeda, yang dapat memengaruhi jumlah kalori yang terbakar. Berdiri, misalnya, melibatkan otot kaki dan inti yang kuat, yang dapat meningkatkan pembakaran kalori secara signifikan.
Meskipun bercinta dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk membakar kalori, penting untuk tidak menjadikan pembakaran kalori sebagai tujuan utama. Bercinta adalah aktivitas yang melibatkan seluruh tubuh dan pikiran, yang seharusnya fokus pada kebahagiaan bersama pasangan. Cobalah untuk memperkaya kehidupan seksual Anda dengan berbagai posisi baru, tentunya dengan persetujuan dari pasangan.
Jumlah kalori yang disebutkan di atas didasarkan pada 30 menit aktivitas seksual. Angka-angka ini hanyalah perkiraan dan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti intensitas, durasi, dan kondisi fisik masing-masing individu.