Minuman energi tingkatkan risiko cedera otak pada remaja
Merdeka.com - Studi terbaru yang dilakukan di Kanada menemukan bahwa remaja yang minum minuman energi lebih mungkin mendapatkan cedera otak dibanding mereka yang tidak mengonsumsi minuman berkafein tersebut.
Dalam studi ini, para peneliti melakukan survei pada lebih dari 10.000 siswa SMP dan SMA antara usia 11-20 tahun di Ontario pada tahun 2013. Siswa ditanya tentang kebiasaan mereka minum minuman energi, serta apakah mereka pernah mengalami cedera otak traumatis.
Sekitar 22 persen siswa mengaku pernah mengalami cedera otak traumatis, dan 6 persen mengatakan bahwa mereka mengalaminya tahun lalu. Cedera tersebut terjadi saat para remaja sedang bermain olahraga.
-
Kenapa minuman bersoda buruk untuk otak anak? Minuman bersoda mengandung gula tinggi dan tidak terbuat dari buah asli, sehingga tidak memiliki nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
-
Apa manfaat minuman energi? Minuman energi membantu meningkatkan stamina melalui bahan-bahan stimulan seperti taurin yang mengatur denyut jantung dan kontraksi otot, kafein yang meningkatkan konsentrasi, serta vitamin B yang mengubah makanan menjadi energi.
-
Bagaimana minuman energi meningkatkan performa? Minuman energi dapat memberikan stimulan agar performa olahraga lebih maksimal.
-
Apa efek kafein bagi otak? Kafein dapat menyebabkan kecemasan, kegelisahan, dan gemetar pada beberapa orang, terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Hal ini karena kafein menstimulasi sistem saraf pusat dan meningkatkan kadar hormon stres seperti adrenalin.
-
Kenapa minuman berenergi bisa tingkatkan serotonin? Secara umum, latihan olahraga dapat meningkatkan serotonin secara alami dalam tubuh. (Foto: pixabay.com) Tak heran, jika Anda mendapatkan suasana hati lebih baik setelah berolahraga. Jika ingin optimal lagi, Anda bisa mengonsumsi minuman berenergi dengan kandungan inositol. Kandungan ini berfungsi membantu meningkatkan pembentukan serotonin pada otak.
-
Manfaat apa yang didapat otak setelah minum kopi? Meminum kopi benar-benar meningkatkan konektivitas di jaringan saraf otak dan mengendalikan penglihatan, serta bagian lain yang terlibat dalam memori kerja otak.
Menurut para peneliti, konsumsi minuman energi dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyembuhkan cedera otak traumatis. Namun, penelitian selanjutnya diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara konsumsi minuman energi dan cedera otak traumatis. Studi ini telah diterbitkan pada 16 September 2015 di jurnal PLoS ONE.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi kafein bagi remaja dan anak harusnya tidak dianggap sepele.
Baca SelengkapnyaKonsumsi minuman berenergi bisa tetap aman dikonsumsi asal dengan memperhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaBanyak remaja yang mulai mengonsumsi kafein sejak masih muda. Padahal, konsumsi minuman ini ternyata bisa berpengaruh pada kesehatan mereka.
Baca SelengkapnyaSelain makanan, ada juga beberapa jenis minuman yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Baca SelengkapnyaKonsumsi minuman tinggi kalori secara berlebihan memiliki dampak kesehatan.
Baca SelengkapnyaMinum kopi untuk anak tidak memberikan dampak positif apapun, justru memberikan efek negatif.
Baca SelengkapnyaMemberi minum teh pada anak bisa sangat mengganggu tumbuh kembangnya karena berdampak pada penyerapan zat besi.
Baca SelengkapnyaDibanding konsumsi gula langsung, minuman kemasan berpemanis bisa memiliki dampak lebih besar ke tubuh kita.
Baca SelengkapnyaVideo seorang bocah sempoyongan dengan badan dipenuhi lumpur tergeletak di jalan sebelumnya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenis makanan yang mungkin tampak tidak berbahaya bagi anak-anak, sebenarnya dapat memiliki efek merugikan pada perkembangan otak mereka.
Baca SelengkapnyaMeski dianggap lebih baik, namun konsumsinya yang berlebihan dapat membawa dampak buruk. Apalagi dengan banyaknya pemanis buatan dalam makanan anak-anak.
Baca SelengkapnyaAda banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, dan penting bagi kita untuk memahami risiko-risiko tersebut.
Baca Selengkapnya