Waspadai Potensi Terjadinya Cedera saat Berolahraga
Merdeka.com - Olahraga merupakan aktivitas penting yang harus dilakukan sehari-hari demi kesehatan dan kebugaran. Hal ini terutama semakin penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di era pandemi seperti sekarang.
Namun, banyak orang yang belum memahami potensi cedera yang dapat dialami ketika berolahraga serta bagaimana cara melakukan olahraga yang baik dan benar. Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dr. Evan dari Universitas Hasanuddin, Makassar, menjelaskan banyak penyebab-penyebab cedera yang dapat terjadi ketika berolahraga.
Pertama, tidak pemanasan atau kurang pemanasan. Kemudian penggunaan alat olahraga yang tak sesuai, gerakan berulang yang terlalu banyak, terlalu cepat, dan dalam waktu yang lama, otot lemah, lingkungan tidak tepat untuk berolahraga, pengobatan yang tidak tuntas setelah cedera juga pelaksanaan fisioterapi pascacedera yang tidak sesuai.
-
Apa saja penyebab cedera olahraga? Terjadinya cedera saat berolahraga bisa membuat upayamu untuk menjaga kesehatan dan kebugaran menjadi terkendala.
-
Kenapa penting cegah cedera olahraga? Mencegah cedera saat berolahraga merupakan hal yang penting terutama untuk mengoptimalkan olahraga yang kamu lakukan.
-
Kenapa olahraga terlalu berat bisa sebabkan masalah kesehatan? 'Orang yang sangat fit mungkin lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan virus segera setelah berolahraga dengan intens,' kata Ernesto Nakayasu, ilmuwan biomedis dari Pacific Northwest National Laboratory (PNNL). 'Aktivitas inflamasi yang lebih rendah untuk melawan infeksi bisa menjadi salah satu penyebabnya,' sambungnya.
-
Kenapa sering ganti olahraga bisa bikin cedera? Sering mengganti jenis latihan akan menyulitkan tubuh untuk melakukan adaptasi dengan olahraga, sehingga menyebabkan cedera. Apalagi jika sering gonta-ganti latihan dan nggak ada yang dilakukan secara rutin, bisa menghambat kemajuan program latihan yang dijalankan.
-
Apa penyebab cedera saat berlari? Menurut Dr. Andi Kurniawan SpKO, cedera saat berlari biasanya disebabkan oleh overuse, yaitu tekanan yang terjadi berulang kali yang mengakibatkan rasa nyeri.
-
Bagaimana cara menghindari cedera olahraga? Kombinasi pemanasan dan peregangan yang tepat menciptakan dasar yang kokoh untuk latihan yang aman dan efektif.
“Kita perlu mewaspadai ciri-ciri awal cedera yang berpotensi diabaikan oleh seseorang seperti timbul nyeri, rasa tidak nyaman, atau mengalami bengkak yang hilang timbul. Ciri-ciri awal tersebut jika diabaikan dapat berdampak buruk pada proses penyembuhannya,” ujar dr. Evan yang juga Konsultan Sport Injury & Arthroscopy Primaya Hospital Bekasi Timur tersebut beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Evan menambahkan, terdapat ciri-ciri cedera olahraga dengan gejala yang lebih berat yaitu timbulnya luka, kelainan bentuk pada anggota tubuh atau deformitas (patah tulang), bengkak, atau bahkan hingga tidak bisa berjalan atau beraktivitas saat olahraga berlangsung.
Jika seseorang mengalami ciri-ciri cedera yang telah dijelaskan sebelumnya, lakukan penanganan dini cedera dengan langkah-langkah RICE: Rest atau istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera, Ice atau beri es untuk kurangi bengkak, Compression atau lakukan kompres dingin pada jaringan yang mengalami cedera dan Elevation yakni meninggikan bagian yang cedera melebihi ketinggian jantung. B
Ketika berolahraga, terdapat bagian-bagian tubuh yang dapat berpotensi mengalami cedera diantaranya yaitu bagian tulang seperti patah tulang dan tulang yang retak (biasanya disebabkan oleh overuse pada pelari atau penari balet). Selain tulang, cedera juga dapat terjadi pada bagian otot di mana terdapat risiko putusnya otot dan memar pada otot.
Cedera Apa yang Perlu Diperiksa Langsung oleh Dokter?
Evan mengatakan, cedera juga dapat terjadi pada bagian ligamen (jaringan yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya) dan pada bagian tendon (jaringan tebal yang berfungsi menempelkan otot ke tulang). Kemudian, cedera apa saja yang harus diperiksakan langsung di rumah sakit bersama dokter?
Menurut Evan, semua jenis cedera harus diperiksakan ke dokter karena banyak jenis cedera yang dianggap biasa saja namun di kemudian hari akan menimbulkan masalah yang serius untuk anggota tubuh kita. Penanganan cedera olahraga di klinik yang lengkap bisa dilakukan secara holistik; mulai dari pemeriksaan Dokter Ortopedi Sub Spesialis Cedera Olahraga atau Dokter Spesialis Cedera Olahraga hingga pelaksanaan fisioterapi oleh sports physiotherapist yang menggunakan alat-alat fisioterapi terkini dan perlengkapan lengkap gym untuk membantu pemulihan bagian yang cedera dengan tolok ukur strength, endurance, agility, proprioseptif, dan performance.
Dalam proses penyembuhan, biasanya para dokter akan melakukan tindakan anamnesa (menggali dan mendengarkan mekanisme cedera pada pasien), melakukan pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan tambahan (MRI, Rontgen, atau USG Musculoskeletal), serta melakukan assessment lainnya yang dibutuhkan. Jika kasus cedera yang terjadi tidak memerlukan operasi, maka dokter akan membuatkan program fisioterapi dan program olahraga (stretching dan strengthening) yang tepat untuk jenis cedera tersebut.
Namun, jika diperlukan operasi, pasien dapat ditindaklanjuti dengan tindakan operasi yang didukung oleh peralatan terkini seperti Arthroscopy yang merupakan alat untuk melakukan tindakan pembedahan minimal invasif ke seluruh sendi. Pembedahan minimal invasif adalah tindakan operasi dengan luka sayatan yang sangat minimal (biasanya kurang dari 1 cm) yang memiliki banyak kelebihan seperti nyeri dan komplikasi yang minimal serta pasien dapat cepat kembali bergerak setelah operasi.
“Cedera olahraga dapat dikatakan sembuh tergantung pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Jika terjadi cedera pada tulang, maka pemulihan dapat dilakukan dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Jika cedera terjadi pada otot atau ligamen, maka pemulihan dapat terjadi kurang lebih 6 minggu,” kata Evan.
Lantas, bagaimana cara memilih olahraga yang tepat? Sesuaikan dengan kondisi tubuh kita agar bisa meminimalisir risiko cedera. Dia mengimbau agar masyarakat dapat melakukan istirahat dan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga, menggunakan alat olahraga yang sesuai, ukur kemampuan tubuh ketika berolahraga karena anatomi tubuh kita berbeda dengan orang lain, serta pilih lingkungan yang tepat dan baik pada saat berolahraga.
“Lakukan pola olahraga yang konstan tidak berubah-ubah misalnya cardio exercise seminggu 2 kali, strength exercise 2 kali seminggu, dan pola olahraga tersebut dilakukan rutin sampai bertahun-tahun,” terangnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi mereka yang berolahraga, sejumlah cedera bisa rentan terjadi terutama tergantung dari jenis olahraga yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaSeperti halnya dengan segala aktivitas fisik lainnya, berolahraga juga memiliki risiko tersendiri terhadap kesehatan jantung.
Baca SelengkapnyaPenyerang muda asal Ghana, Raphael Dwamena, meninggal dunia secara mendadak karena serangan jantung saat bermain untuk KF Egnatia dalam pertandingan sepak bola.
Baca SelengkapnyaMeskipun olahraga bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular, tanpa pendekatan yang tepat, aktivitas fisik yang intens bisa memicu bagi serangan jantung.
Baca SelengkapnyaLari bisa memberi dampak pada persendian dan lutut kita secara positif dan negatif. Kenali cara mengelolanya.
Baca SelengkapnyaCedera tendon Achilles dapat memiliki dampak yang signifikan pada mobilitas dan performa seseorang.
Baca SelengkapnyaSeperti hal baik lainnya, olahraga yang berlebihan pun juga bisa berdampak buruk bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaDalam kondisi cuaca seperti ini, berikut adalah beberapa saran dari dokter untuk Anda yang gemar berolahraga di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaSpotting atau munculnya bercak darah bisa dialami wanita usai mereka berolahraga cukup berat. Ketahui sejumlah alasan mengapa hal ini terjadi:
Baca SelengkapnyaBerolahraga dengan bertelanjang kaki memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami sebelum melakukannya.
Baca SelengkapnyaOtot kaki ketarik umumnya terjadi ketika otot atau tendon terlalu meregang atau robek.
Baca SelengkapnyaBerolahraga di luar ruangan tetap bisa dilakukan dengan aman kendati polusi udara tinggi dengan sejumlah cara.
Baca Selengkapnya