5 Fakta Menarik Ulos, Kain Tradisional Khas Sumatera Utara yang Melegenda
Merdeka.com - Ulos merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dari Sumatera Utara yang populer. Kain yang dibuat seperti songket menggunakan alat tenun tersebut hingga kini terus dilestarikan sebagai warisan budaya Indonesia yang bernilai komersil.
Ulos merupakan kain khas kebanggaan Suku Batak, d imana kain ini memiliki peranan penting dalam adat Batak. Ulos tidak hanya populer di Indonesia saja, namun kain ini telah dikenal luas oleh dunia karena nilai dan keindahannya.
Namun tahukan Anda, ternyata ada fakta menarik di balik kain Ulos yang melegenda ini. Berikut fakta-fakta menarik Ulos yang dilansir dari berbagai sumber.
-
Mengapa orang Batak menganggap Ulos sakral? Sampai sekarang, orang Batak masih menjunjung tinggi Ulos yang dinilai sakral dan sarat makna.
-
Apa makna kain Ulos bagi orang Batak? Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
-
Apa makna kain Ulos bagi Suku Batak? Kain Ulos adalah kain khas kebanggaan suku Batak. Biasanya, suku Batak mengenakan ulos pada acara-acara kebesaran adat Batak.
-
Kapan Ulos ditetapkan sebagai Warisan Budaya? Kain Ulos yang sudah menjadi ikon orang Batak dan mengantisipasi dari kepunahan, kerajinan tradisional ini sudah terdaftar dan ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemdikbud pada 2014 silam.
-
Kenapa tenun ulos penting bagi masyarakat Batak? Tenun ulos memegang peranan yang penting dalam struktur sosial dan budaya masyarakat Batak Toba. Hal ini dikarenakan tenun selalu digunakan pada setiap upacara serta ritual seperti kelahiran, pernikahan, kematian, dan upacara lainnya.
-
Di mana Ulos diwariskan secara turun temurun? Kemudian ada Ulos Suri-suri (diwariskan turun-temurun kepada anak cucu),
Ulos Asli Tidak Kaku
Bagi yang masih awam dengan kain Ulos, pasti mengira jika Ulos adalah kain yang kaku dan sulit dibentuk menjadi model pakaian lain. Namun, kain Ulos yang asli pada zaman dulu sama seperti kain pada umumnya yang lembut saat disentuh maupun digunakan.
Sesuatu yang membuat Ulos modern lebih kaku adalah benang dan bahan yang digunakan. Ulos modern menggunakan benang dari kanji, jadi akan membuat kain lebih kaku meskipun sudah dicuci berkali-kali. Sedangkan kain Ulos zaman dulu menggunakan benang dari katun yang membuat kain tersebut lebih lembut.
Perlu Teknik Khusus Menganyam Ulos
Mungkin hampir semua orang tahu bahwa membuat sehelai kain Ulos tidaklah mudah. Untuk menghasilkan Ulos yang berkualitas diperlukan teknik yang tidak sembarangan. Waktu pengerjaannya pun tidak lah singkat, perlu waktu berbulan-bulan hanya untuk menyelesaikan satu helai kain Ulos.Ulos dikerjakan dengan cara menganyam. Menganyam Ulos ini mirip seperti mengerjakan soal matematika, benar-benar dihitung, serta menganyam sehelai demi helai benang sampai terbentuk motif.
Perwarna Alami Sudah Mulai Ditinggalkan
Tidak hanya teknik pembuatannya saja yang rumit, namun dalam pewarnaan kain Ulos juga terbilang tidak mudah. Zaman dulu, Ulos diwarnai dari pewarna alam seperti endapan kulit kayu, akar, getah daun yang kini teknik pewarnaan alami tersebut hampir tidak lagi yang meneruskan dan mulai ditinggalkan.Pewarnaan alami kain Ulos kian hilang karena sudah tidak ada lagi yang meneruskan ilmunya. Pewarnaan ini sudah mulai ditinggalkan sejak 50 hingga 80 tahun yang lalu.
Warna Dasar yang Memiliki Makna
Kain Ulos terkenal dengan variasi motif dan warnanya yang sangat cantik. Namun, ternyata Ulos memiliki tiga warna dasar, yaitu merah, putih dan hitam.Ketiga warna ini merujuk pada makna spiritual kehidupan masyarakat Toba. Putih bermakna kesucian, merah bermakna keberanian dan hitam bermakna kharisma serta kepemimpinan.
Hari Ulos Nasional
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa 17 Oktober diperingati sebagai Hari Ulos Nasional. Siapa yang menyangka bahwa perayaan ini sudah berlangsung sebanyak 4 kali sejak 2015 silam.Pada 17 Oktober 2015, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kain Ulos sebagai Warisan Budaya Tak Benda, sehingga setiap tanggal tersebut dirayakan Hari Ulos Nasional. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.
Baca SelengkapnyaKain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Baca SelengkapnyaSongket Palembang, salah satu kekayaan budaya dari Sumatra Selatan dengan motif dan jenis yang beragam.
Baca SelengkapnyaKearifan lokal yang satu ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 atau bertepatan dengan masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam seni ini, benang yang digunakan untuk membuat pakaian berasal dari serat daun nanas.
Baca SelengkapnyaHampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan motif khas tersendiri. Dari banyaknya motif yang ada, terdapat beberapa motif batik yang paling populer.
Baca SelengkapnyaSebuah kerajinan tradisional yang dipopulerkan oleh masyarakat Melayu di Kalbar ini menunjukkan ciri khas Nusantara yang sudah tembus pasar internasional.
Baca SelengkapnyaMemperingati Hari Batik Nasional, ini empat motif batik yang populer di Pulau Sumatra.
Baca SelengkapnyaKain ini menjadi bahan pakaian kebesaran Muntok dan juga menggambarkan status sosial.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki ragam motif kain tradisional yang unik dan berumur ratusan tahun, salah satunya kain sulam usus dari Lampung ini.
Baca SelengkapnyaHasil kerajinan tangan masyarakat Minang ini umumnya dikenakan pada upacara adat yang cukup sakral serta sudah populer hingga ke mancanegara.
Baca Selengkapnya