Harimau Masuk ke Perkebunan Warga di Padang Lawas, BBKSDA Sumut Lakukan Ini
Merdeka.com - Konflik antara masyarakat dan harimau Sumatra kembali terjadi di Sumatra Utara (Sumut), tepatnya di Desa Siraisan, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas. Sebelumnya, masyarakat menemukan dua harimau Sumatra berkeliaran di desa tersebut pada akhir Oktober 2021 lalu.
Sejak adanya laporan warga saat itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut hingga saat ini masih terus memburu dua harimau Sumatra tersebut dan belum tertangkap. Terbaru, BBKSDA Sumut memasang jebakan harimau di sejumlah desa di Padang Lawas tersebut.
Humas BBKSDA Sumut Andoko Hidayat mengatakan, pemasangan jebakan itu guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan warga sekitar.
-
Bagaimana cara melindungi Harimau Sumatera? Keberadaan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meski dilindungi, jika hutan terus berubah menjadi kebun, bukan tidak mungkin si raja hutan ini akan punah.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Kapan serangan harimau terjadi di Sukabumi? Saat Sukabumi masih bernama Jampang paruh abad ke-19, kondisinya belum semodern sekarang. Masih banyak wilayah tersebut yang merupakan hutan, serta kebun milik warga dengan pepohonan yang rindang.
-
Dimana habitat harimau Jawa dulu? Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Bagaimana serangan harimau terjadi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
"Selanjutnya BBKSDA Sumut didukung Yayasan Persamuhan Bodichitta Mandala Medan (YPBMM) lembaga mitra kerja sama BBKSDA serta Pemerintah Kabupaten Padang Lawas memasang dua kandang jebak, masing-masing satu dipasang di Desa Hutabargot, Minggu (28/11) dan satu lagi dipasang di Desa Pagaaranbira Jae, Selasa (30/11)," ucapnya pada Selasa (30/11).
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Terekam Kamera Pengintai
Dalam pemasangan jebakan harimau tersebut, BBKSDA Sumut dibantu oleh masyarakat setempat dan aparatur pemerintah Desa Huta Bargot. Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI BBKSDA Sumut Darmawan melalui Kepala Resort Barumun III Supandi mengatakan, pemasangan alat perangkap ini diperkuat dari hasil rekaman camera trap (CT) yang dipasang pihaknya beberapa waktu lalu, di sekitar lokasi perkebunan masyarakat Desa Huta Bargot.
"Hasil pengecekan informasi masyarakat semalam (Sabtu, 27/11), kami menemukan bekas injakan kaki harimau Sumatra liar di TPU Desa Pagaranbira Jae. Untuk Hasil CT, semalam juga kami melihat ada terekam harimau Sumatra liar melintas di sekitar lokasi perkebunan masyarakat Desa Hutabargot ini," terang Supandi.
Dari hasil rekaman CT, harimau Sumatra itu diperkirakan sudah tergolong usia dewasa dan sedang dalam kondisi sakit. Dengan panjang sekitar dua meter dan tinggi sekitar satu meter lebih.
"Jalannya juga sempoyongan, makanya perkiraan kami dia sedang sakit. Karena bekas kotorannya juga kami temukan berceceran di jalan menuju perangkap jebakan ini semalam," tambah Supandi.
Masyarakat Diminta Waspada
Karena harimau tersebut hingga kini belum tertangkap, Supandi meminta kepada seluruh masyarakat di Kecamatan Sosopan, khususnya masyarakat Desa Siraisan, Desa Pagaranbira Jae, Desa Pagaranbira Julu dan Desa Huta Bargot supaya tetap waspada. Masyarakat diminta untuk mengurangi aktivitas di lokasi lahan perkebunan masing-masing. Jika beraktivitas di sekitar perkebunan, diimbau untuk tidak sendirian, tetapi berkelompok. Masyarakat juga diminta terus memberikan informasi kepada petugas jika menemukan atau melihat keberadaan harimau Sumatra tersebut. "Warga juga diimbau untuk tidak melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun satwa yang dilindungi itu," kata Supandi. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaAtasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaSerangan hewan buas yang berada di kawasan TNBBS itu menyebabkan satu orang terluka dan dua meninggal.
Baca SelengkapnyaDua harimau betina ini diberi nama Ambar Goldsmith dan Beru Situtung.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca Selengkapnya