Masjid Ghaudiyah, Bukti Jejak Muslim India di Kota Medan
Merdeka.com - Berdiri pada tahun 1887, Masjid Ghaudiyah yang berada di Jalan Zainul Arifin ini menjadi bukti adanya jejak muslim India di Kota Medan. Etnis India Muslim di kota Medan sendiri berasal dari India Selatan lebih tepatnya masyarakat Muslim Tamil.
Kedatangan bangsa Muslim India ke Sumatra untuk menjadi pedagang dan kuli perkebunan tembakau di Tanah Deli sejak abad ke 19.
Bangunan Masjid Ghaudiyah pada awalnya memiliki lahan yang cukup luas. Dengan seiring perluasan jalan mengakibatkan masjid ini menjadi lebih sempit, seperti yang dilansir melalui akun Youtube Nyak Klew Nezardjoeli .
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana masjid kuno itu ditemukan? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Siapa yang menemukan masjid tertua ini? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Dimana Masjid Syahabuddin pertama berdiri? Kerajaan Siak yang bercorak Melayu dan agama Islam ini pertama kali membangun masjid Syahabuddin di Jalan Syarif Kasim pada thaun 1882 atau tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim I dengan artistektur sederhana yakni hanya terbuat dari kayu.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
Dibangun di Atas Tanah Pemberian Sultan Mahmud Al Rasyid
Dilansir dari akun Youtube Nyak Klew Nezardjoeli, masjid ini sudah ada sejak tahun 1887.
Masjid Ghaudiyah dibangun di atas tanah yang diberikan secara khusus oleh Sultan Mahmud Al-Rasyid. Mahmud Al Rasyid Perkasa Alam Shah adalah Sultan Kesultanan Deli yang ke-8
Kala itu, Sultan Mahmud Al Rasyid memberikan dua kavling tanah lebih kurang 3.313 meter persegi untuk masyarakat muslim asal India Selatan, di Kota Medan.
Terdapat Makam India Muslim
Masjid Ghaudiyah ©2022 Merdeka.com/Youtube Nyak klew Nezardjoeli
Tepat di belakang Masjid Ghaudiyah ada sebuah kompleks makam para pemuka agama dari India yang juga menyebarkan agama Islam di daerah tersebut. Salah satu makam ulama yaitu Bernama Hj. Abdul Jalil, beliau adalah imam pertama di masjid tersebut.
Makam ini juga bagian dari para keturunan masyarakat Tamil dan juga sebagai makam warga India yang menetap di lingkungan Masjid Ghaudiyah tersebut.
Dengan adanya kompleks makam tersebut, menjadi bukti bahwa masyarakat Muslim India menetap dan menyebarkan agama Islam.
Gaya Arsitektur dan Ciri Bangunan
Youtube Nyak klew Nezardjoeli ©2022 Merdeka.com
Sejak berdirinya Masjid Ghaudiyah tahun 1887, pastinya telah melakukan beberapa renovasi dan perubahan tempat yang berubah. Bentuk asli dari gaya bangunan masjid ini sudah tidak lagi terlihat orisinil.
India khas dengan patung, namun dalam masjid ini tak terlihat patung atau gambar. Memang dalam ajaran Islam tidak diperbolehkan jika masjid menggunakan patung atau gambar berwujud manusia atau hewan.
Tidak ada gaya arsitektur yang menggambar ciri khas India. Hampir semua sudut masjid telah berubah menjadi masjid modern pada umumnya.
Masjid ini terdiri dari dua lantai sejak diadakan renovasi. Lantai pertama adalah bangunan baru, sedangkan lantai dua adalah bangunan setelah diadakan renovasi.
Masjid Ghaudiyah ini terletak cukup unik, yaitu berada di antara ruko-ruko berada tepat di pinggir Jalan Zainul Arifin, kemudian terdapat kantor yayasan yang dekat dengan Masjid Ghaudiyah sebagai tempat para pengurus yayasan untuk berdiskusi mengenai program masjid.
Tradisi Unik saat Ramadhan
medanbisnisdaily.com ©2020 Merdeka.com
Masjid Ghaudiyah ini menyediakan menu buka puasa layaknya kebanyakan masjid ketika bulan Ramadan tiba. Namun, ada yang unik dari menu buka puasa di Masjid Ghaudiyah ini.
Pengurus masjid menyedikan menu makanan khas India, seperti buah kurma, bubur sup India yang dicampur dengan daging kambing, kari kambing, acar nanas, serta susu India atau chai.Susu ini berbeda dengan susu lainnya. Chai dipadukan dengan beberapa rempah-rempah seperti kapulaga atau cengkeh sehingga susu tersebut lebih menyehatkan dan banyak digemari oleh jemaah yang datang. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid ini ditemukan oleh pendeta tahun 1648 lokasinya terpencil di dalam gang, ini potretnya.
Baca SelengkapnyaDulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama
Baca SelengkapnyaBangunan masjid yang berada di perbatasan kota Bukittinggi ini dibangun pada abad ke-19 oleh seorang ulama bernama H. Abdul Majid.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaDi Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Baca SelengkapnyaMasjid itu sudah eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaKonon, di titik inilah peradaban Islam pertama kali muncul dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaMustaka tua itu merupakan bentuk dari akulturasi budaya Hindu-Islam pada masanya
Baca SelengkapnyaMengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Baca SelengkapnyaGereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Kota Medan menjadi rumah ibadah tertua sekaligus memiliki cerita dan nilai sejarah yang tinggi.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Islam ke Indonesia didasarkan pada tiga teori. Terdapat pula tokoh-tokoh penting dalam proses penyebarannya.
Baca Selengkapnya