Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Batu Siungkap Ungkapon, Upacara Adat Toba Penentu Hasil Panen Berkualitas

Mengenal Batu Siungkap Ungkapon, Upacara Adat Toba Penentu Hasil Panen Berkualitas Tradisi Adat Batak. liputan6.com ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Tradisi batu siungkap ungkapon menjadi salah satu warisan budaya masyarakat Batak Toba yang diterapkan di ranah pertanian. Warga setempat menggelar tradisi ini sebagai panduan dalam melakukan proses penanaman hingga bisa menghasilkan panen yang berkualitas.

Melansir laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, tradisi tersebut merupakan ciri khas dari masyarakat adat yang tinggal di kawasan kaldera Toba yang memang menggantungkan hidup sebagai penggarap lahan.

Bagi masyarakat setempat, aktivitas menanam padi bukan hanya sekadar kegiatan berladang tanpa makna, sehingga membutuhkan sebuah ritus agar rasa syukur dari hasil panen bisa diberkati oleh para leluhur. Berikut informasinya.

Media Penentu Hasil Panen Masyarakat Batak Toba di Masa Lampau

6 fakta menarik mangokal holi tradisi pemindahan tulang belulang leluhur suku batak

Tradisi adat Batak

boombastis.com ©2020 Merdeka.com

Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (dahulu bernama Lembah Bakara) percaya, ritual yang berpusat pada medium batu itu mampu menghasilkan kualitas beras super.

Batu siungkap ungkapon merupakan upacara membuka batu bundar dengan penutup kerucut yang juga terbuat dari batu. Mereka akan melakukan ritual tersebut selama tujuh hari tujuh malam sebelum melaksanakan aktivitas bercocok tanam.

Penggunaan medium batu tersebut bisa mengundang semut yang dipercaya bisa menentukan bibit yang akan ditanam akan menghasilkan panen yang seperti apa.

Media Komunikasi dengan Leluhur

Miftah Nasution menuliskan bahwasanya batu siungkap ungkapon merupakan media komunikasi dengan leluhur agar masa pengelolaan tanaman padi diberi keselamatan dan keberkahan hingga menghasilkan panen yang baik.

Dalam kepercayaan masyarakat sebelum masuknya agama Kristen, sang tokoh adat yang memimpin jalannya upacara akan berkomunikasi dengan tondi (roh leluhur) yang mendampingi kehidupan di dunia. Di sana akan ada penerimaan nasihat, terutama terkait pertanian melalui perantara semut-semut khusus.

Sayangnya, saat ini tradisi batu siungkap ungkapon sudah langka karena masyarakat sudah banyak mengandalkan kemajuan teknologi dalam melakukan aktivitas pengelolaan tanaman padi.

Tata Cara Pelaksanaan Upacara

Melansir laman gobatak, pelaksanaan upacara adat batu siungkap ungkapon biasanya akan dijalankan oleh sang pemimpin (Raja Sisingamangaraja di Lembah Bakara). Mulanya, raja bersama tokoh adat akan memberikan persembahan dengan menyembelih seekor kuda atau kerbau di atas batu berbentuk cekung.

Saat disembelih, darah hewan akan menetes di atas batu siungkap ungkapon yang kemudian mengalir sampai ke bagian bawah (Barus). Setelah beberapa hari ditinggal, area batu akan dipenuhi oleh semut merah yang nantinya menjadi penentu langkah pertanian.

Jika yang keluar hanya semut merah saja, maka tandanya sebagian tanah tidak akan menghasilkan panen yang baik. Namun jika semut merah dengan telur putih yang keluar, pertanda tanaman akan menghasilkan panen yang bagus dan tidak diserang hama.

Tak lama, pemimpin langsung menyampaikan waktu serta teknis penanaman kepada para petani sehingga mereka bisa mempersiapkannya.

Pernah Dianggap Sesat

Kuatnya unsur spiritual di ritus tersebut, membuat eksistensinya pernah dianggap sesat oleh salah satu penyebar agama Kristen di masa penjajahan Belanda bernama Ludwig Ingwer Nommensen.

Ludwig yang merupakan misionaris zending utusan Seminari Rheinische Missionsgesellschaft dari Wupertal-Barmen, Jerman itu menganggap kegiatan tersebut berlawanan dengan agama, sehingga mengarahkan masyarakat agar tidak meneruskannya.

Untuk informasi, ia menyebarkan Kristen di periode awal abad ke-19. Saat itu misinya jelas, masyarakat dilarang melakukan praktik-praktik yang berlawanan dengan aturan gereja dan jika ada yang nekat melakukannya akan dianggap sesat. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Batobo, Tradisi Gotong Royong Ala Masyarakat Sijunjung Sumbar yang Sudah Diwariskan Turun-temurun
Batobo, Tradisi Gotong Royong Ala Masyarakat Sijunjung Sumbar yang Sudah Diwariskan Turun-temurun

Masyarakat Sijunjung di Sumatera Barat mengemas prinsip gotong royong menjadi sebuah tradisi yang disebut Batobo.

Baca Selengkapnya
Bakaua Adat, Festival Sambut Masa Bercocok Tanam Khas Masyarakat Minangkabau
Bakaua Adat, Festival Sambut Masa Bercocok Tanam Khas Masyarakat Minangkabau

Sebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu

Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.

Baca Selengkapnya
Mengenal Taber Laut, Ritual 'Mengunci' Air Laut yang Juga Simbol Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung
Mengenal Taber Laut, Ritual 'Mengunci' Air Laut yang Juga Simbol Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Tradisi Taber Laut sendiri hampir dilakukan berbagai Suku Melayu di Kepulauan Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya
Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan
Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan

Tradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ritual Adat Laluhan, Simbol Kegigihan Masyarakat Dayak dalam Pertahankan Wilayah dari Gangguan Musuh
Mengenal Ritual Adat Laluhan, Simbol Kegigihan Masyarakat Dayak dalam Pertahankan Wilayah dari Gangguan Musuh

Adanya ritual ini bisa menjadi potensi wisata yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya
Upacara Nundang Padi, Ritual Masa Tanam Padi Petani Bengkulu Selatan
Upacara Nundang Padi, Ritual Masa Tanam Padi Petani Bengkulu Selatan

Ritual yang biasa dilakukan petani di Bengkulu Selatan ini merupakan agenda wajib sebelum proses melakuan penanaman padi.

Baca Selengkapnya
Kenalan dengan Suku Dayak Tomun dari Lamandau Kalteng, Punya Tarian Ritual Kematian
Kenalan dengan Suku Dayak Tomun dari Lamandau Kalteng, Punya Tarian Ritual Kematian

Tarian ini konon dipercaya akan merekatkan koneksi antara keluarga yang ditinggalkan dengan roh yang dipanggil oleh Tuhan.

Baca Selengkapnya
Pj. Sekda Banyuwangi: Bubak Bumi, Tradisi Petani Banyuwangi Sambut Awal Musim Tanam
Pj. Sekda Banyuwangi: Bubak Bumi, Tradisi Petani Banyuwangi Sambut Awal Musim Tanam

Selain memohon doa untuk kelancaran pertanian, tradisi ini juga digelar sebagai cara memupuk keguyuban dan persaudaraan petani.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tenun Toba Sibandang, Warisan Budaya Tersembunyi Sumatra Utara
Mengenal Tenun Toba Sibandang, Warisan Budaya Tersembunyi Sumatra Utara

Masyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.

Baca Selengkapnya
Bondar, Kearifan Lokal Masyarakat Tapanuli Selatan untuk Jaga Pengelolaan Air
Bondar, Kearifan Lokal Masyarakat Tapanuli Selatan untuk Jaga Pengelolaan Air

Dengan sistem Bondar tidak ada air yang terbuang sia-sia karena seluruhnya dimanfaatkan dengan sangat baik.

Baca Selengkapnya