Mengenal Batu Siungkap Ungkapon, Upacara Adat Toba Penentu Hasil Panen Berkualitas
Merdeka.com - Tradisi batu siungkap ungkapon menjadi salah satu warisan budaya masyarakat Batak Toba yang diterapkan di ranah pertanian. Warga setempat menggelar tradisi ini sebagai panduan dalam melakukan proses penanaman hingga bisa menghasilkan panen yang berkualitas.
Melansir laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, tradisi tersebut merupakan ciri khas dari masyarakat adat yang tinggal di kawasan kaldera Toba yang memang menggantungkan hidup sebagai penggarap lahan.
Bagi masyarakat setempat, aktivitas menanam padi bukan hanya sekadar kegiatan berladang tanpa makna, sehingga membutuhkan sebuah ritus agar rasa syukur dari hasil panen bisa diberkati oleh para leluhur. Berikut informasinya.
-
Apa yang unik dari tradisi Tabot di Bengkulu? Konon tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14 melalui proses akulturasi.
-
Kenapa tradisi Tabot di Bengkulu dilakukan? Tradisi ini juga untuk mengenang kepahlawanan serta wafatnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali Abu Thalib.
-
Kenapa tradisi Tabuik dilakukan? Tujuan dari upacara ini untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein.
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
-
Bagaimana tradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug? 'Biasanya nutu itu sebulan sekali, kalau ada tetangga yang ingin memakai beras,' kata salah seorang warga, Sri Wulandari, mengutip YouTube Balai Kebudayaan Wilayah IX Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (4/1).
-
Apa itu tenun Toba Sibandang? Tenun ulos menjadi salah satu potensi budaya dalam bentuk kerajinan ali Sibandang yang telah diajarkan secara turun temurun oleh masyarakat setempat. Kerajinan tenun tradisional Sibandang memiliki keunikan tersendiri. Prosesnya masih dilakukan secara manual dari pembuatan kainnya hingga finishing.
Media Penentu Hasil Panen Masyarakat Batak Toba di Masa Lampau
Tradisi adat Batak
boombastis.com ©2020 Merdeka.com
Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (dahulu bernama Lembah Bakara) percaya, ritual yang berpusat pada medium batu itu mampu menghasilkan kualitas beras super.
Batu siungkap ungkapon merupakan upacara membuka batu bundar dengan penutup kerucut yang juga terbuat dari batu. Mereka akan melakukan ritual tersebut selama tujuh hari tujuh malam sebelum melaksanakan aktivitas bercocok tanam.
Penggunaan medium batu tersebut bisa mengundang semut yang dipercaya bisa menentukan bibit yang akan ditanam akan menghasilkan panen yang seperti apa.
Media Komunikasi dengan Leluhur
Miftah Nasution menuliskan bahwasanya batu siungkap ungkapon merupakan media komunikasi dengan leluhur agar masa pengelolaan tanaman padi diberi keselamatan dan keberkahan hingga menghasilkan panen yang baik.
Dalam kepercayaan masyarakat sebelum masuknya agama Kristen, sang tokoh adat yang memimpin jalannya upacara akan berkomunikasi dengan tondi (roh leluhur) yang mendampingi kehidupan di dunia. Di sana akan ada penerimaan nasihat, terutama terkait pertanian melalui perantara semut-semut khusus.
Sayangnya, saat ini tradisi batu siungkap ungkapon sudah langka karena masyarakat sudah banyak mengandalkan kemajuan teknologi dalam melakukan aktivitas pengelolaan tanaman padi.
Tata Cara Pelaksanaan Upacara
Melansir laman gobatak, pelaksanaan upacara adat batu siungkap ungkapon biasanya akan dijalankan oleh sang pemimpin (Raja Sisingamangaraja di Lembah Bakara). Mulanya, raja bersama tokoh adat akan memberikan persembahan dengan menyembelih seekor kuda atau kerbau di atas batu berbentuk cekung.
Saat disembelih, darah hewan akan menetes di atas batu siungkap ungkapon yang kemudian mengalir sampai ke bagian bawah (Barus). Setelah beberapa hari ditinggal, area batu akan dipenuhi oleh semut merah yang nantinya menjadi penentu langkah pertanian.
Jika yang keluar hanya semut merah saja, maka tandanya sebagian tanah tidak akan menghasilkan panen yang baik. Namun jika semut merah dengan telur putih yang keluar, pertanda tanaman akan menghasilkan panen yang bagus dan tidak diserang hama.
Tak lama, pemimpin langsung menyampaikan waktu serta teknis penanaman kepada para petani sehingga mereka bisa mempersiapkannya.
Pernah Dianggap Sesat
Kuatnya unsur spiritual di ritus tersebut, membuat eksistensinya pernah dianggap sesat oleh salah satu penyebar agama Kristen di masa penjajahan Belanda bernama Ludwig Ingwer Nommensen.
Ludwig yang merupakan misionaris zending utusan Seminari Rheinische Missionsgesellschaft dari Wupertal-Barmen, Jerman itu menganggap kegiatan tersebut berlawanan dengan agama, sehingga mengarahkan masyarakat agar tidak meneruskannya.
Untuk informasi, ia menyebarkan Kristen di periode awal abad ke-19. Saat itu misinya jelas, masyarakat dilarang melakukan praktik-praktik yang berlawanan dengan aturan gereja dan jika ada yang nekat melakukannya akan dianggap sesat. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Sijunjung di Sumatera Barat mengemas prinsip gotong royong menjadi sebuah tradisi yang disebut Batobo.
Baca SelengkapnyaSebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.
Baca SelengkapnyaTradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
Baca SelengkapnyaTradisi Taber Laut sendiri hampir dilakukan berbagai Suku Melayu di Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaTradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaAdanya ritual ini bisa menjadi potensi wisata yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaRitual yang biasa dilakukan petani di Bengkulu Selatan ini merupakan agenda wajib sebelum proses melakuan penanaman padi.
Baca SelengkapnyaTarian ini konon dipercaya akan merekatkan koneksi antara keluarga yang ditinggalkan dengan roh yang dipanggil oleh Tuhan.
Baca SelengkapnyaSelain memohon doa untuk kelancaran pertanian, tradisi ini juga digelar sebagai cara memupuk keguyuban dan persaudaraan petani.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.
Baca SelengkapnyaDengan sistem Bondar tidak ada air yang terbuang sia-sia karena seluruhnya dimanfaatkan dengan sangat baik.
Baca Selengkapnya