Mengenal Ulos Mangiring, Lambang Kesuburan Suku Batak
Merdeka.com - Ulos merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dari Sumatera Utara yang populer. Kain yang dibuat seperti songket menggunakan alat tenun tersebut hingga kini terus dilestarikan sebagai warisan budaya Indonesia yang bernilai komersil.
Ulos sendiri merupakan kain khas kebanggaan Suku Batak, di mana kain ini memiliki peranan penting dalam adat Batak. Ulos tidak hanya populer di Indonesia, namun kain ini telah dikenal luas oleh dunia karena nilai dan keindahannya.
Salah satu jenis ulos Batak adalah Ulos Mangiring. Ulos ini merupakan jenis ulos yang biasanya oleh masyarakat Suku Batak diberikan kepada anak perempuan yang melahirkan.
-
Apa makna kain Ulos bagi orang Batak? Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
-
Apa makna kain Ulos bagi Suku Batak? Kain Ulos adalah kain khas kebanggaan suku Batak. Biasanya, suku Batak mengenakan ulos pada acara-acara kebesaran adat Batak.
-
Kenapa tenun ulos penting bagi masyarakat Batak? Tenun ulos memegang peranan yang penting dalam struktur sosial dan budaya masyarakat Batak Toba. Hal ini dikarenakan tenun selalu digunakan pada setiap upacara serta ritual seperti kelahiran, pernikahan, kematian, dan upacara lainnya.
-
Mengapa orang Batak menganggap Ulos sakral? Sampai sekarang, orang Batak masih menjunjung tinggi Ulos yang dinilai sakral dan sarat makna.
-
Apa itu Ulin Barong? Kesenian yang sepintas mirip barongsai ini memiliki nama Ulin Barong.
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
Ciri Khas Ulos Mangiring
Sumber: gobatak.com ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman gobatak, Ulos Mangiring selalu memiliki motif dan corak yang saling iring-beriring. Bagi masyarakat Suku Batak, motif ini dilambangkan sebagai kesuburan dan kesepakatan.
Ulos Mangiring asli berasal dari tenun Tarutung yang didominasi banyak warna, di antaranya biru, hijau, kuning, merah, dan benang emas. Namun, warna dasar yang banyak ditenun adalah hitam dan merah.
Diberikan untuk Anak Perempuan yang Melahirkan
Bukan digunakan dalam upacara adat, kain Ulos Mangiring oleh masyarakat Batak Toba biasanya diberikan oleh kakek atau nenek dari pihak perempuan kepada anak perempuannya setelah melahirkan anak pertama.Hal ini karena masyarakat Suku Batak memiliki kepercayaan banyak anak artinya banyak rezeki. Ulos ini juga sekaligus sebagai ungkapan doa, karena anak-anak merupakan harta kekayaan yang paling berharga.
Makna Ulos Mangiring
Masyarakat Suku Batak percaya bahwa kain ulos ini dapat memberikan keselamatan dari pengaruh hal-hal buruk serta memberikan kesehatan kepada anak dan ibunya. Pemberian ulos ini juga sebagai doa dan permohonan kelak akan lahir anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan.Tradisi pemberian Ulos Mangiring ini dapat diaplikasikan kepada keluarga ataupun teman dekat sebagai hadiah atas kelahiran dari keluarga yang kita cintai.
Kegunaan Ulos Mangiring
Ulos Mangiring ini biasanya digunakan sebagai ikat kepala oleh pria dan penutup kepala atau kerudung untuk wanita sebelum mereka memiliki anak pertama. Selain itu, kain ulos ini diperuntukkan sebagai kain gendongan bayi atau bisa juga dipakai jika anak-anaknya sudah tumbuh dewasa. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Baca SelengkapnyaDalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.
Baca SelengkapnyaHiasan ini biasa dikenakan ketika pesta perkawinan dan pesta Sikerei yang hanya ditemukan di Pulau Siberut.
Baca SelengkapnyaTradisi Njenang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaHare punya tekstur yang lembut, dengan rasa gurih dominan manis dan segar. Hare jadi lambang kesuburan perempuan Batak
Baca SelengkapnyaMasyarakat Tulungagung punya senjata andalan sejak zaman penjajahan. Konon, gara-gara senjata ini dulu pasukan Belanda tak bisa masuk Tulungagung.
Baca SelengkapnyaTradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan agar bayi yang baru lahir mendapat perlindungan para sahabat yang berasal dari kalangan roh halus
Baca SelengkapnyaMengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya
Baca SelengkapnyaMeskipun adat dan ritualnya berbeda di setiap negara, tujuannya tetap satu: menjaga keselamatan ibu dan bayi, serta memastikan kelahirannya dengan lancar.
Baca Selengkapnya