Peristiwa 24 Agustus: Kelahiran Mohammad Yamin dan Sumbangsih Pemikirannya
Merdeka.com - Nama Mohammad Yaminsudah tidak asing tertulis dalam buku teks pelajaran sejarah di sekolah terutama pada bab penyusunan dasar negara yakni Pancasila. Mohammad Yamin inilah yang menjadi salah satu perumus Piagam Jakarta.
Tanggal 24 Agustus adalah hari lahir pahlawan Indonesia tersebut. Dengan mengetahui perihal Mohammad Yamin sebagai pribadi, kita juga turut bisa meneladaninya sekaligus mengingat sejarah penting bangsa sendiri.
Mohammad Yamin ternyata juga merupakan seorang budayawan, dan aktivis hukum terkenal di Indonesia. Berikut selengkapnya merdeka.com merangkum perjalanan hidup singkat Mohammad Yamin beserta sumbangsih pemikirannya bagi Indonesia:
-
Siapa cicit Mohammad Yamin? Nama Rania Yamin mungkin masih asing bagi sebagian orang. Rania Yamin kini dikenal sebagai seorang tiktoker ternama. Dalam kontennya, ia kerap mengunggah kesehariannya yang tinggal di keraton Mangkunegaran.
-
Kapan Moh. Yamin mengajukan rumusan dasar negara nya? Pada 29 Mei 1945, Moh. Yamin mengajukan lima asas dasar negara yang mencakup kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kesejahteraan rakyat, dan demokrasi.
-
Siapa Tokoh Besar Muhammadiyah dari Minangkabau? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa Bapak Permuseuman Indonesia? Bicara tentang museum di Indonesia maka akan bicara mengenai sosok Mohammad Amir Sutarga. Dia didaulat sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.
-
Kapan Mohammad Amin menjadi Gubernur Muda Sumatra Utara? Kemudian, Hasan menunjuk Mohammad Amin menjadi Gubernur Muda Sumatra Utara pada tahun 1947.
Kehidupan dan Latar Keluarga Mohammad Yamin
Mohammad Yamin lahir di Sawah Lunto (Sumatra), pada 24 Agustus 1903, ia merupakan putra dari Ustman Baginda Khatib dan Sa’adah yang masing-masing berasal dari Sawah Lunto dan Padang Panjang.
Ayahnya memiliki enam belas anak dari lima istri yang semuanya menjadi tokoh intelektual yang berpengaruh di Indonesia. Oleh sebab itu tak heran Mohammad Yamin sendiri memperoleh akses pendidikan yang lengkap pada masanya.
Pendidikannya dimulai ketika ia bersekolah di Hollands Indlandsche School (HIS). Ia juga mendapat pendidikan di sekolah guru yakni Normal School. M. Yamin juga mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertanian Bogor, Sekolah Dokter Hewan Bogor, AMS, hingga sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta.
Gelar kesarjanaanya adalah meester in de rechten. Namun karena cepat bosan, Mohammad Yamin kerap berpindah-pindah sekolah untuk mendapatkan gelar tersebut.
Kala berkuliah di Perguruan Tinggi Hukum, Momammad Yamin sendiri sebenarnya tidak terlalu menggandrungi ilmu hukumnya, namun lebih dari itu, ia tertarik pada mata kuliah ilmu filsafat, seperti yang disadur dari syekhnurjati.ac.id. Namun hasilnya, ia menjadi pakar hukum terkemuka di Indonesia.
Mohammad Yamin sebagai Sastrawan
Mohammad Yamin juga dikenal sebagai penyair yang melahirkan puisi-puisi yang mengawali perkembangan puisi modern Indonesia. Karya-karyanya pertama kali diterbitkan di jurnal Jong Sumatera, sebuah jurnal berbicara Belanda pada tahun 1920. Karya pertama yang ditulisnya masih menggunakan Bahasa Melayu Klasik.
Mohammad Yamin adalah pembelajar Bahasa yang baik, dikutip dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, kala mengenyam pendidikan di AMS ia menguasai tiga mata pelajaran bahasa, yakni bahasa Yunani, bahasa Latin, dan bahasa Kaei. Dalam mempelajari bahasa Yunani, Mohammad Yamin dibantu pastor-pastor di Seminari Yogya, sedangkan dalam bahasa Latin ia dibantu Prof. H. Kraemer dan Ds. Backer.
Sebagai sastrawan, gaya puisi suami dari Siti Sundari ini dikenal dengan gaya berpantun yang banyak menggunakan akhiran kata berima. Tak hanya itu, ia pun disebut-sebut sebagai orang pertama yang menggunakan bentuk soneta pada tahun 1921 sekaligus pelopor Angkatan Pujangga Baru yang berdiri pada tahun 1933. Dibesarkan dalam dunia pendidikan yang berlatar belakang Belanda, bukan berarti Yamin, sapaannya, memihak Belanda yang kala itu menduduki Indonesia. Semangat nasionalismenya tetap berkobar dan dibuktikan dalam bentuk karya sastra dan menghindari kalimat yang kebarat-baratan.
Sajak beraroma nasionalisme yang dituliskan Mohammad Yamin yakni berjudul “Tanah Air” yang terbit dalam Jong Sumatra No. 4. Tahun III, April 1920. Jejak Mohammad Yamin dalam dunia kesusastraan melahirkan Kelompok Pujangga Baru yang nantinya direspon oleh kelompok periode berikutnya.
Sumbangsih Pemikiran Mohammad Yamin Bagi Bangsa Indonesia
Seperti yang dijelaskan di awal, Mohammad Yamin adalah salah satu penyusun Piagam Jakarta dan merupakan anggota BPUPKI dan anggota panitia Sembilan. Piagam Jakarta ini merupakan cikal bakal dan merupakan dasar dari terbentuknya UUD 1945 dan Pancasila. Tercatat M. yamin juga pernah diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Salah satu sumbangsih pemikiran Mohammad Yamin terkait bahasa cukup penting menjadi penentu keputusan bahasa nasional.
Mohammad Yamin dilansir dari laman lipi.go.id mengkritisi dan menolak penggunaan Bahasa Jawa sebagai bahasa nasional. Baginya bahasa adalah landasan utama dari eksistensi bangsa. Sebuah kalimat Tiada bahasa, bangsa pun hilang terdapat dalam sajaknya yang ditulis tahun 1921.
Mohammad Yamin juga kemudian menjadi pencetus Sumpah Pemuda yang mengusulkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.
M. Yamin meninggal pada tanggal 17 Oktober 1962. Ia wafat di Jakarta dan dimakamkan di desa Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Ia meninggal ketika ia menjabat sebagai Menteri Penerangan. M. Yamin dianugerahi gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Atas jasa-jasa selama hidupnya, namanya ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 13 Agustus 1999.
Baca SelengkapnyaAyah dari Buya Hamka ini adalah sosok ulama tersohor dan pelopor reformis Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah yang kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai budayawan yang cukup terkemuka, ia telah melahirkan buku tentang adat Minangkabau dan hubungannya dengan Syariat Islam.
Baca SelengkapnyaSosok Amir Hamzah, sastrawan asal Langkat dengan segudang karyanya dan dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional
Baca SelengkapnyaSeorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional.
Baca SelengkapnyaSebelum muncul kesepakatan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Mohammad Tabrani dan Yamin sempat eyel-eyelan karena berbeda pendapat.
Baca SelengkapnyaSosok Rahmah El Yunusiyah, pejuang emansipasi wanita sekaligus pendiri sekolah bagi kaum wanita di Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaLantas, apa saja kata-kata bijak dari tokoh Sumpah Pemuda dan para pahlawan tersebut?
Baca SelengkapnyaSebelum era kemerdekaan, pemuda Sumatra telah membentuk perkumpulan untuk mempererat hubungan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaSosok orang berpengaruh di RI dan asal-usul dibalik nama panggilannya yang populer hingga kini.
Baca Selengkapnya