Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 24 Agustus: Kelahiran Mohammad Yamin dan Sumbangsih Pemikirannya

Peristiwa 24 Agustus: Kelahiran Mohammad Yamin dan Sumbangsih Pemikirannya Muhammad Yamin. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Nama Mohammad Yaminsudah tidak asing tertulis dalam buku teks pelajaran sejarah di sekolah terutama pada bab penyusunan dasar negara yakni Pancasila. Mohammad Yamin inilah yang menjadi salah satu perumus Piagam Jakarta.

Tanggal 24 Agustus adalah hari lahir pahlawan Indonesia tersebut. Dengan mengetahui perihal Mohammad Yamin sebagai pribadi, kita juga turut bisa meneladaninya sekaligus mengingat sejarah penting bangsa sendiri.

Mohammad Yamin ternyata juga merupakan seorang budayawan, dan aktivis hukum terkenal di Indonesia. Berikut selengkapnya merdeka.com merangkum perjalanan hidup singkat Mohammad Yamin beserta sumbangsih pemikirannya bagi Indonesia:

Kehidupan dan Latar Keluarga Mohammad Yamin

Mohammad Yamin lahir di Sawah Lunto (Sumatra), pada 24 Agustus 1903, ia merupakan putra dari Ustman Baginda Khatib dan Sa’adah yang masing-masing berasal dari Sawah Lunto dan Padang Panjang.

Ayahnya memiliki enam belas anak dari lima istri yang semuanya menjadi tokoh intelektual yang berpengaruh di Indonesia. Oleh sebab itu tak heran Mohammad Yamin sendiri memperoleh akses pendidikan yang lengkap pada masanya.

Pendidikannya dimulai ketika ia bersekolah di Hollands Indlandsche School (HIS). Ia juga mendapat pendidikan di sekolah guru yakni Normal School. M. Yamin juga mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertanian Bogor, Sekolah Dokter Hewan Bogor, AMS, hingga sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta.

Gelar kesarjanaanya adalah meester in de rechten. Namun karena cepat bosan, Mohammad Yamin kerap berpindah-pindah sekolah untuk mendapatkan gelar tersebut.

Kala berkuliah di Perguruan Tinggi Hukum, Momammad Yamin sendiri sebenarnya tidak terlalu menggandrungi ilmu hukumnya, namun lebih dari itu, ia tertarik pada mata kuliah ilmu filsafat, seperti yang disadur dari syekhnurjati.ac.id. Namun hasilnya, ia menjadi pakar hukum terkemuka di Indonesia.

Mohammad Yamin sebagai Sastrawan

Mohammad Yamin juga dikenal sebagai penyair yang melahirkan puisi-puisi yang mengawali perkembangan puisi modern Indonesia. Karya-karyanya pertama kali diterbitkan di jurnal Jong Sumatera, sebuah jurnal berbicara Belanda pada tahun 1920. Karya pertama yang ditulisnya masih menggunakan Bahasa Melayu Klasik.

Mohammad Yamin adalah pembelajar Bahasa yang baik, dikutip dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, kala mengenyam pendidikan di AMS ia menguasai tiga mata pelajaran bahasa, yakni bahasa Yunani, bahasa Latin, dan bahasa Kaei. Dalam mempelajari bahasa Yunani, Mohammad Yamin dibantu pastor-pastor di Seminari Yogya, sedangkan dalam bahasa Latin ia dibantu Prof. H. Kraemer dan Ds. Backer.

Sebagai sastrawan, gaya puisi suami dari Siti Sundari ini dikenal dengan gaya berpantun yang banyak menggunakan akhiran kata berima. Tak hanya itu, ia pun disebut-sebut sebagai orang pertama yang menggunakan bentuk soneta pada tahun 1921 sekaligus pelopor Angkatan Pujangga Baru yang berdiri pada tahun 1933. Dibesarkan dalam dunia pendidikan yang berlatar belakang Belanda, bukan berarti Yamin, sapaannya, memihak Belanda yang kala itu menduduki Indonesia. Semangat nasionalismenya tetap berkobar dan dibuktikan dalam bentuk karya sastra dan menghindari kalimat yang kebarat-baratan.

Sajak beraroma nasionalisme yang dituliskan Mohammad Yamin yakni berjudul “Tanah Air” yang terbit dalam Jong Sumatra No. 4. Tahun III, April 1920. Jejak Mohammad Yamin dalam dunia kesusastraan melahirkan Kelompok Pujangga Baru yang nantinya direspon oleh kelompok periode berikutnya.

Sumbangsih Pemikiran Mohammad Yamin Bagi Bangsa Indonesia

Seperti yang dijelaskan di awal, Mohammad Yamin adalah salah satu penyusun Piagam Jakarta dan merupakan anggota BPUPKI dan anggota panitia Sembilan. Piagam Jakarta ini merupakan cikal bakal dan merupakan dasar dari terbentuknya UUD 1945 dan Pancasila. Tercatat M. yamin juga pernah diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Salah satu sumbangsih pemikiran Mohammad Yamin terkait bahasa cukup penting menjadi penentu keputusan bahasa nasional.

Mohammad Yamin dilansir dari laman lipi.go.id mengkritisi dan menolak penggunaan Bahasa Jawa sebagai bahasa nasional. Baginya bahasa adalah landasan utama dari eksistensi bangsa. Sebuah kalimat Tiada bahasa, bangsa pun hilang terdapat dalam sajaknya yang ditulis tahun 1921.

Mohammad Yamin juga kemudian menjadi pencetus Sumpah Pemuda yang mengusulkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

M. Yamin meninggal pada tanggal 17 Oktober 1962. Ia wafat di Jakarta dan dimakamkan di desa Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Ia meninggal ketika ia menjabat sebagai Menteri Penerangan. M. Yamin dianugerahi gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973. (mdk/amd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peristiwa 25 Juni 1896: Kelahiran KH Mas Mansur, Pejuang Nasional dan Pimpinan Muhammadiyah
Peristiwa 25 Juni 1896: Kelahiran KH Mas Mansur, Pejuang Nasional dan Pimpinan Muhammadiyah

KH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya
Jelang Putusan MK, Anies: Semoga Hakim Diberikan Keberanian dan Kekuatan
Jelang Putusan MK, Anies: Semoga Hakim Diberikan Keberanian dan Kekuatan

Muhaimin mendoakan akan keputusan majelis hakim dapat membawa nasib masa depan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu
Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu

Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Peristiwa 29 Juni: Peringatan Hari Keluarga Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya
Peristiwa 29 Juni: Peringatan Hari Keluarga Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni merupakan momen penting bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cara Baca Yasin Malam Jumat, Lengkap dengan Doa Sebelum dan Setelah Mengamalkannya
Cara Baca Yasin Malam Jumat, Lengkap dengan Doa Sebelum dan Setelah Mengamalkannya

Cara baca Yasin malam Jumat ini perlu dipahami. Membaca Yasin pada malam Jumat diyakini memiliki keutamaan tersendiri.

Baca Selengkapnya
Pesan Wapres Ma'ruf Amin Usai Nyoblos: Indonesia Mencari Pemimpin Bangsa, Bukan Kelompok
Pesan Wapres Ma'ruf Amin Usai Nyoblos: Indonesia Mencari Pemimpin Bangsa, Bukan Kelompok

Ma’ruf berharap agar Pemilu ini menghasilkan para pemimpin yang mampu membawa bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera.

Baca Selengkapnya
Susunan Petugas Upacara 17 Agustus, Lengkap dengan Perannya
Susunan Petugas Upacara 17 Agustus, Lengkap dengan Perannya

Susunan petugas upacara 17 Agustus terdiri dari beberapa peran penting yang memastikan kelancaran pelaksanaan upacara.

Baca Selengkapnya
Hakim MK Sindir Saksi Kubu AMIN Minta Didahulukan: Sudah Terlambat, Minta Cepat Pula
Hakim MK Sindir Saksi Kubu AMIN Minta Didahulukan: Sudah Terlambat, Minta Cepat Pula

Agenda sidang kali ini mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari pemohon kubu Anies-Muhaimin (AMIN).

Baca Selengkapnya
Disematkan Tanjak, Mahfud MD Diterima jadi Keluarga Besar Masyarakat Adat Melayu Kepri
Disematkan Tanjak, Mahfud MD Diterima jadi Keluarga Besar Masyarakat Adat Melayu Kepri

Masyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.

Baca Selengkapnya