3 Kawah Terbesar di Bumi Ini Adalah Hasil Tumbukan Meteor
Merdeka.com - Selama 4,5 miliar tahun, Bumi telah diserang oleh ratusan asteroid besar yang telah menghantam permukaan Bumi. Setidaknya ada 190 tabrakan telah meninggalkan bekas luka yang masih terlihat sampai sekarang.
Namun tidak setiap batuan luar angkasa yang meluncur ke atmosfer planetberhasil sampai ke tanah. Sebagian besar batuan luar angkasa yang masuk ke atmosfer Bumi bukanlah batuan berukuran besar.
Menurut NASA, batuan yang kerap kali menyerang Bumi hanya berukuran sekitar 3 kaki (1 meter). NASA juga mengatakan bahwa setiap batuan luar angkasa dengan diameter kurang dari 82 kaki (25 m) biasanya tidak akan berhasil melewati atmosfer Bumi.
-
Di mana meteorit itu jatuh? Sejarah mencatat bahwa 32 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Oktober 1992, sebuah meteorit jatuh di New York, Amerika Serikat.
-
Apa itu meteorit? Setiap hari, sekitar 44 ribu kilogram material meteor menghantam bumi. Kebanyakan dari batu luar angkasa ini terbakar di atmosfer tanpa menimbulkan bahaya, tetapi beberapa di antaranya berhasil mencapai permukaan bumi.
-
Kapan meteorit itu jatuh? Sejarah mencatat bahwa 32 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Oktober 1992, sebuah meteorit jatuh di New York, Amerika Serikat.
-
Bagaimana dampak meteor ke bumi? Dampak dari tumbukan tersebut setara dengan kekuatan kejut yang dihasilkan oleh 10 miliar bom Hiroshima. Guncangan ini menjadi pemicu terbentuknya kawah Chicxulub di bawah Semenanjung Yucatán, Meksiko.
-
Bagaimana meteorit itu terlihat? Batu tersebut terasa sangat berat untuk ukurannya (sekitar 28 pon atau sekitar 12 kg), berbentuk mirip bola sepak, dan terasa hangat saat disentuh. Aroma yang tercium samar-samar mirip dengan bau telur busuk.
-
Di mana kawah tumbukan asteroid ditemukan? Semua kawah ini ditemukan dalam jarak 30 derajat dari ekuator, meskipun lebih dari 70 persen kerak benua Bumi berada di luar wilayah tersebut, sebuah anomali yang tidak bisa dijelaskan oleh teori konvensional.
"Atmosfer melindungi kita dari benturan," ungkap Paul Chodas, Direktur Pusat Studi NASA di Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California, dilansir dari LiveScience, Kamis (20/4).
Tetapi 190 kawah hasil hantaman meteor di permukaan bumi membuktikan bahwa beberapa asteroid yang lebih besar telah berhasil melewatinya, meskipun ini jarang terjadi.
Jadi serangan apa yang membuat penyok permukaan Bumi? dan peristiwa mana yang telah meninggalkan kawah terbesar?
Berikut 3 Kawah hasil hantaman batuan luar angkasa yang berhasil meninggalkan jejak terbesar di Bumi.
Kawah Vredefort
©2023 Merdeka.com
Kawah ini terletak di Afrika Selatan dengan lebar 99 mil (160 km) dan kemungkinan diciptakan sekitar 2 miliar tahun yang lalu. Sebagian besar bagian kawah ini telah terkikis, tetapi melihat dari sisa pelek, para ilmuwan memperkirakan bahwa asteroid yang menghantam berdiameter 6 hingga 9 mil (10 hingga 15 km).
"Itu lebih besar dari yang membunuh dinosaurus, tetapi jauh sebelum dinosaurus,” ungkap Chodas.
Chodas juga melanjutkan bahwa hantaman itu sepertinya mengubah iklim selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
"Dampaknya kemungkinan akan menyebabkan kebakaran di seluruh dunia, dan sejumlah besar debu akan dibuang ke atmosfer," katanya.
Kawah Chicxulub
©2023 Merdeka.com
Kawah Chicxulub terletak di Semenanjung Yucatan Meksiko memiliki ukuran dengan lebar 112 mil (180 km), tetapi umurnya jauh lebih muda dibanding dengan kawah Vredefort.
Kawah Chicxulub diperkirakan tercipta oleh hantaman asteroid selebar 7,5 mil (12 km) yang menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu.
Pada saat fenomena itu terjadi, Yucatan berada di bawah laut yang dangkal, namun kini kawah itu berada di daratan. Chodas mengungkap tabrakan itu menyebabkan kepunahan 75 persen spesies, termasuk dinosaurus nonavian dan menciptakan awan debu yang menyelimuti Bumi selama bertahun-tahun, menghalangi sinar matahari dan mengganggu rantai makanan.
Sudbury Basin
©2023 Merdeka.com
Sudbury Basin di Ontario, Kanada, adalah salah satu kawah tumbukan tertua yang diketahui di Bumi. Studi tahun 2014 dalam jurnal Terra Nova menyimpulkan bahwa mungkin bukan asteroid yang membuat cekungan itu melainkan komet raksasa, atau campuran berbatu dari bit asteroid dan es.
Objek diperkirakan memiliki diameter antara 6 dan 9 mil menghantam Bumi sekitar 1,8 miliar tahun yang lalu. Namun kini, kawah sudah sulit dikenali karena efek erosi. Tetapi ada industri pertambangan nikel dan besi disana.
"Apa yang sebenarnya mereka tambang adalah sisa asteroid," terang Chodas.
Dari 44 kawah terbesar di Bumi yang terbentuk dari hantaman batu luar angkasa, 39 peristiwa itu terjadi lebih dari 10 juta tahun yang lalu, menurut Earth Impact Database.
"Karena pada hari-hari awal tata surya, ada lebih banyak puing-puing yang beterbangan dan dampaknya terjadi jauh lebih sering. Permukaan Bumi akan terlihat sama seperti bulan jika saja bukan karena lautan dan erosi," jelasnya.
Jadi kemungkinan ada lebih banyak dampak asteroid, dan bahkan yang lebih besar namun tidak tercatat, menurut Chodas.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meteorit umumnya dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu kondrit dan akondrit.
Baca SelengkapnyaPenelitian dipimpin Nadja Drabon yang melibatkan pengumpulan serta analisis sampel batuan.
Baca SelengkapnyaKeanekaragaman geologi Dieng dibentuk oleh sebuah proses alam yang cukup lama.
Baca SelengkapnyaBulan juga sama seperti Bumi, pernah dihantam meteor. Tapi Bulan lebih parah.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaPerubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023
Baca SelengkapnyaBerikut adalah fakta meteor terbesar yang jatuh sepanjang sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaBeberapa batuan seukuran truk menggelinding dari puncak Gunung Merapi dan terdampar di tempat itu
Baca SelengkapnyaEmpat asteroid besar mendekati Bumi pada 24 Oktober, dengan jarak terdekat sekitar 1,5 juta mil. Salah satunya, sebesar gedung pencakar langit.
Baca SelengkapnyaHujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai meteor yang jatuh melintasi Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaGravitasi Jupiter menarik sejumlah meteoroid dan membentuk awan yang dikenal sebagai Taurid swarm.
Baca Selengkapnya