China Sukses Buat Roket yang Bisa Mendarat di Laut Mirip SpaceX, Ini Penampakannya
Merdeka.com - Perusahaan CAS Space yang berbasis di Guangzhou baru-baru ini menerbangkan prototipe mirip roket kecil di luar kota pesisir China. Prototipe itu sukses mendarat di landasan yang berada di laut. Dilansir dari lamanGizmodo, Senin (10/4), uji terbang dan pendaratan ini kelak pada akhirnya dapat mengubah permainan industri roket China.
Dari sisi spesifikasi, prototipe roket besutan China ini memiliki berat sekitar 205 pound atau 93 kilogram. Kemudian didukung dengan mesin kembar, termasuk mesin turbojet yang digunakan untuk pendaratan vertikal.
Roket itu terbang tidak lebih tinggi dari sekitar 3.280 kaki atau 1.000 meter. Tes berlangsung selama 10 menit, tetapi demonstrasi pada akhirnya dapat mengarah pada penggunaan kembali tahap roket mirip SpaceX.
-
Dimana pesawat luar angkasa China diluncurkan? Pesawat ini diluncurkan pada 14 Desember 2023 dengan menggunakan roket Long March 2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di wilayah barat laut China.
-
Apa yang China luncurkan ke luar angkasa? China Mengerahkan 'Manusia Bersayap' Misterius ke Luar Angkasa, Seluruh Dunia Was-was Pesawat luar angkasa milik Tiongkok kembali beraksi menjalani misinya di luar angkasa.
-
Bagaimana roket China diluncurkan? Roket Gravity-1 diluncurkan dari sebuah kapal di lepas pantai timur provinsi Shandong untuk mengirimkan tiga satelit penginderaan jarak jauh ke orbit, kata Orienspace dalam sebuah pernyataan.
-
Dimana roket China akan diluncurkan? Mengutip LiveScience & Space.com, Jumat (8/3), roket-roket yang belum diungkapkan namanya oleh CASC termasuk roket berdiameter 13 kaki (4 meter) dan roket berdiameter 16 kaki (5 meter).
-
Siapa yang membuat roket China ke bulan? Program ini dianggap sebagai kunci bagi Tiongkok dalam mengirim astronaut ke bulan di 2030.
-
Di mana roket China jatuh? Sebuah bagian dari roket yang diduga berasal dari roket Long March/Changzheng 2C milik Tiongkok terlihat jatuh ke wilayah permukiman warga di barat daya Tiongkok pada hari Sabtu (22/6).
Perusahaan mengumumkan bahwa uji pendaratan vertikalnya sukses dengan teknologi pemulihan roket yang mungkin diterapkan pada model roket masa depan seperti peluncur logistik.
Merujuk roket SpaceX, perusahaan milik Elon Musk ini sukses pertama kalinya mendaratkan roket pada pada 2015, setelah satu tahun sebelumnya melakukan trial and error. Tahap pertama roket menggunakan daya dorong untuk mengontrol penurunannya, mendarat dengan empat kaki yang terbuat dari serat karbon.
Lian Jie, seorang insinyur senior di CAS, mengatakan kepada Global Times bahwa teknologi pendaratan roket China berbeda dari yang digunakan oleh SpaceX. Lantas, apa yang membedakan?
"Milik kami didasarkan pada teknologi dalam negeri, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, dan kami sedang menjajaki ambang batas teknologi seperti itu. Jadi pada dasarnya, kami membuat keseluruhan teknologinya secara mandiri," ungkap Jie.
Perlu diketahui, teknologi semacam ini begitu didambakan karena akan memungkinkan operator roket mampu menghemat bujet dalam jumlah besar melalui penggunaan kembali roket. Industri luar angkasa swasta di China mencoba untuk mengejar ketinggalan setelah pemerintah China menciptakan ruang di pasar pada tahun 2014, memungkinkan perusahaan roket komersial untuk eksis, berinovasi, dan bersaing.
Tes pendaratan adalah bukti kemampuan baru yang muncul di China, tetapi kapan kita bisa melihat roket China melakukan pendaratan vertikal setelah melakukan perjalanan ke luar angkasa, itu masih menjadi pertanyaan terbuka.
Berikut adalah video detik-detik roket prototipe China mengudara dan mendarat di laut. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Startup asal Beijing, Orienspace berhasil meluncurkan roket paling kuat yang dikembangkan oleh sektor swasta Tiongkok.
Baca SelengkapnyaPerusahaan ini sangat ambisius untuk membuat sebuah proyek yang sangat amat mirip dengan Starship milik SpaceX.
Baca SelengkapnyaBerikut momen yang bikin para ahli China deg-degan luar biasa jelang kapsul mendarat.
Baca SelengkapnyaPengamat ini mengklaim berhasil memotret pesawat luar angkasa misterius China yang sedang berputar-putar.
Baca SelengkapnyaChina tak mau kalah dengan satelit Starlink milik Elon Musk. Mereka kini sedang merencanakan sesuatu.
Baca SelengkapnyaAlbert Einstein pernah berpendapat bagaimana cara membuat roket dengan kecepatan 18.000 Mil Per Jam. Namun pendapatnya itu dibantah ilmuwan China.
Baca SelengkapnyaIa tak menyangka kepergiannya ke luar angkasa harus membawa beban baju seberat 120 kg dan bernilai Rp 66 Miliar.
Baca SelengkapnyaIni sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak ke bulan di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaMisi ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Tiongkok, menjadi negara pertama yang mendarat dan mengumpulkan sampel dari sisi jauh Bulan.
Baca SelengkapnyaRoket tersebut diluncurkan untuk mengirimkan Space Variable Objects Monitor, sebuah teleskop sinar-X.
Baca SelengkapnyaChina Manned Space Agency memamerkan desain baju antariksa terbaru untuk misi pendaratan bulan.
Baca SelengkapnyaChina secara tidak langsung memperingatkan Elon Musk agar satelit Starlink jangan pernah macam-macam di wilayahnya.
Baca Selengkapnya