Dianggap 'curi' uang dari anak-anak, Google dituntut
Merdeka.com - Nama besar Google kembali terseret ke pengadilan perdata. Google dituduh telah peralat anak-anak agar habiskan uangnya untuk beli aplikasi mereka.
Seperti yang dilansir oleh The Next Web (11/3), beberapa orang tua di Amerika Serikat mengajukan gugatan terhadap Google karena dianggap telah memperdayai anak-anak mereka. Disebutkan, anak-anak itu telah menghabiskan uangnya untuk membeli aplikasi in-app purchase (gratis tapi berbayar) di Google Play tanpa sepengetahuan dari orang tua.
Akibat hal ini, salah satu anak di New York disebutkan telah menghabiskan uang orang tua sebesar USD 65,95 atau setara Rp 750 ribu rupiah untuk membeli aplikasi Marvel Run Jump Smash!. Padahal, anak itu baru berusia lima tahun saat membeli aplikasi itu.
-
Kenapa anak kecanduan gadget? Anak juga menjadi lebih senang berdiam diri di rumah bermain gadget dibanding bermain bersama anak-anak lainnya di luar rumah. Kecanduan gadget tentu menjadi suatu masalah yang sering dikeluhkan oleh para orang tua. Tidak sedikit dari para orang tua yang bingung bagaimana cara mengatasi anak kecanduan gadget.
-
Apa dampak buruk kecanduan gadget pada anak? Kecanduan gadget pada anak telah menjadi salah satu masalah yang menghantui para orang tua. Anak yang mengalami kecanduan gadget tentu akan mengalami perubahan secara fisik dan emosional. Hal tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak ke depannya.
-
Kenapa anak meniru penggunaan ponsel orang tua? Dengan kata lain, jika anak Anda sering terpapar layar, ada kemungkinan besar bahwa mereka meniru perilaku yang sama dari Anda.
-
Apa dampak berlebihan penggunaan ponsel pada anak? 'Penelitian kami mengungkapkan bahwa pola penggunaan layar pada anak-anak mirip dengan orang tua mereka.'
-
Bagaimana orang tua bisa membatasi penggunaan gadget pada anak? 'Buat kesepakatan dengan anak-anak berapa jam pakai gadget dalam sehari, kalau bisa tidak lebih dari tiga jam sehari,' katanya.
-
Siapa yang harus mengontrol penggunaan gadget pada anak? Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menyadari dampak gadget terhadap perkembangan otak anak.
Google pun diminta agar tidak menjebak anak dengan aplikasi gratis namun akhirnya berbayar. Pasalnya, hal ini sangat meracuni anak-anak untuk terus beli. Selain itu, diminta agar Google mampu membatasi pembelian aplikasi yang dilakukan siapa saja. Seperti saat akan membeli aplikasi seharga USD 100 atau lebih, akan muncul peringatan terlebih dahulu.
Sebelumnya, Apple juga pernah tersandung masalah yang sama. Apple pun sepakat dengan orang tua dan kemudian mengembalikan uang pembelian aplikasi yang sebelumnya dilakukan anak-anak.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TikTok tak terima dengan besarnya biaya yang harus dibayarkan karena kesalahan ini.
Baca SelengkapnyaKurikulumnya meliputi pencopetan, penjambretan di tempat ramai, menghindari polisi, dan menahan pukulan.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaCEO TikTok, Shou Zi Chew tidak mengizinkan anak-anaknya untuk bermain TikTok, dalam sebuah wawancara publik.
Baca SelengkapnyaPengawas data Irlandia yang mengatur TikTok di seluruh UE mengatakan aplikasi video milik China itu telah melakukan banyak pelanggaran.
Baca SelengkapnyaSeorang anak hendak berniat membayar tagihan pembelian iPhone Rp 50 ribu di minimarket.
Baca SelengkapnyaFitur Pencarian Aman mendukung pengawasan internet pada anak.
Baca SelengkapnyaBerbekal telepon genggam, anak-anak muda kerap melakukan pinjaman tanpa sepengetahuan orang tua.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah mencatat, ada 481 pengaduan terkait kasus anak korban pornografi dan cyber crime.
Baca SelengkapnyaSaat WSU melakukan pencurian ternyata EM tengah berada di luar kota.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi saat ketiga anak yang berstatus pelajar SMP ini mengunjungi rumah salah satu temannya di Saptosari
Baca SelengkapnyaFakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Baca Selengkapnya