Elon Musk sebut kecerdasan buatan sebagai 'diktator abadi'
Merdeka.com - Elon Musk sudah lama mendapat julukan sebagai Tony Stark dunia nyata. Ambisinya untuk menjadikan dunia jadi tempat lebih baik dengan bantuan teknologi, tentu telah dirasakan di berbagai bidang.
Berbagai hal seperti bantuannya untuk membangun baterai raksasa sebagai pengganti listrik konvensional, memproduksi mobil listrik Tesla yang mengubah pandangan masyarakat soal mobil mewah itu seperti apa, serta kontribusinya di dunia antariksa dan ambisi membawa manusia ke Mars lewat Space X.
Namun dengan semua obsesinya soal teknologi itu, Elon Musk diam-diam membenci produk teknologi yang digadang-gadang akan jadi masa depan, yakni AI atau kecerdasan buatan.
-
Apa yang membuat Elon Musk sukses? Keinginan untuk bersaing dan mendominasi, yang membuatnya begitu sukses dalam bisnis.
-
Siapa yang Tesla ramalkan akan menjadi pemimpin di bidang teknologi? Dalam wawancara Nikola Tesla dengan Colliers juga diberi judul ‘Ketika Wanita Menjadi Bos’ dan sebagian besar berfokus pada bagaimana menurutnya wanita suatu hari akan menggunakan teknologi nirkabel untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, pekerjaan, dan akhirnya menjadi jenis kelamin yang dominan.
-
Siapa yang menginspirasi Elon Musk dalam kepemimpinannya? Elon Musk telah mempelajari kehidupan Napoleon Bonaparte untuk menginspirasi kepemimpinan.
-
Siapa yang sebut Elon Musk hanya mengikuti perintah? Musk membalas dengan menyebut LeCun hanya mengikuti perintah.
-
Dimana pengaruh Elon Musk mulai terasa? Seperti yang terlihat di Texas, pengaruh politik Musk mulai berperan, terutama dalam masalah Twitter dan kasus hukum lainnya.
-
Bagaimana Elon Musk menunjukkan dukungannya kepada Trump? Musk juga menyumbangkan sejumlah uang yang tidak diungkapkan ke America PAC, sebuah komite aksi politik yang bekerja untuk memilih Trump. 'Saya sepenuhnya mendukung Presiden Trump dan berharap kesembuhannya cepat,' katanya.
Dalam sebuah dokumenter terbaru berjudul "Do You Trust This Computer?", Elon menyebut bahwa di zaman kecerdasan buatan, kita bisa menciptakan "diktator abadi yang tidak akan pernah bisa kita lepaskan."
Frasa diktator abadi sepertinya merujuk pada konsep otoritarianisme yang dimpimpin oleh seseorang yang merupakan diktator. Rezim otoriter tentu bisa runtuh jika sang penguasa mati: seperti hanya Hitler dan Mussolini. Namun sentimen ini digunakan Elon untuk AI, di mana kecerdasan buatan itu abadi, tak akan pernah mati, dan tentu kita tak bisa lepas darinya.
Dokumenter "Do You Trust This Computer?" ini dibuat oleh Chris Paine, seorang sutradara yang sama yang membuat dokumenter "Who Killed The Electric Car?" tahun 2006 yang memunculkan Elon di dalamnya.
Dalam dokumenter terbaru ini, Paine mengeksplorasi berbagai bahaya kecerdasan buatan, subyek yang sangat vokal ditentang oleh Elon. Elon menyebut bahwa ada kemungkinan jika AI yang dikembangkan oleh negara dengan pemerintah otoriter, bisa jadi akan menghasilkan struktur penindasan masyarakat secara permanen.
Hal ini pun telah terlihat di beberapa negara. Mulai dari Rusia yang menggunakan algoritma untuk melemahkan demokrasi, serta China yang meluncurkan Sistem Kredit Sosial yang bertujuan untuk memantau warganya mulai 2020 nanti.
Sebelumnya, Elon memperingatkan bahwa AI bisa memulai Perang Dunia III. Elon sendiri pernah menyarankan pemerintah untuk meregulasi soal kecerdasan buatan, karena AI memiliki "risiko terbesar yang dihadapi peradaban manusia."
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon musk selalu mengampanyekan bahaya keberadaan AI. Tapi itu dulu. Sekarang lain hal.
Baca SelengkapnyaBegini reaksi Elon Musk bersemangat klaim Donald Trump menang pilpres AS.
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya di West Palm Beach, Florida, Trump memuji Elon Musk, menyebutnya sebagai “A star is born, Elon”.
Baca SelengkapnyaElon Musk disebut-sebut begitu menyukai sejarah militer hingga kepemimpinannya pun bergaya tentara.
Baca SelengkapnyaIlmuwan fisika ternama, Nikola Tesla bukan orang sembarangan. Pria berkebangsaan Serbia-Amerika Serikat ini punya imajinasi kuat soal teknologi.
Baca SelengkapnyaTeknologi diklaim mantan engineer Google dapat memperlama hidup manusia.
Baca SelengkapnyaElon Musk telah menjadi semakin terlibat dalam perang budaya dan politik konservatif.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah foto-foto Elon Musk saat masih muda. Ia belum punya harta sebanyak sekarang.
Baca SelengkapnyaYann LeCun dan Elon Musk beradu pendapat di X dan saling sindir.
Baca SelengkapnyaSam Altman mengkritik potensi penggunaan kekuatan politik Elon Musk, menambah ketegangan dalam rivalitas mereka yang dimulai dari OpenAI.
Baca SelengkapnyaElon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, membagikan sebuah video pertunjukan fashion show yang dihasilkan oleh AI.
Baca SelengkapnyaElon Musk masih bertahan di urutan teratas orang paling kaya di dunia.
Baca Selengkapnya