Glints Perkenalkan Teknologi AI Untuk Persingkat Proses Rekrutmen
Merdeka.com - Glints dikenal sebagai sebuah startup penyedia platform rekrutmen dan pertumbuhan karier. Inovasi terbarunya mengintegrasikan teknologi Artificial Intellegent (disingkat AI) dengan produk-produk mereka.
Salah satu produknya TalentHunt , memiliki fungsi utama yaitu untuk mempermudah HR dalam proses merekrut karyawan agar lebih efisien. Melalui Glints TalentHunt (employers.glints.id) perusahaan dapat mengakses sebanyak lebih dari 29.000 profil di database Glints yang telah dikurasi melalui proses screening tim internal Glints dan semua kandidat yang ada di dalam database Glints terbuka untuk menerima tawaran pekerjaan maupun peluang baru.
Selain perusahaan dapat menyortir manual kandidat yang ada di dalam database, Glints juga dilengkapi dengan teknologi AI yang dapat membantu perusahaan untuk menyaring secara otomatis kandidat yang sesuai dengan kriteria dan bidang yang dicari. Setiap minggunya, AI akan mengirimkan rekomendasi beberapa nama kandidat yang kiranya sesuai dengan kriteria yang sedang dicari, perusahaan bisa memilih untuk melanjutkan maupun menolak rekomendasinya.
-
Siapa yang membutuhkan pekerja AI? “Ada permintaan yang luar biasa terhadap orang-orang yang kreatif, berwirausaha yang cepat mengadopsi teknologi baru dan mencari cara untuk memanfaatkannya,“ kata Julia, dilansir Kamis (24/8).
-
Bagaimana cara xAI merekrut talenta AI? Data yang diperoleh dari aplikasi visa H-1B untuk pekerja asing memberikan gambaran tentang gaji dan persaingan sengit dalam merekrut bakat AI.
-
Apa saja pekerjaan sambilan AI? Daftar Pekerjaan Sambilan AI, Gajinya Bisa Rp17 Juta per Proyek
-
Bagaimana AI membantu pekerjaan? Semisal penggunaan Chat GPT yang membantu pekerjaan menjadi lebih efisien di tempat kerja dan kehidupan.
-
Apa yang dilakukan xAI untuk merekrut talenta? Musk menekankan bahwa perusahaan harus 'melakukan apa saja untuk menarik bakat luar biasa.'
-
Kenapa perusahaan di Indonesia enggan merekrut karyawan tanpa kemampuan AI? Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan.
Rahel Maharani, Product Manager dari Glints mengatakan, “Sebanyak 60% waktu HR habis digunakan untuk menyortir CV kandidat yang sebenarnya tidak relevan. Waktu yang ada jadi tidak dapat digunakan secara maksimal. Disini, teknologi seperti AI dapat digunakan untuk mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan membantu perusahaan untuk mengambil keputusan dengan lebih cepat dan baik.”
©2019 Merdeka.comSelain itu, dengan diperolehnya akses ke database kandidat, perusahaan juga dapat secara aktif mencari kandidat yang dirasa sesuai dengan kriterianya dengan menekan tombol “connect”, kemudian AI akan secara otomatis mengirimkan notifikasi kepada kandidat dan konsultan Glints, untuk dibantu mengatur jadwal interviewnya.
Perlu diketahui, rata-rata perusahaan dapat mempekerjakan kandidat dan mengisi posisi kosong dalam waktu selama 40-50 hari, biaya yang dikeluarkan pun besar. Dengan bantuan sourcing dari AI di produk Glints, rata-rata waktu perusahaan untuk dapat mempekerjakan kandidat hanyalah 14 hari. (mdk/aik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begitu ketatnya proses rekrutmen karyawan Tesla, engineer tersebut mengatakan, perekrut hanya akan memanggil maksimal 20 orang, dari ribuan CV yang lolos.
Baca SelengkapnyaUntuk menilai perusahaan itu baik atau justru buruk 'red flag' calon karyawan bisa mendeteksi hal tersebut saat proses wawancara.
Baca SelengkapnyaBisnis di dunia kini berlomba-lomba untuk mengadopsi AI demi menguatkan kinerja mereka.
Baca SelengkapnyaBerkurangnya karyawan tidak membuat perusahaan besutannya sulit mencapai angka produksi. Justru ia merasa senang.
Baca SelengkapnyaMeskipun, tantangan dalam hal pelatihan terstruktur dan akses ke sumber daya memadai masih ada untuk memaksimalkan potensi GenAI.
Baca SelengkapnyaHal tersebut merupakan hasil riset dari LinkedIn yang dilakukan pada profesional di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPasar kerja di China untuk para ahli terbaik di negara itu tetap ketat.
Baca SelengkapnyaKecerdasan buatan (AI) akan memberikan pengaruh besar ke dunia kerja.
Baca SelengkapnyaPHK kali ini merupakan pengurangan karyawan terbesar yang memang sudah direncanakan.
Baca SelengkapnyaSebagian besar universitas Korea mengharuskan mahasiswanya untuk menyelesaikan delapan semester untuk kelulusan.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang.
Baca SelengkapnyaPerkembangan zaman menuntut perusahaan harus cepat beradaptasi, termasuk para karyawannya.
Baca Selengkapnya