Murka, hacker Ukraina hancurkan situs NATO
Merdeka.com - Panasnya suhu politik di Ukraina membuat hacker setempat bertindak. Mereka menyerang puluhan situs NATO hingga tidak bisa diakses.
Seperti yang dilansir oleh Ubergizmo (16/3), juru bicara NATO membenarkan bahwa beberapa situs mereka diserang oleh hacker. Belakangan, baru diketahui bahwa pelakunya adalah hacker dari Ukraina.
Untungnya, akibat serangan ini tidak terjadi masalah yang penting yang mengganggu NATO. Namun, jalur komunikasi mereka juga terputus akibat serangan ini.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Mengapa situs kota di Ukraina hilang? Situs ini menghilang sekitar 3600 SM karena alasan yang misterius.
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
-
Serangan ransomware apa yang lumpuhkan server PDN Kominfo? Menkominfo Budi Arie Setiadi mengakui server PDSN yang lumpuh disebabkan oleh serangan LockBit. 'Ini serangan virus lockbit 3.0.2,' kata Budi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6).
-
Siapa yang terancam diblokir Kominfo? Dari enam Online Travel Agent (OTA) yang terancam diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kabar terbarunya sudah ada tiga penyelenggara sistem elektronik (PSE) asing yang telah mendaftar.
Para hacker sendiri melakukan serangan DDoS yang mengirimkan paket trafik dalam jumlah besar ke situs itu. Akibatnya, server yang menerima trafik padat tersebut akan kewalahan dan membuat situs jadi berat diakses.
Dilansir The Verge (15/3), hacker Ukraina telah mengonfirmasi bahwa mereka yang melakukan serangan itu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes atas campur tangan barat dalam berpindahnya Krimea ke tangan Rusia.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaPara peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaSerangan ransomware terhadap pusat data nasional (PDN) berdampak pada sistem kearsipan atau surat dan dokumen pada lingkup Pemprov NTT.
Baca SelengkapnyaOtoritas Ukraina melarang penggunaan Telegram di kalangan militer dan orang-orang yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Baca SelengkapnyaNamun, hingga saat ini IMF belum menemukan bukti penyerang memperoleh akses ke sistem atau sumber daya lain di luar akun email yang dibobol.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaPusat Data Nasional yang dibawah kendali Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengalami down. Pengamat menduga ada unsur serangan siber.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah beberapa hacker yang paling ditakuti di dunia. Ada juga yang paling dicari karena aksinya yang sangat merugikan.
Baca SelengkapnyaHacker berhasil membobol sistem observatorium tercanggih dunia di AS.
Baca SelengkapnyaLockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali
Baca SelengkapnyaPara hacker sudah meretas X khusus di 12 negara. Dua jam X di negara itu tak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.
Baca Selengkapnya