Penelitian: Lockdown Pandemi Covid-19 Mengikis Kesehatan Mental
Merdeka.com - Depresi dan keterkaitannya dengan lockdown pandemi Covid-19 jadi objek menarik yang diteliti para periset dan ilmuwan.
Menurut penelitian terbaru dari University of Exeter dan King's College London, kesepian pada orang dewasa selama masa lockdown di tengah pandemi Covid-19 merupakan faktor kunci atas gejala depresi dan kesehatan mental lainnya.
Dr. Byron Creese, dari University of Exeter Medical School, yang memimpin penelitian itu, menyebut bahkan sebelum pandemi tingkat kesepian dan aktivitas fisik menjadi masalah besar di masyarakat, terutama di kalangan orang tua.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa dampak polusi udara terhadap kesehatan mental? Penelitian menunjukkan bahwa paparan polusi udara dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kejiwaan seperti kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia.
"Penelitian ini memungkinkan kami untuk membandingkan kesehatan mental sebelum dan sesudah Covid-19 pada sekelompok orang berusia 50 tahun ke atas. Kami menemukan bahwa selama lockdown, kesepian dan penurunan aktivitas fisik berkaitan dengan lebih banyak gejala kesehatan mental yang buruk, terutama depresi," tutur Creese dikutip dari Eureka Alert via Tekno Liputan6.com.
Karena itu, menurut dia, saat ini penting untuk menemukan cara baru untuk mengurangi risiko memburuknya kesehatan mental selama pandemi.
Menurut penelitian yang didanai oleh The National Institute for Health Research (NIHR) Maudsley Biomedical Research Centre (BRC) itu, sebelum pandemi orang yang kesepian melaporkan rata-rata dua gejala depresi setidaknya selama beberapa hari dalam dua pekan.
Selama lockdown, mereka melaporkan peningkatan frekuensi gejala depresi. Mereka mengaku mengalami gejala depresi setidaknya selama beberapa hari dalam jangka waktu yang sama. Sementara pada mereka yang tidak kesepian, tingkat gejala depresi tidak terpengaruh.
Temuan Lain
Zunera Khan, Research Portfolio Lead, Institute of Psychiatry, Psychology & Neuroscience di King's College London menuturkan dia rekannya juga telah menemukan hubungan antara kesepian dan penurunan latihan fisik serta gejala kesehatan mental yang memburuk.
"Platform PROTECT kami pada akhirnya bertujuan untuk menemukan cara baru untuk melibatkan orang-orang di rumahnya secara aktif," tutur Khan.
Platform PROTECT
PROTECT dimulai pada 2011 lalu dan memiliki 25.000 peserta. Dirancang untuk memahami faktor-faktor yang terlibat dalam penuaan yang sehat, studi inovatif ini menggabungkan kuesioner gaya hidup terperinci dengan tes kognitif yang menilai aspek fungsi otak termasuk memori, penilaian, dan penalaran dari waktu ke waktu.
Pada bulan Mei, para peneliti membuat kuesioner baru yang dirancang untuk menilai dampak Covid-19 pada kesehatan dan kesejahteraan. Berlangsung antara 13 Mei hingga 8 Juni, kuesioner tersebut diisi oleh 3.300 orang dan 1.900 di antaranya telah lebih dulu bergabung dengan PROTECT.
Sumber: Liputan6.comReporter: Mochamad Wahyu Hidayat
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan iklim yang terjadi pada masa kini menyebabkan dampak tidak hanya pada kesehatan fisik kita, namun juga pada mental.
Baca SelengkapnyaDampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerjadinya perubahan iklim menyebabkan tekanan mental terutama pada anak muda.
Baca SelengkapnyaTernyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
Baca SelengkapnyaKesepian tidak hanya berdampak pada kehidupan sosial seseorang, tetapi juga pada kesehatan mentalnya.
Baca SelengkapnyaMental health termasuk salah satu hal penting yang perlu diperhatikan.
Baca SelengkapnyaBukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
Baca SelengkapnyaTerdapat anggapan tentang mental health gen Z yang tidak sepenuhnya benar.
Baca SelengkapnyaTinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi.
Baca SelengkapnyaSurvei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.
Baca SelengkapnyaBrain rot menggunakan istilah yang sedang populer di tahun ini. Kenali arti dan dampaknya.
Baca SelengkapnyaAda beberapa faktor yang bikin mood seseorang jadi turun ketika cuaca dingin datang. Ini penjelasannya.
Baca Selengkapnya