Sekelumit kisah awal Tokopedia jadi raksasa e-commerce Indonesia
Merdeka.com - Saat ini Anda akan merasa cukup optimis apabila ingin berinvestasi dalam industri startup teknologi di Indonesia. Industri startup negara ini baru saja melejit dengan berita dua raksasa venture capital yang memberikan dana sebanyak USD 100 juta atau jika dikonversi menjadi Rp 1,2 triliun ke website jual beli online terkemuka yaitu Tokopedia.
Softbank dan Sequoia Capital merupakan dua nama besar yang tidak hanya percaya kepada Tokopedia namun juga percaya dengan besarnya potensi pasar di Indonesia. Kedua perusahaan investor ini tampaknya sangat paham dengan apa yang mereka lakukan, karena keduanya telah sukses mendukung perusahaan-perusahaan internet besar seperti Alibaba, WhatsApp dan LinkedIn.
Dunia selalu mengetahui apabila Softbank dan Sequoia mengambil langkah besar. Hasilnya, makin banyak investor dan perusahaan global yang akan memberi perhatian pada pasar startup di Indonesia. Dan ini adalah waktu yang tepat bagi startup lokal untuk menampilkan produk mereka ke seluruh dunia.
-
Siapa yang membantu Tokopedia? Tokopedia dan TikTok melalui (Shop|Tokopedia), terus berkomitmen untuk memberdayakan perempuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta mendukung pelaku usaha yang peduli lingkungan melalui pemanfaatan teknologi.
-
Kenapa DANA dan Tokopedia berkolaborasi? Sejak awal menghadirkan platform pembayaran dan layanan keuangan digital bagi masyarakat Indonesia, DANA terus berkomitmen untuk memperluas kerja samanya melalui ekosistem terbuka dengan mitra di berbagai skala,' jelas Dean Krstevski, COO DANA Indonesia dalam keterangan persnya, Rabu (4/9).
-
Kapan Tokopedia mencatat peningkatan penjualan? 'Peluang dari momen Ramadan-Lebaran 2024 dimanfaatkan oleh Tokopedia dan TikTok untuk semakin gencar berkolaborasi demi menghadirkan banyak inisiatif, mulai dari Beli Lokal hingga Ramadan Ekstra Seru, yang dapat mendukung lebih dari 21 juta penjual di Tokopedia dan TikTok melalui Shop | Tokopedia, terutama brand lokal agar menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia,' ungkap E-Commerce Communications Director Shop | Tokopedia, Nuraini Razak.
-
Apa yang dilakukan DANA dan Tokopedia? DANA mengumumkan kerja samanya dengan Tokopedia, untuk menyediakan pengalaman bertransaksi digital. Dengan mengintegrasikannya ke seluruh online marketplace terdepan, DANA berharap dapat mendorong pertumbuhan positif ekonomi digital sekaligus meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.
-
Kenapa Tokopedia kolaborasi dengan TikTok? 'Peluang dari momen Ramadan-Lebaran 2024 dimanfaatkan oleh Tokopedia dan TikTok untuk semakin gencar berkolaborasi demi menghadirkan banyak inisiatif, mulai dari Beli Lokal hingga Ramadan Ekstra Seru, yang dapat mendukung lebih dari 21 juta penjual di Tokopedia dan TikTok melalui Shop | Tokopedia, terutama brand lokal agar menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia,' ungkap E-Commerce Communications Director Shop | Tokopedia, Nuraini Razak.
-
Bagaimana TikTok Shop dan Tokopedia berkolaborasi? Zulhas menegaskan bahwa Tokopedia tetap berperan sebagai platform e-commerce yang menjalankan penjualan produk. Namun Zulhas mengungkapkan bahwa kerja sama antara kedua pihak akan diberi waktu percobaan selama kurang lebih 3-4 bulan.
Pengusaha di Indonesia pun akan semakin berani bermimpi besar. Pria dalam sorotan kali ini adalah William Tanuwijaya, co-founder dan CEO dari Tokopedia. Tidak seperti rekan lainnya di bidang teknologi, William tidak pergi ke perguruan tinggi bergengsi atau memiliki keluarga kaya yang membantunya mendirikan startup.
Pada tahun 2007, saat William memiliki mimpi mendirikan Tokopedia, ia harus menunggu selama dua tahun sampai ia bisa mengumpulkan modal untuk mewujudkannya. Saat itu ia juga perlu memberi nafkah keluarganya, jadi mempertaruhkan semua hal dalam bisnis yang memerlukan banyak dana ini adalah suatu hal yang tidak masuk akal.
Saat ia mendirikan marketplace ini, tidak ada inkubator atau dukungan untuk startup di Indonesia dan William melakukan pitching untuk mendapatkan pendanaan ke beberapa perusahaan tradisional yang tidak mengerti sama sekali tentang bisnis internet.
Lebih parah lagi saat itu tidak ada cerita sukses dari industri internet lokal yang membuat pengusaha teknologi semakin kesulitan mencari jalan keluar. Dan ketika akhirnya William berhasil mengumpulkan dana yang ia perlukan untuk meluncurkan bisnis dengan rekannya Leontinus Alpha Edison, mereka masih mendapat banyak rintangan – dan juga kompetitor berat dengan dukungan serius seperti Plasa.com milik Telkom dan Ebay, Rakuten dan Multiply milik Naspers.
Tokopedia masih tetap bertahan saat dua kompetitor yang disebut sebelumnya sudah tampak tidak sehat. Lalu bagaimana anak lokal ini mencapai semua itu? Apa saja yang ia lalui hingga mencapai posisi ini? William adalah salah satu pembicara terhormat kami pada Startup Asia Jakarta 2014.
Ia akan berbagi cerita tentang bagaimana ia memulai Tokopedia dan bagaimana ia melalui rintangan dan tantangan selama lima tahun mendirikan Tokopedia. Tentu saja, ini adalah acara utama yang tidak ingin Anda lewatkan apabila Anda ingin memahami lebih dalam mengenai pasar di Indonesia.
Hadiri Startup Asia Jakarta kami pada tanggal 26 dan 27 November 2014. Hadiri Startup Asia Jakarta kami pada tanggal 26 dan 27 November 2014. Anda bisa menggunakan kode ILOVE15 untuk mendapat diskon sebesar 15 persen yang berlaku hingga tanggal 3 November yaitu hari ini. Daftar segera di sini.
Artikel ini pertama kali muncul di Tech in Asia Indonesia. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.
Baca SelengkapnyaTikTok akan memulai uji coba di platform Tokopedia melalui kampanye Beli Lokal yang akan dimulai pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaInisiatif ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha memperluas dan meningkatkan bisnisnya serta memberikan pengalaman belanja daring.
Baca SelengkapnyaTikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo berkomitmen memberikan manfaat lebih luas bagi para pelaku UMKM di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTikTok telah menggandeng Tokopedia untuk mengembangkan bisnis e-commerce.
Baca SelengkapnyaGenerasi milenial mendapatkan energi positif melihat komposisi Timnas AMIN yang variatif.
Baca SelengkapnyaTikTok bekerja sama dengan Tokopedia untuk mengembangkan bisnis e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengaku sudah meminta penjelasan kepada manajemen Tokopedia.
Baca SelengkapnyaTokopedia telah memiliki ekosistem yang matang dalam mendukung bisnisnya sebagai e-commerce.
Baca SelengkapnyaTokopedia kehilangan ruh-nya sebagai platform-nya UMKM l
Baca SelengkapnyaBelum setahun merger, Tokopedia dan TikTok banjir jutaan pesanan dari pelanggan.
Baca SelengkapnyaPersaingan antar e-commerce nantinya akan semakin mengerucut, bukan lagi Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Bukalapak.
Baca Selengkapnya