Kincir Air Tradisional Sungai Gending, Penyelamat Petani saat Kekeringan
Merdeka.com - Panasnya terik matahari tak menyurutkan niat petani di Dusun Gedongan, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah ini jadi bermalas-malasan. Memasuki bulan kemarau, petani di dusun ini lebih sibuk dari biasanya. Mereka harus bergegas, mempersiapkan diri agar lahan sawahnya tak mengalami kekeringan.
Mendekati bulan kemarau, sejumlah petani pun mulai sibuk mencari bambu, kayu dan papan. Mengelilingi desa mencari bahan-bahan tersebut. Mereka akan bergotong royong membuat kincir air jumbo tradisional.
Kincir air tradisional ini memang menjadi penyelamat petani saat kekeringan. Warisan turun temurun dari nenek moyang. Meski kini banyak desa yang beralih ke kincir air bertenaga mesin, namun di Dusun Gedongan masih memilih menggunakan kincir berbahan dasar bambu ini.
-
Apa yang digunakan warga Cipacar untuk membuat kincir air? Bukan dari lempengan baja, melainkan sisa pelek motor yang tak terpakai.Gerakan kincir sendiri muncul dari selokan kecil yang mengalir di bawahnya.
-
Bagaimana warga Sambeng dapatkan air di awal kemarau? Pada awal musim kemarau, warga mengandalkan sumber air yang terletak di pinggir desa. Namun karena musim kemarau berlangsung panjang, sumber air ikut mengering.
-
Bagaimana embung membantu petani di Wajo? “Bangunan air seperti embung akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani. Sehingga petani bisa menambah pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali,“ jelas Mentan SYL, Kamis (24/8).
-
Bagaimana cara mencari sumber air dengan alat sederhana? Cara pakainya adalah alat tersebut dipegang dengan dua tangan dan kemudian seorang yang memegangnya hanya perlu berjalan di atas tanah yang dianggap memiliki sumber mata air. Jika ada sumber mata air yang mengalir di bawah tanah tersebut, maka alat sederhana itu akan bergerak naik ke atas untuk memberikan sinyal di bawah tanah terdapat mata air yang melimpah.
-
Dimana embung cluweg dibangun untuk petani? Pada tahun ini juga ada fasilitas embung cluweg sebanyak empat unit untuk kelompok tani di Wukirsari, Sambisari dan Gayamharjo.
-
Bagaimana cara kerja alat pemanen air hujan? 'Kita akan memasang kapasitas dengan volume 1.200 liter. Alat ini langsung menyaring air hujan yang sebelumnya asam menjadi air yang bersih sehingga kebutuhan air tawar bisa terpenuhi. Sebab jika mengandalkan air sumur, pada umumnya air di sini payau,' kata Ardy dikutip dari ANTARA.
Bambu memang menjadi tanaman yang mudah dijumpai di lingkungan ini. Namun tidak sembarang bambu bisa digunakan untuk membuat kincir air. Setidaknya ada 3 jenis bambu yang bisa digunakan, yaitu bambu buluh, bambu jawa dan bambu petung.
Bambu petung yang kuat bak baja ini sebagai poros utama, bambu jawa yang terbilang cukup lentur dibanding bambu lainnya sebagai velg kincir air. Termasuk jaring-jaringnya.
Pembuatan kincir air juga tradisional tanpa sentuhan alat modern sedikit pun. Menyusun bumbu sesuai jenis dan ukuran. Tanpa panduan tertulis dan mengandalkan ingatan yang sudah diajarkan turun temurun dari nenek moyang.
©2021 Merdeka.com/FadkusSekilas memang nampak mudah, namun pembuatan kincir air tentu saja harus diperhitungkan dengan cermat. Disesuaikan dengan ukuran lebar Sungai Gending. Salah perhitungan, kincir air tradisional ini tak bisa digunakan. Berujung gagal menyelamatkan lahan sawah.
Dengan tergopoh-gopoh, pria paruh baya ini menyusuri jalan. Membawa 1 buah kincir air berukuran sekitar 2 meter ini ke Sungai Gending. Di tepian Sungai Gending sudah terpasang bambu untuk meletakkan kincir ini. Setelah klop, kincir air pun siap digunakan.
©2021 Merdeka.com/FadkusSistem kerja kincir air tradisional ini mengandalkan aliran deras Sungai Gending untuk memutar roda. Ditampung dengan bambu hingga akhirnya airnya mengaliri lahan sawah. Terbuat dari bambu, setidaknya kincir ini diganti 8 bulan sekali. Tugas petani selanjutnya ialah membersihkan sungai dari sampah, jika sampah menempel di baling-baling akan menghambat pergerakan kincir bambu.
©2021 Merdeka.com/FadkusTidak membutuhkan banyak biaya, ramah lingkungan, mudah dioperasikan membuat kincir air ini masih menjadi andalan para petani. Alat warisan leluhur yang sudah ada sejak 400 tahun lamanya yang masih efektif hingga saat ini. (mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para petani di Sukasirna memang lebih memilih membuat kincir air untuk mengairi sawah-sawah dibanding menggunakan pompa air.
Baca SelengkapnyaTimba Pring merupakan alat angkut air tradisional khas warga Indramayu
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Baca SelengkapnyaSemaking bising suaranya, semakin senang warga mendengarnya.
Baca SelengkapnyaKehadirannya tak boleh disepelekan, karena perahu eretan di Sungai Ciliwung sangat dibutuhkan warga dan bisa menjaga kebersihan aliran air.
Baca SelengkapnyaLokasi pemandian itu cukup strategis karena berada di sebuah lembah. Kolamnya juga jernih, karena bersumber pada sebuah mata air yang airnya tak pernah habis.
Baca SelengkapnyaBagaimana latar belakang pembangunannya dan penampakan bendungan bawah tanah pertama di dunia itu?
Baca SelengkapnyaMenurut cerita, mata air Cigempol sudah kurang lebih 100 tahun membantu kesuburan Desa Nagrak hingga petani bisa panen sampai 3 kali
Baca SelengkapnyaKementan juga terus mendata atau melakukan pemetaan jaringan irigasi yang sudah direhabilitasi dan yang belum direhabilitasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu mata air sering dikunjungi pada setiap malam keramat penanggalan Jawa
Baca SelengkapnyaDam Kamijoro menjadi bukti keberadaan bangunan arkeologis gaya Eropa yang masih berfungsi dengan baik sejak zaman Belanda hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaJembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga
Baca Selengkapnya