Pembuatan Kapal Melegenda Pinisi di Tanjung Bira Bulukumba
Merdeka.com - Kapal Pinisi seringkali dijumpai menjelajah Taman Nasional (TN) Komodo dan Raja Ampat. Desain tradisional dengan lantai kayu yang apik, interiornya terlihat modern elegan dan berkelas. Kapal Pinisi seolah menjadi kapal dambaan hampir setiap orang untuk menjajal pengalaman mengarungi laut yang tak terlupakan.
Lebih dari sekedar belayar di 2 tempat wisata itu, Kapal Pinisi sudah melegenda. Sejak abad 15 lalu, kapal yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia. Ketangguhan kapal ini tak perlu dipertanyakan lagi.
Kapal layar Pinisi diketahui pernah menaklukkan lima benua. Keganasan Samudera Pasifik, Vancouver di Kanada, Australia, Madagaskar hingga Jepang telah ditaklukkan oleh Kapal Pinisi. Kapal Pinisi lahir di daerah Bulukumba, Sulawesi Selatan. Salah satu tempat pembuatan kapal fenomenal ini ada di Tanjung Bira.
-
Bagaimana cara penduduk asli membuat sampan? Penduduk asli akan menebang pohon besar, menyalakan api di bagian atas batang kayu dan memotongnya dengan cungkil untuk membuat sampan.
-
Bagaimana cara naik kapal Pinisi? Jika Anda ingin tahu bagaimana cara naik kapal Pinisi, maka berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan:1. Cari tahu di mana ada kapal pinisi yang akan mengangkut penumpang atau barang. Beberapa kota di Nusantara menyediakan layanan kapal pinisi, dan ada juga yang melayani rute di laut terbuka.2. Pesan tiket untuk naik kapal Pinisi. Pemesanan tiket bisa dilakukan secara online atau langsung di pelabuhan tempat kapal akan berlabuh. 3. Persiapkan perlengkapan untuk perjalanan, misalnya alat makan dan pakaian. Jika perjalanan Anda melintasi laut terbuka, pastikan bawa bahan air minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.4. Datang ke pelabuhan tujuan Anda tepat waktu. Pintu masuk terakhir kapal Pinisi akan ditutup lima menit sebelum berlayar.5. Sesampainya di pelabuhan, pergilah ke loket pembayaran untuk membeli tiket kembali jika Anda ingin pergi pulang.6. Selamat menikmati perjalanan kapal Pinisi!
-
Kapan sampan kuno itu dibuat? Berdasarkan analisis radiokarbon, perahu ini diperkirakan berasal dari antara tahun 750 hingga 520 SM, periode di mana belum ada desa-desa di sekitar danau tersebut.
-
Mengapa naik kapal Pinisi? Berlayar dengan kapal pinisi membawa banyak manfaat. Selain menikmati pemandangan yang indah dan lingkungan laut yang masih alami, Anda juga dapat merasakan sensasi unik berlayar dengan kapal tradisional yang sangat berbeda dari kapal-kapal modern.
-
Kapan tradisi Perahu Bidar dimulai? Tradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898.
-
Mengapa Wisata Perahu Kalimas dibuat? Menurut pemerintah Kota Surabaya, wisata ini diharapkan akan menjadi daya tarik wisatawan domestik yang bisa meningkatkan ekonomi sekitar.
Sejak dahulu hingga kini, orang Bulukumba terkenal memiliki kemampuan membuat Kapal Pinisi. Dengan tangan ajaibnya, mereka membuat Kapal Pinisi secara manual. Tak seperti pembuatan kapal pada umumnya, kabarnya mereka membuat kapal ini tanpa menggunakan gambar rancang bangunan.
Proses pembuatannya pun tak bisa sembarangan. Mereka mempertahankan tradisi dalam pembuatan perahu tersebut. Dari proses memilih kayu sampai berlayar. Saat memilih kayu, mereka harus mengikuti hari baik yang ditetapkan yaitu pada hari ke-5 atau hari ke-7 di bulan tersebut.
Penentuan hari ke-5 dan ke-7 mempunyai arti tersendiri. Angka lima melambangkan rezeki yang telah diraih, sedangkan angka tujuh melambangkan hoki atau akan mendapatkan rezeki.
©2021 Merdeka.com/Gebyar AdisukmoKapal bersejarah ini menggunakan bahan baku kayu jenis Bitti yang dipadukan dengan kayu Ulin. Kapal dengan tinggi 2,5 meter dan panjang 15 meter ini mempunyai dua tiang layar utama dengan tujuh buah layar. Tiga layar dipasang di ujung depan, dua layar di bagian depan, dan dua layar lagi dipasang di bagian belakang perahu.
Tujuh layar di Kapal Pinisi ini memiliki makna yang mendalam yaitu bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera di dunia. Kekuatan pelaut Indonesia disimbolkan oleh kapal ini.
©2021 Merdeka.com/Gebyar AdisukmoPembuatan sebuah perahu Pinisi memakan waktu tiga hingga enam bulan. Namun terkadang lebih lama, tergantung dari kesiapan bahan dan musim dan ukuran kapal. Biasanya untuk satu kapal Pinisi dikerjakan sekitar 5-10 orang. Masyarakat sekitar percaya jika perahu satu ini dikerjakan secara beramai-ramai atau banyak orang, akan mempengaruhi atau mengurangi nilai seni dari perahu itu.
Setiap detailnya dikerjakan secara teliti untuk menghasilkan kapal yang tahan lama digunakan berlayar. Tak heran, Perahu Pinisi berukuran besar dengan tenaga mesin diesel dijual dengan harga yang fantastis, bisa mencapai Rp2 miliar. Nantinya, pembeli bisa menentukan model perahu beserta interior di dalamnya.
©2021 Merdeka.com/Gebyar AdisukmoProses adat tak hanya sampai saat pemilihan kayu. Sebelum perahu Pinisi diluncurkan ke laut, mereka melaksanakan upacara Maccera Lopi dengan tujuan mensucikan perahu. Upacara ini ditandai dengan penyembelihan binatang.
Uniknya pembuatan Kapal Pinisi di Bulukumba ini juga telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia sejak Desember 2017 lalu.Pembuatan kapal Pinisi tak hanya di Tanjung Bira saja, namun juga dilakukan di tempat lain seperti di pantai Lemo-lemo dan di Tana Beru.
Kapal Pinisi tak hanya sekedar kapal pariwisata saja, namun kapal ini menjadi saksi sejarah, simbol kekuatan pelaut Indonesia dan juga sumber mencari nafkah warga Bulukumba. (mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Indonesia, pembuatan kapal pinisi berada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaKapal pinisi menjadi salah satu warisan budaya dunia berasal dari Indonesia, tepatnya dari suku Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaKapal Pinisi adalah salah satu jenis kapal tradisional yang berasal dari Nusantara.
Baca SelengkapnyaMengenal Pewter, kerajinan tradisional dari bahan timah khas masyarakat Pulau Bangka
Baca SelengkapnyaPerahu Lopi Sandeq jadi bukti kekuatan masyarakat pesisir asli Indonesia
Baca SelengkapnyaPerahu buatan nelayan Indramayu dikenal tangguh dan kokoh
Baca SelengkapnyaMeski terbuat dari kayu, kapal ini sangat kuat dan tangguh untuk mengarungi ganasnya ombak di lautan.
Baca SelengkapnyaKapal ini awet hingga lebih dari 15 tahun karena sebagian besar bahannya merupakan kayu jati
Baca SelengkapnyaDi kampung Cipari ada puluhan perajin golok dengan metode pembuatannya yang masih tradisional.
Baca SelengkapnyaMenurut tutur pitutur sejarah, kapal-kapal buatan Dasun terkenal akan kualitasnya. Bahkan, kemampuan berlayar bisa hingga lintas benua di Brazil.
Baca SelengkapnyaTradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.
Baca SelengkapnyaSiami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisional
Baca Selengkapnya