Bukti Suara Siaran Akhir Radio Hindia Belanda NIROM 1942, Sempat Putar Lagu Wilhelmus
Merdeka.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan ragam sejarah di masa lalu. Tak ayal jika setiap sejarah akan selalu menarik untuk diulik dan diketahui.
Seperti sebuah video memperdengarkan detik-detik siaran terakhir radio Hindia Belanda bernama NIROM ini. Ada fakta menarik yang ternyata hingga saat ini masih mengudara sebagai radio nasional.
Lantas seperti apa sejarah rekaman serta penjelasan lengkapnya? Simak ulasan berikut, Jumat (14/4).
-
Apa peran Radio Rimba Raya? Radio Rimba Raya atau disingkat dengan RRR, merupakan sebuah stasiun radio darurat yang berdiri di dataran tinggi Gayo, tepatnya di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime, Kabupaten Bener meriah.RRR ini berada di bawah kendali Tentara Republik Indonesia (TRI) Divisi X/Aceh yang dipimpin oleh Kolonel Husein Yusuf.
-
Kenapa sinyal radio ini sangat penting? Selain itu, temuan ini juga menjadi parameter untuk mengukur massa pada unsur alam semesta yang sebelumnya tidak ditemukan di antara galaksi.
-
Kenapa radio menjadi penting di masa Perang Dunia II? Pada masa Perang Dunia II, ketika teknologi komunikasi masih terbatas, radio menjadi alat utama untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan peperangan.
-
Mengapa radio begitu penting di masa proklamasi? Radio sangat penting bagi berlangsungnya penyiaran berita, tak terkecuali berkumandangnya naskah proklamasi Republik Indonesia yang disebarkan dari gelombang frekuensi.
-
Di mana Nirina memulai karir sebagai penyiar radio? Nirina Zubir memulai kariernya di dunia hiburan Indonesia sebagai penyiar radio dan VJ MTV pada awal 2000-an.
-
Siapa yang menemukan sinyal radio? Mengutip dari indy100, Rabu, (08/11), sinyal radio ini merupakan salah satu sinyal besar yang ditangkap oleh teleskop radio SKA Pathfinder Australia.
Siaran Akhir Radio NIROM (Kini Jadi RRI)
Beredar sebuah video merekam suara penyiar radio bersejarah Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) yang saat ini menjadi Radio Republik Indonesia (RRI). Bert Garthoff terdengar menutup siaran yang menjadi momen terakhir tepatnya pada 8 Maret 1942 pukul 23.00 malam silam.
Seperti dijelaskan dalam keterangan video unggahan akun Instagram @albumsejarah, siaran tersebut menjadi penutup akibat Hindia-Belanda telah jatuh ke tangan Jepang. Kata demi kata perpisahan diucapkan oleh Bert Garthoff dalam bahasa Belanda.
Instagram/albumsejarah©2023 Merdeka.com
"Selamat berpisah hingga waktu yang lebih baik," ucap dia dalam rekaman suara itu.
Putar Wilhelmus Lagu Kebangsaan Belanda
"Hidup Tanah Air! Hidup Sang Ratu!," lanjut Bert menutup siaran terakhirnya.
Usai mengucapkan kata penutup serta perpisahan, Bert lanjut memutarkan lagu Wilhelmus yang tak lain adalah lagu kebangsaan Belanda. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa Bert dan para rekannya kala itu tetap mengumandangkan lagu-lagu Belanda dan menyiarkan perlawanan kepada Jepang.
Instagram/albumsejarah©2023 Merdeka.com
Hal ini membuat kemarahan Jepang tersulut. Hingga pada akhirnya melakukan penyerangan kepada pihak Bert dan lainnya.
Jepang Gerebek dan Tahan Bert Garthoff
Jepang memutuskan untuk menggerebek dan menahan Bert Garthoff dan para rekannya lantaran sudah membuat murka. Hal itu mengakibatkan Bert ditawan di kampung interniran sampai dengan bulan September 1945 dengan penuh penderitaan.
Sementara tiga rekannya juga dieksekusi langsung oleh Jepang. Mereka dihakimi dengan cara pancung hingga meninggal dunia.
Instagram/albumsejarah©2023 Merdeka.com
"Siaran Radio ini sangat menyedihkan bagi orang-orang Belanda hingga saat ini, dimana wilayah Koloni mereka lepas untuk selama-lamanya.," pungkas keterangan unggahan.
Video Lengkap
Suara siaran akhir radio Hindia Belanda NIROM 1942 itu terekam dalam sebuah video yang begitu menarik perhatian.
Berikut adalah video selengkapnya.
View this post on Instagram (mdk/bil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini sejarah stasiun radio pertama di dunia tanpa kabel yang menghubungkan Indonesia dan Belanda.
Baca SelengkapnyaRadio sudah mulai beroperasi di Sumatra Barat sekitar tahun 1930-an oleh seorang insinyur Belanda dan kawan-kawannya yang mendirikan organisasi radio.
Baca SelengkapnyaSebuah stasiun radio yang berada di Kabupaten Bener Meriah ini sangat berjasa besar dalam menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerkat perannya dalam menciptakan lagu perjuangan yang dapat membangkitkan semangat bangsa untuk mencapai kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaSelain “Halo-Halo Bandung” sebagai lagu perjuangan, terdapat lagu bersejarah di Indonesia dengan judul yang hampir mirip yakni “Hallo Bandoeng”.
Baca SelengkapnyaAirmen 107.9 FM yang dikelola TNI Angkatan Udara (AU) masih tetap eksis mengudara, memberikan kebanggaan dirgantara kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaLonceng ini jadi tanda kematian di Kota Batavia saat itu. Belanda membunyikannya saat hendak mengeksekusi pelaku kejahatan.
Baca SelengkapnyaKarya W.R Soepratman begitu signifikan dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaIntip hari-hari terakhir pencipta lagu kebangsaan Indonesia ini di Kota Pahlawan
Baca SelengkapnyaPada momen itu, tentara militer Belanda berbondong-bondong menarik diri dari wilayah yang didudukinya
Baca SelengkapnyaAksi Prajurit nyanyikan Mars Siliwangi di depan kasad Jenderal Dudung Abdurachman.
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca Selengkapnya