Fakta Sejarah Tentang Abu Al-Abbas Pendiri Dinasti Abbasiyah, Ternyata Dikelilingi Banyak Tokoh Cerdas
Abu Al-Abbas merupakan salah satu tokoh penting di balik pendirian Dinasti Abbasiyah.
Melihat sejarah Islam di dunia, maka rasanya kita tidak bisa terlepas dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti ini diketahui pernah memerintah dari tahun 750 hingga 1258 Masehi.
Dinasti yang di bawah kekhalifahan Islam ini sempat disebut sebagai pemerintahan yang baik, terkenal, dan berpengaruh di dalam sejarah Islam sendiri. Sebelum pendiriannya, ada sosok cerdas dan bijaksana yang berada di belakangnya.
-
Abbas lahir di mana? Abbas lahir di Malang pada 22 April 1932.
-
Dimana KH Abbas lahir? Sebelumya, ia lahir di Buntet, Cirebon pada 7 Maret 1922 dan saat ini telah dikenang sebagai ulama berjuluk 'Singa dari Jawa Barat' karena keberaniannya.
-
Apa julukan Abu Bakar Aceh? Berkat kegemilangan dan luasnya ilmu pengetahuan, Abu Bakar sampai dijuluki sebagai 'Ensiklopedia Berjalan' dari teman-teman sejawatnya.
-
Bagaimana Abbas memulai kariernya? Abbas memulai kariernya sebagai seorang clapper boy, scriptman, dan unit manager.
-
Bagaimana Ibnu Abbas belajar ilmu? Ia berkata, 'Ayo kita temui sahabat-sahabat Rasulullah. Mumpung mereka masih banyak yang hidup.'
-
Dimana Abu Bakar Aceh lahir? Profil Singkat Aboebakar Atjeh atau disebut juga Abu Bakar Aceh ini lahir di Peureumeu, Aceh Barat pada tanggal 28 April 1909.
Dia adalah Abu Al-Abbas yang mampu menjadikan Dinasti Abbasiyah menjadi cukup kuat dan terpandang sejak pendiriannya. Meski demikian, tak sedikit yang belum mengetahui secara pasti mengenai Dinasti Abbasiyah hingga fakta sejarah tentang Abu Al-Al-Abbas sendiri.
Lantas, bagaimana sebenarnya fakta sejarah tentang Abu Al-Abbas hingga Dinasti Abbasiyah di masa lampau tersebut? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (30/10), berikut merdeka.com ulas mengenai fakta sejarah tentang Abu Al-Abbas hingga para tokoh di sekitar Dinasti Abbasiyah yang cukup populer dan berpengaruh dalam peradaban Islam dunia.
Fakta Sejarah Tentang Abu Al-Abbas & Dinasti Abbasiyah
Sebelum mengetahui fakta tentang Abu Al-Abbas, memahami Dinasti Abbasiyah sejak awal pendiriannya rasanya penting untuk dipahami. Dinasti yang berdiri selama lebih dari 5 abad tersebut merupakan hasil dari Abu Al-Abbas yang berhasil mengalahkan Dinasti Umayyah dalam Pertempuran Zab tahun 750 Masehi.
Di bawah Dinasti Abbasiyah, kekhalifahan Islam berlangsung cukup lama dari abad ke-8 hingga 13 Masehi di jantung kota di Baghdad.
Pada saat itu, lokasi dari pemerintahan Dinasti Abbasiyah seketika menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan di dunia Islam.
Selain itu, Dinasti Abbasiyah tercatat juga secara tegas mulai memperkenalkan sistem administrasi yang efektif dan menetapkan standar perdagangan dan keuangan yang penting. Semua hal tersebut tak lain merujuk pada perkembangan ekonomi menurut ajaran Islam.
Pada masa pendirian hingga kejayaannya, Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai kekhalifahan yang toleran terhadap kehidupan masyarakat majemuk. Mereka mengizinkan orang-orang non-Muslim untuk beribadah di tempat-tempat suci mereka dan memberikan hak-hak yang sama kepada orang-orang dari berbagai agama.
Menjelang abad ke-13, masa keemasan Dinasti Abbasiyah mulai pudar. Hal ini disebabkan oleh berbagai konflik internal hingga eksternal yang membuat Baghdad beserta Dinasti Abbasiyah hancur ditelan bumi.
Meski demikian, pengaruh dan warisan dari Dinasti Abbasiyah terus bertahan bahkan mempengaruhi perkembangan peradaban Islam serta dunia hingga saat ini.
Fakta Sejarah Tentang Abu Al-Abbas
Setelah mengetahui tentang Dinasti Abbasiyah, hal berikutnya yang perlu dibahas ialah mengenai fakta sejarah tentang Abu Al-Abbas.
Abu al-Abbas al-Saffah sendiri merupakan seorang khalifah keturunan dari keluarga Bani Abbasiyah yang telah lama menentang pemerintahan dinasti Umayyah. Terbukti setelah beranjak dewasa, Abu Al-Abbas berhasil menggulingkan Dinasti Umayyah dan berhasil mendirikan Dinasti Abbasiyah dalam Pertempuran Zab.
Maka sejak saat itu, Abu Al-Abbas yang lahir pada tahun 721 Masehi di Kota Mekkah itu terkenal di kalangan sejarawan Islam sebagai sosok pemimpin revolusi yang tangguh, pemberani, dan cerdas.
Di tangannya sendiri, Abu Al-Abbas berhasil memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Selama periode kekuasaannya, dinasti Abbasiyah mengalami masa kejayaan dalam berbagai bidang seperti seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan arsitektur.
Namun setelah menjabat selama empat tahun, Abu Al-Abbas kemudian meninggal dunia pada tahun 754 Masehi.
Fakta Sejarah Tentang Abu Al-Abbas: Dikelilingi Banyak Tokoh Cerdas
Fakta sejarah tentang Abu Al-Abbas berikutnya ialah mengenai tokoh di sekelilingnya yang tak kalah memiliki kemampuan memimpin dan kecerdasan yang luar biasa. Beberapa tokoh tersebut yakni sebagai berikut,
1. Al Khwarizmi
Dia adalah tokoh yang lahir sekitar tahun 780 M di Khwarizm (sekarang Uzbekistan). Khwarizmi dikenal sebagai sosok matematikawan yang menghasilkan karya otentiknya berupa sistem angka Arab dan metode aljabar. Karyanya pun masih terus dikembangkan hingga saat ini.
2. Harun al-Rashid
Kedua ialah Harun al-Rashid yang lahir pada tahun 763 Masehi di Rayy, Persia. Dia menjadi salah satu khalifah Dinasti Abbasiyah yang banyak diperhitungkan. Bahkan, dia banyak disebutkan sebagai pahlawan dalam berbagai karya sastra. Dia sempat memegang kendali penuh atas Dinasti Abbasiyah selama 23 tahun.
3. Ibn Sina
Tokoh ketiga ialah Ibn Sina atau yang dikenal di seluruh dunia dengan nama Avicenna. Dokter, filsuf, dan juga ilmuwan yang lahir tahun 980 Masehi itu merupakan sosok cerdas. Banyak karya pentingnya semasa hidup yang berguna dan terus dikembangkan hingga saat ini.
4. Al-Ghazali
Dia merupakan seorang ulama sekaligus filsuf yang juga terkenal dalam Dinasti Abbasiyah. Al-Ghazali yang lahir pada 1058 Masehi di Tus, Persia itu memiliki satu karya yang paling terkenal yakni "Tahafut al-Falasifah". Isinya yakni soal keberadaan Tuhan dan menolak penggunaan logika dalam pemahaman agama.
5. Al-Farabi
Al-Farabi lahir pada tahun 870 M di Transoxiana (sekarang Kazakhstan) dan dikenal sebagai seorang filsuf, musikus, dan ilmuwan terkenal pada zaman Abbasiyah. Salah satu karyanya berupa 'Tafsir al-Plato' membuahkan pemikiran filosofis yang cukup berpengaruh di bidang politik hingga masa kini.