Nada Tinggi Presiden Jokowi Kesal Ketok Podium Berkali-kali: Bangsa Kita Tak Bisa Didikte!
Dia menegaskan jika Indonesia tidak bisa didikte oleh siapa pun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peresmian pabrik bahan anoda baterai litium di Kendal, Jawa Tengah, Rabu (7/8) pagi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkap kekesalan saat Indonesia kalah digugat Uni Eropa soal kebijakan pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik. Padahal, kini terbukti mulai berjalan efektif.
Dia menegaskan jika Indonesia tidak bisa didikte. Berikut ulasan selengkapnya, dilansir dari kanal YouTube MerdekaDotCom, Kamis (8/8).
Ungkap Hasil Ekspor Nikel
Rabu lalu, Jokowi bersama sejumlah jajaran dari Kabinet Indonesia Maju melakukan kunjungan kerja ke PT Indonesia BTR New Energy Material di Kendal.
Jokowi pun turut meresmikan pabrik yang didirikan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu sebagai pendukung rencana pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tanah air.
Dalam pidatonya, Jokowi mengungkap jika nilai ekspor bahan baku nikel dari tanah air kini mulai terlihat meningkat.
Hal itu diyakininya bakal terus meningkat jika Indonesia menyetop ekspor raw material.
"Tetapi saat itu saya meyakini bahwa nilai tambah kalau kita stop raw material ini akan melompat naik dan tadi seperti dikatakan oleh Pak Menko Luhut Binsar Pandjaitan, sekarang sudah 34 miliar dolar AS nilai dari ekspor nikel kita," ungkapnya.
"Dari yang sebelumnya Rp33 triliun melompat jadi Rp510 triliun, lompatan yang sangat besar sekali," sambungnya.
Banyak Tantangan
Meski kini mulai terlihat semakin berhasil, Jokowi mengungkap adanya banyak tantangan di awal kebijakan direncanakan.
Mulai adanya pro dan kontra hingga gugatan yang dilayangkan oleh Uni Eropa.
Jokowi bertutur, dia kesal lantaran gugatan itu akhirnya dimenangkan oleh pihak Uni Eropa.
"Meskipun di awal-awal banyak yang tidak setuju, pro kontra, kita juga digugat oleh Uni Eropa dan kita kalah," terangnya.
Kesal & Ketok Podium
Namun dengan nada tinggi, Jokowi menegaskan jika Indonesia merupakan negara yang berdaulat dan tidak bisa didikte oleh siapapun, termasuk Uni Eropa sekalipun.
"Bisa saya sampaikan, negara ini adalah negara yang berdaulat. Kepentingan nasional adalah segala-galanya bagi kita. Tidak bisa kita didikte oleh siapapun!" tegasnya.
Kepada jajaran menteri yang berurusan dengan rencana itu, Jokowi menggaris bawahi jika dia bakal terus memberi dukungan untuk menciptakan ekosistem besar kendaraan listrik secara nasional.
"Saya sampaikan kepada menteri, maju terus. Digugat, kalah, banding. Nanti tidak tahu, kalau kalah lagi tapi kita sudah punya industri ekosistem besar EV maupun baterai EV," tuturnya.
Video
- Platform Crowdfunding Ini Bagikan Bekal Sarapan Sehat
- Kronologi Anak Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Apartemen Modernland Tower Hijau Tangerang
- Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Dua Pekan usai Gempa Kabupaten Bandung
- Warga Jambi Protes Tembok Rumah Retak Dampak Proyek Pengeboran Pertamina
- Anak Buah Arsjad Rasjid Laporkan Dugaan Pengeroyokan Umar Kei di Menara Kadin, Polisi Turun Tangan
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024