Unik, Penjual Kopi & Gorengan di Tengah Sawah di Bayarnya Pakai Hasil Pertanian
Merdeka.com - Sistem transaksi dengan tukar-menukar barang (barter) merupakan metode pembayaran yang sudah ada sejak dahulu kala dan sempat dilakukan di berbagai wilayah Indonesia. Sayangnya, kini metode tersebut sudah tergantikan dengan mata uang.
Tak benar-benar hilang, ternyata sistem itu masih diberlakukan seorang pedagang di Ponorogo, Jawa Timur. Hingga saat ini dia berdagang dengan melakukan metode pembayaran barter.
Sosoknya adalah penjual kopi dan gorengan bernama Pak Damin. Lalu seperti apa kisah unik selengkapnya? Simak ulasan berikut ini, Senin (27/3).
-
Apa yang viral di Ponorogo? Di sana ditemukan nisan makam kuno yang dijadikan trotoar dan dilintasi banyak orang.
-
Apa yang viral di Jawa Timur? Viral Momen Murid Pindah Sekolah Ditangisi Teman Sekelas, Kisah di Baliknya Bikin Haru
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
-
Bagaimana cara mantan TKW itu berjualan basreng? Ayu juga memperlihatkan proses pembuatan basreng miliknya. Awalnya, ia sudah mempersiapkan basreng mentah yang sudah dipotong dari rumah. Usai ditakar, basreng diberi tepung dan digoreng lima menit. Hingga proses akhirnya, basreng tersebut diberi sambel dengan berbagai varian.
-
Dimana pedagang kelontong berjualan? Awalnya mereka menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, atau menawarkan barang dagangannya untuk dijual di hotel.
Berjualan Sejak Puluhan Tahun Lalu di Sawah
Pria yang akrab dikenal dengan nama Pak Damin, merupakan warga Ponorogo, Jawa Timur yang berprofesi sebagai penjual kopi dan gorengan di tengah sawah. Uniknya, sampai saat ini dia menjajakan dagangannya dari pikulan bukan dengan gerobak atau bahkan kedai mewah.
Seperti dijelaskan dalam video unggahan laman Youtube Kang Pardi, kekunoannya ini justru membuat Damin kerapkali menjadi sorotan, khususnya para penjual kopi. Banyak yang menyebut bahwa Damin adalah pelopor kopi nyeni. Diketahui, dia sudah berjualan kopi dan gorengan di tengah sawah itu sejak puluhan tahun yang lalu.
Youtube/Kang Pardi©2023 Merdeka.com
"Dari zaman kuno saya mas. Sudah banyak tahun, nah ini saja saya pakai gerobak kuno," tutur Damin dalam bahasa Jawa saat membagikan cerita dalam video.
Segelas Kopi Dibayar Pakai Hasil Pertanian
Damin menjajakan dagangan kopi dan gorengan di tengah sawah dengan menerima pembayaran dengan cara kuno. Damin masih memberdayakan sistem pembayaran barter yang sempat menjadi tradisi zaman dulu.
Damin mengatakan untuk menyeruput secangkir kopi dan menikmati gorengannya, para petani biasa membayar pakai hasil pertanian seperti gabah. Bahkan Damin juga mengatakan dirinya tidak pernah menentukan nominal berat padi yang diberikan.
Youtube/Kang Pardi©2023 Merdeka.com
"Ya tukerannya pakai gabah padi. Ya nilainya seikhlasnya saja," ungkap Damin sembari menyeruput kopi bersama para petani.
Bisa Dapatkan 1 Karung Padi
Kurang lebih Damin sudah menjalani profesinya tersebut selama 50 tahun. Menjajakan makanan dan minuman ke sawah, di mana para petani sedang memanen padi. Biasanya pembeli atau penikmat kopi yang dijajakan Damin ialah sekelompok petani yang mengerjakan sekotak sawah.
Dijelaskan dalam keterangan unggahan video, bahwa satu kotak sawah bisa dikerjakan oleh 4 hingga 8 orang petani. Usai mendapatkan kopi, biasanya mereka menukarnya dengan gabah sebagai upahnya.
Youtube/Kang Pardi©2023 Merdeka.com
"Pak Damin bisa mendapatkan 1 karung padi/gabah yang ditukar dengan minuman/jajanan selama 1-2 hari," pungkas keterangan dalam unggahan.
Video Lengkap
Sosok unik penjual kopi dan gorengan di tengah sawah yang masih menerima cara bayar dengan hasil pertanian itu terekam dalam sebuah video menarik.
Berikut adalah video selengkapnya yang bisa disaksikan.
(mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski cenderung terpencil di atas pegunungan, namun pasar tersebut tetap ramai dikunjungi warga.
Baca SelengkapnyaMelihat bakso dijual menggunakan gerobak sudah biasa. Namun, bagaimana dengan bakso yang dijual menggunakan mobil?
Baca SelengkapnyaWalaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca SelengkapnyaPara pedagang dan pembelinya tak hanya berasal dari Wonogiri, namun juga dari kabupaten di dekatnya yaitu Ponorogo dan Magetan.
Baca SelengkapnyaSuasana pasar ini seolah mengingatkan kehidupan masyarakat saat era penyebaran agama Islam. Semakin kental terasa dengan pembayaran yang memakai koin kayu unik.
Baca SelengkapnyaDi era modern saat ini ternyata di Indonesia masih ada salah satu kawasan yang tidak dialiri listrik.
Baca SelengkapnyaWarung itu bentuknya cukup sederhana. Material bangunannya terbuat dari kayu. Konon usia warung itu telah mencapai 1 abad atau 100 tahun.
Baca SelengkapnyaDi Sragen, banyak restoran atau warung kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Jawa. Masing-masing kuliner memiliki cita rasa unik yang sulit dijumpai
Baca SelengkapnyaDulu Pasar Dondong merupakan pasar yang ramai, tapi justru sekarang kondisinya berubah
Baca SelengkapnyaTradisi tersebut diwariskan secara turun temurun oleh warga setempat
Baca SelengkapnyaKondisi banjir ini tak menyurutkan pedagang warteg untuk tetap berjualan.
Baca SelengkapnyaDi sini, pengunjung bisa merasakan aneka kuliner tradisional bahkan yang langka di Indonesia seperti kopi pasir dari Turki.
Baca Selengkapnya