Wanita Gigih dari Desa Bisnis Aksesoris Beromzet Rp330 Juta/Bulan, Bikin Melongo
Merdeka.com - Setiap manusia yang menjalani usaha dengan gigih akan menemui titik terang di waktu yang tepat. Hal itulah yang dialami oleh Ibu Sri dari Tulungagung yang sukses membuat usaha aksesoris.
Ibu Sri membuka usaha sejak tahun 2016 dan dan terus berinovasi baik dari segi produk maupun cara berjualan. Hingga pada tahun 2020, ia mendapatkan omzet yang sangat besar yakni Rp330 juta.
Bagaimana kisah dan perjuangan Ibu Sri dalam menjalankan bisnis aksesorisnya? Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Bagaimana Ibu Dewi memulai bisnisnya? 'Awalnya budhe di Semarang yang ngasih ide kenapa tidak jualan bawang goreng, dia jualan di sana laris. Terus saya pergi ke Semarang, diajari budhe caranya menggoreng bawang, nginep sana tiga hari,' ungkap ibu tiga anak ini saat ditemui Merdeka.com, Kamis (18/4/2024).
-
Mengapa Ibu Putri ingin memiliki usaha? 'Menurut saya perempuan harus punya usaha karena bisa memperkuat fondasi rumah tangga. Dengan perempuan berusaha anak mau sekolah, anak mau beli skincare, nggak usah nunggu uang suami. Kalau kita mengharapkan hasil suami, cukup sih, tapi nggak secukup-cukupnya itu,' kata Ibu Haji Putri Arofah dikutip dari YouTube Moslem Society pada 4 Agustus 2024 lalu.
-
Kapan Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
-
Kenapa Ibu Utami memilih bisnis tas anyaman? Pada tiga bulan pertama pandemi Covid-19, Utami memutar otak apa yang bisa menghasilkan keuntungan di masa serba sulit. Ia tak mau terus-terus menguras tabungan untuk biaya hidup sehari-hari karena bisnis limbah kayunya tak jalan dan bisnis mebel sang suami pun lesu.
Berjualan Sejak Tahun 2016
Ibu Sri, perempuan berusia 44 tahun yang berasal dari Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung ini berkenan membagikan kisah suksesnya dengan berjualan aksesoris.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/PecahTelur
Ibu Sri merintis karier sejak tahun 2016 dan dimulai dari berjualan via media sosial. Minat orang-orang terdekatnya terhadap aksesoris yang ia jual membuatnya mengembangkannya ke marketplace yang saat itu sedang ramai pembeli.
“Di sela-sela waktu luang aku belajar bikin aksesoris, lalu dijual di sosial media. Ada facebook, Instagram. Awal-awalnya dijual di situ. lalu merambah ke marketplace,” ucap Ibu Sri.
Mendapatkan Omzet Rp330 Juta
Ketika beralih ke marketplace, Ibu Sri mendapatkan pembeli yang semakin banyak. Sejak tahun 2019, Ibu Sri berjualan masker kain, dan penjualan itu melonjak pada tahun 2020 ketika virus Covid-19 menyerang.
Bahkan, Ibu Sri mengatakan bahwa usaha yang ia jalankan mengalami puncaknya pada tahun tersebut. Ia menuturkan bahwa berhasil mendapatkan omzet Rp330 juta perbulan.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/PecahTelur
“Tahun 2020 ternyata Covid, nah ini rejeki aku banget, jadi lonjakannya itu presentasenya itu ada kali 1000 kali lipat. Jadi kita merekrut banyak penjahit kala itu, terus penjualannya meningkat banget dan itu mungkin yang paling bagus selama kita jualan di marketplace,” terang Ibu Sri.
“Jualan masker sampai 2020 bulan 3 itu sampai Rp330 juta perbulan,” lanjutnya.
Terus Melakukan Inovasi
Buah manis yang didapatkan oleh Ibu Sri tidak akan bisa dilepaskan dari usaha dan kerja kerasnya dalam berinovasi. Ibu Sri mengatakan bahwa berjualan aksesoris membutuhkan kerja otak yang tidak pernah bisa berhenti.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/PecahTelur
Ia menuturkan bahwa masa winning product bisnis aksesoris hanyalah tiga bulan. Setelah tiga bulan, pengusaha aksesoris harus berpikir lagi untuk membuat produk yang baru agar tetap bisa mendapatkan pelanggan.
“Kalau aksesoris itu mas, masa winning product-nya itu kan tiga bulan ya, itu harus bikin produk lagi. Kalau kita memang niat berjualan aksesoris harus selalu berinovasi,” terang Ibu Sri.
Berjualan sampai ke Luar Negeri
Tidak berhenti di situ. Ibu Sri dengan aksesorisnya berhasil menjual produknya bahkan sampai ke luar negeri. Ia mengatakan produk aksesoris yang banyak terjual di negara tetangga adalah strap masker.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/PecahTelur
“Saat ini strap masker, masih winning. Mungkin penjualan ke luar negeri juga, yang masih laku itu, sih,” terang Ibu Sri.
“Malaysia, Singapura, sama Thailand. Tiga negara itu yang paling banyak,” lanjutnya. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang awalnya hanya dianggap sebagai gadis kampung kini hidup serba mewah dan mampu membeli berbagai barang impiannya.
Baca SelengkapnyaDari pengakuannya, gadis ini berhasil membangun bisnis dengan modal uang Rp300 ribu saja.
Baca SelengkapnyaIa memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaBermula dari keisengannya menjual aksesori handmade, ibu rumah tangga di Kota Serang ini raup cuan ratusan juta rupiah
Baca SelengkapnyaDi tengah asanya membuat rumah, tabungan usaha miliknya direlakan jadi pelunas utang sang ibunda.
Baca SelengkapnyaUsaha ini sudah dimulai sejak masa Pandemi Covid-19 dengan modal yang minim.
Baca SelengkapnyaBermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Baca SelengkapnyaSekar Ayu Irawati, seorang pengusaha muda, telah menciptakan sebuah konsep dengan kreativitas daur ulang.
Baca SelengkapnyaDessi mengajukan pinjaman ke BRI yang akhirnya disetujui. Meski mengalami pasang surut dalam berbisnis, semangatnya tak pernah surut.
Baca SelengkapnyaOwner Criping Gethuk M-4 di daerah Banyudono, Dukun, Kabupaten Magelang, sukses merintis bisnis criping hanya dengan modal Rp420.000.
Baca SelengkapnyaTidak ada yang tahu bahwa hobi saat masa kecil bisa membawa berkah di kemudian hari.
Baca Selengkapnya