Cerita Arif di WMM Expo, bikin furnitur dari kardus hingga ke Eropa
Merdeka.com - Arif Susanto menjadi salah satu generasi muda yang berhasil lewat program Wirausaha Muda Mandiri (WMM). Melalui kerajinannya dalam membuat sejumlah furnitur berbahan dasar kardus, dirinya berhasil membuka lapangan pekerjaan dengan pemasaran hingga luar negeri.
Dalam WMM Expo 2017, Arif bercerita, ide usahanya berawal ketika dirinya mendapat tugas kuliah dari dosennya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
"Ada tugas mengenai material. Waktu itu saya bikin kursi kecil dari kardua dan nilainya juga jelek cuma dapat C," kata Arif di Botani Square, Bogor, Kamis (9/3).
-
Kapan tabungan orang kaya di atas Rp5 miliar meningkat pesat? Simpanan orang kaya itu meningkat pesat, lebih cepat dibandingkan dengan tabungan di bawah Rp5 miliar
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Kenapa Arif mulai bisnis sampingan? Pandemi Covid-19 berdampak buruk pada berbagai lini bisnis, salah satu bidang perhotelan. Akibatnya, Arif Firmansyah, pekerja sebuah hotel bintang lima di Surabaya gagal mewujudkan cita-citanya naik pangkat.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana cara meraup untung puluhan juta dari berjualan keripik ubi? Setelah penjualan tidak ada kendala, Faisal mengaku keuntungannya juga berlipat ganda. Dalam sebulan, usahanya bisa meraup omzet sampai dengan Rp30 hingga Rp40 juta. 'Kalau sekarang Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai Rp30-40 juta,' tambahnya.
-
Bagaimana Arif mengelola bisnis sampingan? Sebagai pekerja profesional hotel bintang lima, Arif mengadopsi cara kerja hotel untuk menjalankan bisnisnya. Ia mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai salah satu modal utama kesuksesannya.
Setelah merasa apa yang dikerjakannya membuat barang tak terpakai lebih berguna, Ia pun mengembangkan hasil karyanya tersebut dengan membuka usaha yang diberi nama Dus Duk Duk.
Nama tersebut diambil berdasarkan produk yang Arief buat, yakni kursi dari kardus yang bisa diduduki. "Launching pertama adalah kursi sama meja," ujarnya.
Dari situ, Arief tidak menduga peminat produknya sangat menyukai kursi dan meja tersebut. Akhirnya, Ia berinisiatif untuk membuat benda lain dari kardus.
Semenjak ikut WMM, Arief mengungkapkan, jangkauan pemasarannya semakin luas. Namanya lebih dikenal banyak orang, bahkan teman-teman sesama wirausahawan muda ikut mempromosikan produknya.
"Dampak paling besar ikut WMM yang pasti adalah publikasi semakin bagus. Berkat WMM, makin dikenal banyak orang terus dari WMM juga banyak yang merekomendasikan untuk beli dan dekorasi," terang Arief.
Sudah berjalan sekitar empat tahun, Dus Duk Duk kini sudah merambah dunia internasional. "Sudah kirim ke Italy, Jepang, Korea Selatan dan Australia," jelasnya.
Tak hanya menjual furnitur, Dus Duk Duk juga melayani jasa dekorasi seperti mall, toko, butik dan booth-booth pameran. Arief mematok harga furniture minimal Rp 375 ribu dan dekorasi minimal Rp 10 juta.
"Harga maksimal tak terhingga karena bisa custom jadi disesuaikan harganya sesuai pesanan," jelas Arief.
Usaha yang cuma bermodal awal Rp 5 juta ini kini bisa meraup untung puluhan hingga ratusan juta setiap bulannya. Arief kini sudah mempunyai sekira 15 karyawan.
WMM sendiri merupakan salah satu program CSR Bank Mandiri yang bertujuan membantu pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Program ini diwujudkan secara berkesinambungan dan fokus pada generasi muda yang merupakan penerus bangsa.
Program CSR WMM yang sudah bergulir sejak tahun 2007 ini mempunyai juga bertujuan agar anak muda Indonesia menjadi generasi yang mandiri, sehingga bukan hanya menjadi generasi pencari kerja namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan pekerjaan. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari usahanya mengubah kayu bekas, omzet Rp45 juta bisa dikantongi tiap bulan.
Baca SelengkapnyaIa memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak.
Baca SelengkapnyaBerlatar belakang dari keluarga yang pedagang, Alvin selalu menanamkan tekad dan semangat berwirausaha dalam dirinya.
Baca SelengkapnyaDari pengakuannya, pria ini berhasil membangun bisnis makanan ringan dengan modal Rp50 ribu saja.
Baca SelengkapnyaAbidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.
Baca SelengkapnyaPengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaBelajar dari diri sendiri yang menghabiskan Rp200 ribu per bulan untuk laundry baju, pria ini pilih buka usaha sendiri.
Baca SelengkapnyaMantan guru honorer itu memulai usahanyan benar-benar dari bawah, bahkan tanpa modal.
Baca SelengkapnyaKisah Gusti tentu layak dijadikan contoh sebagai sosok yang inspiratif karena berani mengambil risiko dan tidak terlena bekerja di perusahaan mapan.
Baca SelengkapnyaRio mendirikan Kahasil, sebuah bisnis yang bergerak di bidang aksesori, khususnya aksesori wanita.
Baca SelengkapnyaSuparno, warga Tulungagung Jawa Timur ini tak menyerah saat bisnisnya gagal. Ia beralih jualan empon-empon. Hasilnya, baru setahun ia bisa beli mobil cash.
Baca Selengkapnya