Dulu Karyawan Biasa, Pria Ini Merantau ke Jakarta Buka Usaha Laundry Omzetnya Miliaran Rupiah
Belajar dari diri sendiri yang menghabiskan Rp200 ribu per bulan untuk laundry baju, pria ini pilih buka usaha sendiri.
Belajar dari diri sendiri yang menghabiskan Rp200 ribu per bulan untuk laundry baju, pria ini pilih buka usaha sendiri
Dulu Karyawan Biasa, Pria Ini Merantau ke Jakarta Buka Usaha Laundry Omzetnya Miliaran Rupiah
Ide Usaha
Apik Primadya bisa menghasilkan miliaran rupiah dari usaha laundry yang ia dirikan pada tahun 2008 silam di Jakarta.
Padahal, usaha itu awalnya hanya celetukan seorang teman yang menanyakan mengapa Apik tidak membuka usaha laundry.
Saat dieksekusi ternyata bisnis itu membuatnya cuan besar.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Apa yang membuat seseorang menjadi wirausahawan? ‘Dan ketika mencari investasi bisnis, Anda harus bisa menunjukkan kenapa Anda yang tepat. Itu adalah perbedaan utama, itu yang membuat seseorang menjadi wirausahawan,’ ungkapnya.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Apa ciri khas wirausahawan? Walaupun banyak orang dapat memikirkan konsep bisnis yang menarik, hanya mereka yang berani menginvestasikan waktu dan usaha untuk mewujudkannya yang dapat berharap untuk melihatnya berkembang.
-
Siapa yang memiliki ciri-ciri wirausahawan sejati? Wirausahawan sejati adalah orang bodoh yang pintar yang mempekerjakan orang-orang yang lebih pintar di usaha mereka.
-
Dimana pria itu bekerja? Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), insiden ini dengan cepat menjadi postingan tren teratas di platform media sosial China Weibo pada tanggal 19 September.
Merantau
Apik Primadya merantau pertama kali ke Jakarta usai dirinya lulus SMK. Setelah lulus dari SMK Telkom, ia diterima kerja di salah satu perusahaan provider internet terbesar di Indonesia. Ia menjalani pekerjaan itu selama beberapa tahun hingga diangkat menjadi pegawai tetap. Gaji yang ia terima pun terbilang tinggi.
Pertama kali datang ke Jakarta, pria kelahiran Nganjuk Jawa Timur ini kaget. Sebelumnya, ia biasa beli makan murah di Malang, tempat dirinya menimba ilmu saat SMK."Di Malang, es teh waktu itu (tahun 2001) masih Rp500, di Jakarta sudah Rp2.000," terang Apik, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Selain mendapati harga makanan dan minuman lebih mahal, Apik juga tak menyangka dengan kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Gambaran di hadapannya membuat Apik berpikir Jakarta berpotensi besar membuat para pekerja mengalami stres.
Terlena dengan Gaji
Sebagai lulusan SMK, Apik merasa gaji yang ia terima relatif tinggi dan cukup untuk membiayai hidupnya sebagai anak rantau. Ia pun tidak kepikiran akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Hingga suatu hari, kedua orang tuanya meminta Apik untuk kuliah.
Demi membahagiakan kedua orang tua, Apik kemudian mengambil kuliah kelas karyawan. Aktivitasnya sebagai pekerja dan mahasiswa membuat Apik tak sempat mencuci, ia mengandalkan jasa binatu (laundry). Dalam sebulan, Apik rata-rata menghabiskan uang Rp200 ribu untuk jasa laundry.
Apik PrimadyaAwal Bisnis
Melihat pengeluaran Apik cukup besar untuk laundry, seorang teman di Surabaya bertanya mengapa ia tidak membuka usaha laudry. Dari celetukan tersebut, Apik berpikir lebih lanjut hingga akhirnya nekat membuka usaha laundry.
Apik nekat menggunakan uang tabungannya sekitar Rp15 juta untuk modal awal. Uang itu ia belikan mesin cuci, mesin pengering, hingga membayar sewa kios. Saat itu, ia sama sekali tidak punya pengetahuan tentang bisnis laundry, ia hanya bermodal nekat belajar.Usaha laundry miliknya tidak langsung ramai. Awalnya, pengguna jasa laundry Apik adalah teman-temannya sendiri. Seiring berjalannya waktu, usaha laundry itu semakin dikenal. Apalagi ia menawarkan jasa-jasa yang masih jarang digunakan usaha sejenis.
"Tahun 2008 laundry kan belum banyak. Saat itu, layanan internet belum banyak digunakan, tapi kami sudah punya website (usaha laundry)," ujarnya. Apik Primadya
Omzet Miliaran Rupiah
Kini, Apik sudah punya 300 cabang usaha laundry. Selain itu, ia juga punya tiga swalayan khusus perlengkapan laundry. Dari sosok yang buta dunia bisnis, kini Apik bisa mengantongi omzet minimal Rp4 miliar rupiah per bulan.
(Foto: Pixabay IqbalStock)